Saturday 27 February 2021

Goresan Catatan Guru Bersama Korona Bagian 15

 



#Menulis di Blog Jadi Buku

#27 Februari 2021

Melewati Masa Pandemi, Menikmati Perjalanan Hari

Oleh: Suyati


Masa pandemi yang berlangsung lama membuat banyak kegiatan dilakukan hanya di rumah. Pemberlakuan PSBB, PKKM membuat ruang batas bergerak semakin sempit. Kegiatan pembelajaran juga berlangsung dari rumah. Kita kenal dengan istilah Belajar dari rumah (BDR) atau pembelajaran daring. Sementara guru dan pegawai berlaku WFO (Work from Home) dan WFH (Work from Home).

Ada yang berbeda saat sekarang yang saya rasakan. Yakni suasana perjalanan berangkat dan pulang jika mendapat giliran WFO. Perjalanan menuju ke tempat tugas menjadi semakin nyaman. Jika di masa-masa sebelum pandemi harus berangkat pagi dan terburu-buru karena pasti akan bertemu dengan beberapa kemacetan yang biasa terjadi di beberapa titik. Belum lagi banyaknya sepeda motor yang sebagian besar pengendaranya adalah siswa menengah atas. Kita seperti berpacu dengan waktu. Lama perjalanan pun berubah. Jika biasanya perjalanan ditempuh selama 30 menit menuju ke sekolah. Kini hanya dibutuhkan waktu 15 sampai 20 menit saja untuk saya dapat tiba di sekolah.

Pada jam-jam sekolah jalan-jalan sekarang lebih sepi. Deretan-deretan motor siswa yang biasanya berjejer dan berlawanan arus dengan kecepatan yang tinggi, kini seperti hilang. Suasana perjalanan ke sekolah menjadi lengang. Jam 06.00 sampai jam 07.00 adalah waktu terpadat pada hari-hari sebelum pandemi. Sekarang tidak lagi terjadi. Beberapa daerah pabrik yang biasanya menimbulkan kemacetan saat kehadiran dan pulang kerja. Kini pun nampakanya terurai dengan sendirinya.

Ada baiknya memang. Hari-hari yang biasanya terpacu untuk segera sampai ke sekolah. Sekarang relatif tenang. Hal tersebut menjadikan saya dapat menikmati perjalanan. Jika biasanya tidak tengok kanan kiri selama perjalanan, kini karena lengang saya dapat melihat pemandangan selama perjalanan. Kecepatan sepeda motor terpacu antara 40-45 km per jam. Dapat menikmati sepoi angin pagi yang menyegarkan sekaligus melihat pemandangan alam yang memukau. Kenapa selama ini tidak terlihat indahnya?

Sawah-sawah yang membentang hijau bak permadani terhampar. Ada gubuk –gubuk kecil di tengah persawahan, burung-burung bangau putih yang beterbangan dari pematang, petani yang bekerja dengan tekun di tengah lumpur dan tanaman. Bukit-bukit hijau yang mengelilingi. Indah melindungi. Semuanya seperti lukisan yang ditayangkan selama perjalanan pagi dan sore pulang dari sekolah. Ke mana lukisan itu selama ini?

Apakah keindahan itu baru saja tercipta setelah pandemi ini berlangsung? Atau baru sekarang saya menikmatinya? Perjalanan yang tenang dan tidak terburu-buru karena jalan raya lengang dan lancar. Barangkali ini efek positif pandemi covid 19 secara spesifik bagi saya. Selalu ada hal baik yang dapat kita ambil pelajaran dan hikmahnya. Semoga kenyamanan perjalanan ini menjadi penambah imunitas diri di saat masih menghadapi berlangsungnya perkembangan penyebaran virus korona di Indonesia. Semoga. Salam sehat selalu. Salam literasi.

2 comments:

  1. Segala peristiwa selalu ada suatu maksud. Saat- saat inilah kita menyadari betapa indahnya Anugerah Tuhan,yang selama ini terlewatkan tanpa memandang,karena kesibukan kita.semoga sukses selalu Bu Yati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Bu, kita seperti diberikan kesempatan menikmati ritme kegiatan yang lebih pelan.

      Delete

Menasehati Tanpa Penolakan

 *ABCo Inspirasi Ramadhan (AIR) VI  Edisi Hari ke-17* *17 Ramadhan 1445 H/Kamis, 28 Maret 2024* "HYPNOPARENTING: menasehati anak tanpa ...