#Lomba Blog Menulis di Blog Menjadi Buku
# 7 Februari 2021
Oleh: Suyati
Menulis dan membaca adalah dua ketrampilan yang sudah kita pelajari dan kita peroleh dari tingkat pendidikan di sekolah dasar. Bahkan di pendidikan anak usia dini pun sudah diperkenalkan meskipun dengan permainan. Kedua ketrampilan ini menjadi salah satu indikator penentu kemampuan siswa dalam menguasai materi yang disampaikan.
Lalu bagaimana kaitan menulis dan membaca bagi seorang penulis? Menurut Andrias Harefa dalam bukunya “Agar Menulis, Mengarang Bisa Gampang” menyatakan bahwa membaca adalah aktivitas makan-minumnya pengarang. Jika ia tercukupi makan dan minumnya maka kondisinya akan fit dan segar. Sebaliknya bila tubuhnya tidak terisi cukup nutrisi dari makan dan minumannya maka ia akan lemah dan tidak produktif. Demikian juga dengan membaca.
Jika seorang penulis tercukupi bahan tulisannya dari berbagai referensi bacaan, maka ide akan mengalir dengan lancar. Sebaliknya jika ia sangat kurang membaca, kurang melakukan riset untuk bahan tulisannya, kurang sensitif terhadap kejadian di lingkungannya, hampir bisa dipastikan ia akan kehilangan ide. Membaca itu supplement food atau energy drink bagi penulis professional. Sebuah tambahan energy yang luar biasa untuk menulis.
Bisa dikatakan menulis dan membaca tidak dapat dipisahkan. Apabila penulis kurang membaca maka akan terjadi kebuntuan dalam menuliskan dan mengeluarkan ide-ide tulisannya. Munculnya ide adalah datang dari pengamatan ditambah perenungan mengenai situasi yang sedang terjadi di sekitar, bisa saja dari koran, majalah, buku, informasi di situs-situs internet dan email, film, berita, kuis di televise, di mana saja.
Ada beberapa usaha yang dapat kita lukakan untuk dapat meningkatkan minat membaca kita. Usahakan itu antara lain adalah :
- Komitmen membaca setiap hari minimal 20-30 menit.
- Berlangganan surat kabar, majalah atau tabloid.
- Ke perpustakaan umum.
- Mengkliping artikel dan tulisan menarik dari koran, majalah, tabloid dan surat kabar.
- Mendengarkan radio.
- Surving ke internet.
Jika hal-hal di atas dilakukan secara kontinyu dan konsisten maka kemampuan membaca kita akan semakin meningkat tanpa kita sadari. Dan itu psti akan berpengaruh positif terhadap kemampuan menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan.
Di masa pandemi ini kegiatan membaca mungkin lebih banyak menggunakan buku-buku digital. Tetapi tidak dapat dipungkiri buku-buku bisa pun masih dapat dibaca. Kenyamanan dan ketidaknyamanan yang timbul dari kedua jenis buku tersebut tentu tinggal disesuaikan dengan kondisi masing-masing pembaca. Sebagai seorang penulis tentu sudah paham bahwa membaca sebenarnya tidak hanya pada buku tetapi juga mbaca kondisi lingkungan sekitar pun masuk kedalam katagori membaca.
Kita mengenal istilah ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). Kegiatan ATM ini sangat terkait dengan membaca. ATM dilakukan ketika kita membaca. Kita mengamati gaya bahasa yang digunakan oleh penulis lain. Dengan membaca karya-karya tulisan orang lain kita akan bisa mengamati bagaimana penulis tersebut menyampaikan idenya. Belajar cara penulisan yang menarik dan juga cara penulisan dengan EYD yang benar. Selanjutnya dari pengamatan membaca tersebut kita bisa meniru dan kemudian memodifikasi sesuai dengan bahasa kita sendiri.
Jadi tidak ada alasan bagi seorang penulis untuk tidak meluangkan waktu guna membaca. Membaca apa pun sebagaimana ia menulis apa pun dari hal di sekitarnya. Bacalah, bacalah dan bacalah, demikian agama mengajarkan untuk melakukannya dalam kehidupannya sehari kita. Memperbanyak bacaan dari berbagai sumber dan menyegerakan menulis idenya dari bacaan tersebut sampai menjadi sebuah tulisan. Selamat membaca dan terus berkarya. Salam literasi.
Betul sekali bunda.. menulis bs lancar klo bnyak buku yg kita bc sbg referensi..
ReplyDeleteBerusaha mempertahankan membaca lewat gawai dan blog Bapak Ibu semua.
DeleteMembuat kliping, sudah Lama Sekali tidak membuat hal tersebut.
ReplyDeleteAyo Terus berliterasi
Benar Pak kliping sy buat beberapa th lalu tgn artikel berbagai tema. Membacanya sekarang, jadi luar biasa.
DeleteIya bu, yuk baca dan baca karya orang lain. Selain dapat ilmu juga menjalin sikap sosial yg tinggi.
ReplyDeleteBetul Bu, memotivasi diri terus untuk konsisten membaca dan menulis.
DeleteLiterasi lingkungan juga masuk kategori membaca ya? Salam literasi
ReplyDeleteYa literasi sosial, peka terhadap lingkungan
DeleteBetul sekali, Bu Suyati. Untungnya saya tetep membaca buku, meskipun itu buku cerita anak setiap mau menidurkan anak. 😁
ReplyDeleteWah ini jadwal wajib anak saya juga, jadi inspirasi mendongeng.
ReplyDeleteMembaca, membaca, membaca, segera menulis. Wah, benar sekali, Bu.
ReplyDeleteIya membaca terus tanpa ditulis, akhirnya juga lupa. Harus diikat dengan menulis. Menulis tanpa banyak membaca juga tidak berkembang.
ReplyDeleteTulisan ibu sebagai pengingat bagi saya. Selain membaca juga menulis.
ReplyDeleteSemoga bermanfaat. Terima ksih kunjungannya.
DeleteMantap Bu,membaca memperkaya wawasan.
ReplyDeleteBetul Ibu, memperluas cara pandang.
ReplyDelete