Monday 22 February 2021

Goresan Catatan Guru Bersama Korona Bagian 10




#Menulis di Blog Jadi Buku

# 22 Februari 2021

Belajar Link, Belajar Kedisiplinan dan Ketelitian
Oleh: Suyati


Perubahan-perubahan yang terjadi akibat pandemic mulai terbiasa kita rasakan. Kita memang harus berdampingan dengan virus ini. Tidak mengabaikan tetapi tidak pula kita bisa menghindarinya. Berbagai sektor sudah tepengaruh dengan keadaan ini. Kebiasaan-kebiasaan baru dituntut untuk dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan keadaaan.

Salah satu yang terjadi pada guru adalah tentang presensi/kehadiran dalam bekerja. Setelah dberlakukan finger print untuk presensi selama beberapa tahun ke belakang. Awalnya presensi ddengan menggunakan finger print mendapat banyak kritikan. Tetapi seiring berjalannya waktu, akhirnya pun kita bisa menyesuaikan dan akhirnya terbiasa. Kini karena merebaknya virus ini system presensi diubah dengan sistem online. Sekarang harus berganti pola kembali.

Yang ingin saya sampaikan di sini bukanlah tentang presensinya. Tetapi pola yang digunakan. Karena kita menggunakan link kadang-kadang ketika kita meyimpannya maka akan muncul kerepotan luar biasa. Bagi yang menyimpannya kita tinggal klik saja. Internet jalan dan kuota tersedia maka lancarlah. Tetapi bagi yang tidak ini akan menimbulkan kebingungan. Ketika kita harus mengetik alamat yang diberikan maka tidak satu pun kesalahan yang diperbolehkan masuk ke dalamnya. Jika kita salah mengetik satu karakter slah maka proses akan tertolak.

Yang kedua adalah penyampaian materi pelajaran. Kita bisa menggunakan blog, google, classroom, youtube dan berbagai fasilitas online lainnya. Sama halnya dengan link presensi, jika kita salah memasukkan link kita pada fasilitas pembelajaran tersebut maka kita tidak akan mendapatkan materi tersebut. Materi tersebut tidak dapat dibuka.

Berikutnya adalah link-link tentang sertifikat atau pengumpulan suatu dokumen. Pada saat sekarang banyak pengarsipan dokumen-dokumen yang dilakukan lewat online. Kita diminta untuk mengumpulkan dokumen-dokumen tentang kepegawaian, tentang kenaikan pangkat, tentang sertifikat, dan alin sebagainya melalui link. Tentu ini akan berbahaya dan sekaligus merugikan jika kita sampai salah link. Apa yang seharusnya dikirim akhirnya tertunda bahkan gagal terupload karena salah penulisan karakter pada link.

Bahasa pemrogramanan mungkin di kalangan penikmat teknologi tidak asing lagi. Tetapi bagi yang jarang berkutat dengan hal tersebut adalah hal yang membingungkan. Memang link tersebut tidak harus diingat. Kita hanya perlu menyimpannya dean kemudian kita bisa mengkopi paste di lain kesempatan. Kalau tidak demikian maka akan bolak-balik akses kita ditolak oleh komputer atau jaringan kita. Ini yang kadang akhirnya memakan waktu proses dari kegitan presensi dan penyampaian materi. Keluhan link tidak bisa dibuka sering mewarnai. Dan kadang-kadang hal tersebut terjadi karena hal-hal yang sepele saat kita memasukkan link yang diberikan. Ketelitian dan perhatian mutlak diperlukan untuk bisa menggunakan Bahasa pemrograman ini dengan baik. Hanya karena kurang tanda titik (.), salah membedakan strip (-) dengan slash (_), menggunakan koma dan sampai menulis karakter huruf dan angka salah menjadi masalah yang tidak bisa dianggap kecil dalam pembuatan link dalam penyampaian materi.

Berkaca dari kebingungan dan kegagalan masuk karena memasukkan karakter salah dalam link. Saya lebih berhati-hati. Tidak menganggap sepele apa yang kita anggap tidak penting. Juga meningkatkan kedisplinan dalam segi yang lain. Tidak asal dan sembarangan. Karena akibatnya tidak main-main. Kegagalan kita masuk pada sebuah link tentu akan merugikan diri kita sendiri. Selain kita tidak mendapatkan apa yang kita tuju. Lebih dari itu kita sama sekali tidak bisa masuk ke dalamnya. Nah solusinya latih ketelitian dan kedisplinan diri mulai dari menuliskan atau mengetik link secara tepat dan benar sesuai yang diberikan. Salam literasi.


No comments:

Post a Comment

Menasehati Tanpa Penolakan

 *ABCo Inspirasi Ramadhan (AIR) VI  Edisi Hari ke-17* *17 Ramadhan 1445 H/Kamis, 28 Maret 2024* "HYPNOPARENTING: menasehati anak tanpa ...