Pengalaman Penilaian dengan CBT
Oleh: Suyati
#Menulis di Blog Jadi Buku
#24 Februari 2021
“Alah bisa karena biasa” barangkali bisa menggambarkan apa yang saya sampaikan dalam tulisan catatan guru bersama korona ini. Segala kesukaran tidak akan terasa lagi apabila sudah biasa.
Hari ini adalah jadwal pelaksanaan kegiatan penilaian untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Mapel yang saya ampu. Persiapan sudah dilakukan untuk proses penilaian ini. Ada 2 cara penilaian yang digunakan. Yaitu google form dan CBT (Computer Based Test). Yang wajib digunakan adalah google form. Hal ini dikarenakan google form sudah disepakati sebagai cara penilaian sebelumnya. Tetapi karena kita juga diharapkan dapat memanfaatkan e-learning yang sudah diupdate maka yang memiliki kemampuan membuat soal penilaian di CBT, menggunakan e-learning. Persiapan untuk penilaian dengan CBT ini tentu terlalu mepet sementara pengetahuan kita terhadap fitur-fitur di e-learning msih sangat minim. Temasuk penggunaan penilaian CBT. Maka hanya beberapa guru yang bersedia menggunakannya. Beberapa hari yang lalu hanya satu kelas yang baru menggunakan CBT. Kendala yang terlihat belum banyak terungkap.
Cara pertama adalah dengan menggunakan google formulir. Peserta didik nampaknya sudah mulai terbiasa dengan aplikasi google formulir. Hal itu sudah dilaksanakan mulai dari presensi kehadiran setiap hari di dalam pembelajaran daring. Sebagian besar sudah tidak mengalami kendala. Masalah yang muncul biasanya terkait dengan gambar yang tidak muncul di dalam soal karena terbatasnya sinyal di tempat peserta didik tinggal. Tetapi nampaknya pertanyaan tentang proses mengerjakan dengan google form tidak banyak masalah.
Cara kedua adalah dengan menggunakan sistem CBT (Computer Based Test) e-learning. Ini termasuk cara baru. Sebagian besar guru masih menggunakan google formulir untuk penilaian sekarang. Menggunakan cara kedua ini masih membuat gamang para guru karena pengalaman agak sedikit ribet pada penilaian sebelumnya. Kegagalan login, beberapa data yang harus dimasukkan untuk login, seringnya proses masuk yang gagal oleh peserta didik, dan banyaknya pertanyaan peserta didik dalam prosesnya yang tidak dapat dijawab oleh wali kelas. Penguasaan dan pengetahuan tentang berbagai kendala sistem e-learning ini yang mencoba dihindari. Karena system baru memang diperlukan penyesuaian sekaligus pelatihan untuk menggunakannya secara maksimal untuk proses pembelajaran.
Saya sendiri mencoba keduanya. Cara pertama bukan tanpa masalah tetapi boleh dikatakan bisa diminimalkan. Pertanyaan yang muncul sebagian besar tentang masuk yang sedikit terlambat dari setingan waktu yang dipakai. Dan bisa diatasi dengan merefresh link yang dibagikan. Pertanyaan yang lain yang muncul dari google form adalah gambar soal yang tidak muncul di dalam soal. Ini jelas karena kondisi sinyal yang kurang bagus. Saya memintanya menunggu dan mengulang proses dengan merefreshnya terlebih dahulu. Memang sebagian besar cuaca hari ini hujan dan mendung. Barangkali itu menjadi salah satu sebab sinyal kurang bagus.
Sedangkan cara kedua, yaitu cara e-learning. Luar biasa respon peserta didik. Meskipun sudah diberi cara dan proses pengerjaan dari mulai login sampai selesai dengan langkah-langkah detail, diperkuat dengan gambar dan video, ternyata belum cukup membuat paham. Begitu no token diberikan, pertanyaan mulai bermunculan. Apa itu username, password dan token. Padahal sebelumnya sudah diberikan file nisn, password masing-masing peserta didik perkelas oleh wali kelas masing-masing. Apakah mereka tidak membacanya sama sekali?
Hampir seharian ini HP full berbunyi dan memberikan notifikasi pesan tanpa henti. Meski WFH saya nyaris tidak bisa melepaskan HP karena pertanyaan terus muncul dari kelas-kelas yang menggunakan CBT. Benar-benar harus diberikan perhatian satu-persatu berbagai kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik. Hal yang baru memang memerlukan waktu penyesuaian dan latihan. Satu yang menyebabkan hal ini terjadi adalah karena kurangnya simulasi yang saya laksanakan sebelum menggunakan CBT ini. Sebabnya tidak lain adalah sempitnya waktu persiapan pembuatan soal hingga pelaksanaan penilaian CBT. Memang agak sedikit nekad saya menggunakan ini. Tujuannya adalah membiasakan hal-hal yang baru untuk diri saya sendiri dan sekaligus untuk peserta didik. Perubahan teknologi begitu cepat. Jika kita tidak mau belajar dengan cepat maka kita akan tertinggal.
Satu hal yang saya pelajari dari proses penilaian CBT adalah kesiapan dan penguasaan kita terhadap proses CBT sehingga apabila ada kendala kita bisa memberi solusi dan penyelesaian kepada peserta didik. Mereka membutuhkan jawaban yang cepat karena brkaitna dengan penilaian. Jika ada kendala mereka akan cemas dalam proses penilaian. Tentu hal ini bisa mempengaruhi hasil penilaian. Pelajaran kedua adalah berani mencoba. Mungkin kita akan menghadapi banyak masalah tetapi dari masalah-masalah yang dihadapi kita menjadi tahu bagaimana solusi dan penyelesaiannya. Kita menjadi tahu persisi apa saja masalah yang mungkin muncul dalam penggunaan suatu sistem.
Dari berbagai kendala juga diharapkan peserta didik pun belajar proses yang baru dengan semangat. Tidak takut dalam mencoba sesuatu. Mereka akan terbiasa menggunakannya jika kita sebagai guru pun mengaplikasikannya dalam pembelajaran. Selamat terus belajar dan berproses. Tantangan ini bukan untuk dihindari tetapi untuk ditaklukkan. Percayalah, kita pasti bisa.
No comments:
Post a Comment