Siapa yang tidak kenal film Upin dan Ipin? Saya kira tidak ada ya? Semua mengenal filmnya maupun versi di layar televisi. Upin dan Ipin sudah menjadi tontonan wajib bagi anak-anak termasuk anakku. Ia sudah hafal betul jam berapa saja film ini ditayangkan di layar kaca. Meski sekarang lebih jarang menonton televisi tapi jadwal menonton Upin dan Ipin tidak boleh terlewatkan. Biasanya ia akan menonton bersama-sama teman-temannya di rumah.
Perkembangan pengenalannya terhadap tokoh-tokoh Upin dan Ipin ternyata luar biasa. Sekarang ia sudah mampu menganalisis karakter dari masing-masing tokoh pemain di sana. Seperti sore ini ia bercerita dengan teman-temannya siapa saja pemain di Upin dan Ipin. Mereka saling menyebutkan tokoh-tokoh. Ia mulai menganalisis karakter mereka. Misalnya, Upin dan Ipin, suka membantu Atuk dan pengen menjadi detektif. Upin dan Ipin suka makan ayam goreng. Ijat yang penakut dan suka pingsan. Ikhsan menurutnya orang kaya yang suka makan dan manja. Mey-Mey yang suka bermain masak-masakan, pakai kacamata dan suka membaca. Susanti orang Indonesia yang suka memotret. Mail yang suka berjualan. Apa-apa harus dibayar. Tidak boleh ada yang gratis. Jarjit yang suka berpantun dan pakai topeng. Opah, nenek yang sayang sama Upin dan Ipin. Atuk giginya ompong dan suka berkebun. Satu demi satu mereka saling melengkapi analisis mereka.
Mendengar analisis mereka saya berdecak kagum. Ternyata anak-anak tidak hanya sekedar menonton seperti yang saya kira. Mereka mencermati apa yang mereka tonton. Mungkin inilah yang menjadi alasan, anak-anak harus didampingi saat mereka menonton televisi. Ada satu tokoh yang belum mereka sebutkan dalam cerita mereka, yaitu Kak Ros. Aku akhirnya ikut bergabung penasaran. Saya tanya tentang Kak Ros. “Kalau Kak Ros bagaimana?” Sejenak anakku diam. Teman-temannya juga diam, berpikir untuk mencoba menjawab. Tiba-tiba anakku menjawab, “Kak Ros itu kayak Mama. Suka marah-marah. Apa-apa nggak boleh dilakukan Upin Ipin.” Mendengar jawaban anakku, aku tercengang. Duh jawabannya mak jleb banget. Teman-temannya tertawa, mungkin membenarkan. Begitukah aku selama ini? Pemarah kayak Kak Ros? “Tapi aku sayang Mama. Kayak Upin Ipin sayang Kak Ros,” ucapnya sambil memelukku di depan teman-temannya. So sweet, my little angel! Love you, too.
Itulah luar biasa TV dan media sejenisnya Bu, jika tontonan baik maka merek akan meniru yang baik. Jika tidak bisa merusak anak"
ReplyDeleteBetul Bu. harus selektif betul memilih tontonan.
DeleteAnak-anak baik yang sayang mamanya 😍
ReplyDeleteAamiin Bu.
DeleteHahaha.. bener bun, kita dibilangin cerewet atau galaklah... tp setelah besar mereka paham nahwa kita lakukan itu krn sayangnya kita..
ReplyDeleteBegitu ya Ambu? Semoga demikian nantinya.
DeleteAnimasi yg baik yg dpt berikan contoh yg baik juga.. membentuk akhlak baik mmg tdk mudah
ReplyDeleteAlhamdulillah anak-anak menyukai animasi ini.
DeleteTontonan bisa menjadi tuntunan asal ada pendampingan yang tepat dari orang tua
ReplyDeleteBetul pendampingan mutlak diperlukan, Pak.
DeleteDaya kritis dan analitis yang harus terus di dampingi ortu. Mantap bu.
ReplyDeleteSemoga selalu bisa mendampingi dan membimbing mereka.
DeleteSayangnya tayangan anak yang bagus di tv kalah banyak dengan tayangan orang dewasa
ReplyDeleteBetul gempuran tontonan dewasa semakin luar biasa. Teladan menjadi tantangan.
ReplyDeleteSeperti anak saya,tiap buka tv yang diminta Upin Ipin,meski hanya pake flasdisk..🤭😄
ReplyDeleteNggak apa-apa Pak. Masih tergolong tontonan yang aman.
Deletekayak Mama. Suka marah-marah. Ha ha ha, kejujuran dan kepolosan anak.
ReplyDeleteBenar kadang kejujuran dan kepolosannya luar biasa.
DeleteKata anakku kenapa upin ipin gak besar besar ya..
ReplyDeleteNah sekarang terjawab dengan Upin Ipin yang tidak gundul lagi, Pak.
ReplyDeleteBetul sekali, Bunda... Emak juga yg sdh tua masih suka nonton film upin+ipin.Apalagi kalau Upin+Ipin lagi dijewer kuping sama kak Ros langsung tersenyum .Trimks share ilmunya keren...
ReplyDeleteYa sekarang jadi senyum-senyum sendiri bu kalau lihat Upin-Ipin. Ingat komentarnya itu lho.
ReplyDeleteKalo kakak Ros, kaya mama suka marah-marah...
ReplyDeletehehehehehe
tapi tetap disayang....
Jujurnya itu membuat bagaimana ya?😅
ReplyDelete