# Menulis di Blog Jadi Buku
#21 Februari 2021
PJJ,
Saatnya Keluar dari Zona Nyaman
Oleh:
Suyati
Zona nyaman adalah wilayah di mana kita sudah merasa enjoy dengan keadaan kita dan sekitarnya. Sebagian besar orang mendambakan zona nyaman ini segera dapat diraih. Tetapi benarkah hidup berhenti di zona nyaman?
Perubahan sistem pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran daring atau online adalah salah satu bentuk ketidaknyamanan zona bagi diri kita. Mau tidak mau kita harus berubah. Kita memang sudah nyaman dengan bertemu langsung dengan peserta didik. Lima S tentu sudah menjadi bagian dari pembelajaran tatap muka. Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pembelajran tatap muka. Guru dengan peserta didik saling dekat. Orang tua dengan sekolah pun bekerja sama dengan baik.
Tetapi tiba-tiba karena pandemi covid 19 kenyamanan itu pergi. Sebenarnya ia tidak hilang. Hanya bergeser. Tetapi proses yang cepat dan mendadak bagi sebagian orang tidak mudah untuk dilakukan. Peserta didik harus berada di rumah dan belajar dari rumah. Interaksi satu dengan yang lain dibatasi. Tentu hal ini sangat tidak mudah bagi mereka. Mereka harus membatasi diri dengan protocol yang ketat. Tentu berbeda rasa bertemu langsung dengan saling menyapa lewat telepon/HP.
Demikian pula bagi guru. Biasanya guru menyapa langsung dengan senyum dan jabat tangan. Kini semunya tidak bisa dilakukan. Guru biasanya menyelesaikan proses pembelajaran dalam sehari hingga jam 14.00 kini bisa menjadi bekerja 24 jam untuk menerima setoran pekerjaan peserta didik. Materi yang biasanya disampaikan langsung kini harus dilakukan dengan aplikasi WA, video, rekaman suara dan berbagai jenis media online lainnya. Perubahan ini tentu tidak mudah. Terlebih bagi guru-guru yang, maaf, sudah menjelang usia senja. Perubahan ini terlalu cepat untuk dilakukan. Tetapi juga tidak mungkin untuk dihindari.
Tidak kalah dengan peran orang tua. Orang tua yang biasanya menyerahkan berbagai kegiatan putra-putri mereka ke sekolah dari pagi hingga siang. Kini justru mereka menjadi pendamping sekaligus guru mereka. Meskipun bukan guru sebagaimana guru-guru di sekolah. Tetapi menjelaskan materi agar anak paham menjadi pekerjaan besar untuk mereka. Belum lagi untuk memotivasi mereka tetap aktif dalam pembelajaran daring. Itu menjadi hal yang menguras tenaga pula. Sehingga tidak bisa dipungkiri, PJJ menjadi masalah tersendiri bagi orang tua terutama yang memiliki pendidikan yang tidak memadai. Alih-alih membuat anak-anak mereka belajar dan faham terhadap materi yang disampaikan, malah yang muncul adalah emosi kemarahan.
Tentu saja keluar dari zona nyaman bukanlah suatu yang mudah. Ini membutuhkan keberanian sendiri untuk menaklukannya. Menurut sehatq.com, ada beberapa alasan yang menjadi dasar mengapa kita harus keluar dari zona nyaman.
- Bisa membuat Anda lebih menggali potensi diri dan berkembang
- Membuat hidup menjadi lebih menarik karena Anda dapat mengeksplorasi diri
- Menjadi cara yang tepat untuk mengenal diri sendiri
- Meningkatkan kebahagiaan karena Anda menemukan dan mengalami hal-hal baru yang dapat memicu lepasnya dopamin
- Memperluas hubungan sosial yang Anda miliki, baik teman maupun kolega baru
- Dapat memberi kepuasan tersendiri jika Anda bisa melewatinya dengan baik
- Bisa membuat Anda menjadi orang yang lebih percaya diri.
Masa pandemi covid 19 mungkin memang berlangsung lama. Tetapi ada pelajaran yang dapat diperoleh darinya. Keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Baik untuk guru, orang tua, peserta didik, bahkan sekolah. Mungkin awalnya akrena alasan keadaan teapi lambat laun keterpaksaaan ini akan menjadi jalan untuk menjadi manusia-manusia yang selalu berkembang. Tidak statis dan berhenti. Selamat berjuang keluar dari zona nyaman. Jika kita telah melewatinya, seperti pernyataan di atas kita akan mendapatkan kepuasan. Salam literasi. Salam perjuangan.
No comments:
Post a Comment