Monday 15 February 2021

Goresan Catatan Guru Bersama Korona Bagian 3

 




# Menulis di Blog Menjadi Buku

#15 Februari 2021


Link Presensi yang Belum Update


Oleh: Suyati

Masa pandemi ini membuat segala pembelajaran dilakukan secara online. Termasuk salah satunya adalah penilaian dan presensi. Setiap kelas melalui wali kelasnya memberikan link untuk presensi peserta didik. Di sana tidak hanya berisi tentang kehadiran tetapi juga tentang kegiatan rutin mereka di rumah. Antara lain membantu orang tua, membaca Al Quran, shalat 5 waktu dan belajar mandiri atau tidak.

Pada awal-awal pemberian presensi, peserta didik tampak antusias mengisi link yang diberikan. Tetapi setelah satu bulan berikutnya mulai ada penurunan jumlah yang mengisi presensi tersebut. Seringkali alasan yang mereka ajukan adalah karena lupa. Untuk mencegah hal tersebut terjadi maka sebelum batas akhir mengisi link, sekitar jam 11.00 peserta didik diingatkan oleh wali kelas masing-masing. Nah barulah peserta didik lengkap mengisi link yang diberikan.

Pada bulan berikutnya ketika link dibagikan anak-anak serta merta mengisi. Tetapi hari ini agak berbeda. Link tidak bisa dibuka. Anak-anak di grup mulai gelisah. Pertanyaan dan konfirmasi dari mereka bermunculan di WAG kelas. Apa yang terjadi ya? Akhirnya aku mencoba mengutak atik google formulir yang digunakan untuk membuat presensi kelas. Ada beberapa pengaturan yang harus dikerjakan oleh pemilik akun. Karena bukan saya sendiri yang membuatnya ketika itu tapi dibantu oleh teman, kini bingung sendiri. Waktu terus berjalan. Anak-anak semakin ramai di grup WA kelas. Aku semakin bingung terlebih saat ini saya dalam posisi WFH (Work from Home). Kalau WFO (Work from Office) mungkin bisa langsung bertanya pada yang lebih paham.

Saya belum mengetahui di pengaturan yang mana yang harus disesuaikan sehingga link bisa terbuka. Mencoba menelpon teman yang sudah mempelajari google formulir terlebih dahulu. Kira-kira permasalahannya dimana dan solusinya bagaimana. Meski agak kesulitan karena petunjuk disampaikan lewat suara. Saya memintanya untuk mengirimkan gambar-gambar seluruh petunjuknya. Dengan perlahan-lahan saya mencoba mengikuti langkah-langkah yang diberikan.

Ternyata permasalahannya ada pada pengaturan waktu berlakunya google formulir itu sendiri. Selama ini saya mengira itu sudah disetting untuk sepanjang waktu. Ternyata tidak. Google formulir link yang ada disetting hanya untuk satu bulan yang berjalan. Sehingga di tanggal 1 harus diperbarui kembali dan mengatur waktu kembali. Aplikasi yang belum terpasang akhirnya aku coba memasangnya. Meski bingung tetapi ketika dapat menyelesaikannya, rasanya senang sekali. Akhirnya setelah berkutat dengan masalah google form presensi, link bisa dibuka dan peserta didik segera mengisinya. Satu persatu memberikan konfirmasinya “Bu linknya sudah jadi”. “Alhamdulillah sudah presensi, bu.” Dan semacamnya. Lega rasanya.

Dari peristiwa ini saya banyak belajar. Belajar untuk tidak tergantung pada orang lain. Karena pada saat-saat tertentu masalah muncul tidak tahu di mana. Jika kita mengetahui proses awal pembuatannya mungkin kita akan cepat menyelesaikannya. Belajar untuk memperbarui pengetahuan kita. Terlebih berkaitan dengan teknologi. Kita tidak mungkin lepas dari hal tersebut sekarang. Guru yang berhenti belajar sama artinya berhenti mengajar. Yuk terus belajar. Perbarui pengetahuan kita setiap hari. Belajar dari manapun.


No comments:

Post a Comment

AIR #26 Ketika Engkau Merasa Lelah dalam Kebaikan

 KETIKA ENGKAU MERASA LELAH DALAM KEBAIKAN Oleh : Aris Ahmad Jaya Teruslah berbuat baik meski engkau merasa lelah. Karena sesungguhnya lelah...