_Serial Fiqih Pendidikan Anak - No: 216_
KEMULIAAN ANAK PEREMPUAN DALAM ISLAM
Di banyak masyarakat, anak perempuan sering dipandang lebih rendah dibanding anak laki-laki. Pandangan ini sudah ada sejak zaman jahiliyah. Bahkan, dahulu sebagian orang Arab jahiliyah tega mengubur anak perempuannya hidup-hidup karena dianggap aib dan beban.
Namun, Islam datang membawa pencerahan. Anak perempuan bukan lagi dianggap hina, melainkan dimuliakan. Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ sendiri memberi teladan nyata bagaimana memperlakukan putri dengan penuh kasih sayang dan penghormatan. Bahkan, Islam menjanjikan surga bagi siapa saja yang mendidik, menjaga dan membesarkan anak perempuan dengan baik.
Berikut penjabarannya:
Pertama: Jaminan Surga
Islam tidak hanya mengubah pandangan, tetapi juga memberikan motivasi kuat melalui janji balasan yang agung. Ini menunjukkan betapa besarnya nilai pengasuhan anak perempuan di sisi Allah.
Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ bersabda,
»مَنِ ابْتُلِيَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ، فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ؛ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ«
_"Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu ia berbuat baik kepada mereka; niscaya mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka". HR. Bukhari (no. 1418) dan Muslim (no. 2629).
Beliau juga bersabda,
»لَا يَكُونُ لِأَحَدٍ ثَلَاثُ بَنَاتٍ، أَوْ ثَلَاثُ أَخَوَاتٍ، أَوْ ابْنَتَانِ، أَوْ أُخْتَانِ، فَيَتَّقِي اللهَ فِيهِنَّ وَيُحْسِنُ إِلَيْهِنَّ؛ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ«
_"Siapapun yang memiliki tiga anak perempuan, atau tiga saudara perempuan, atau dua anak perempuan, atau dua saudara perempuan, lalu ia bertakwa keapda Allah dalam merawat mereka dan berbuat baik kepada mereka; past ia akan masuk surga"._ HR. Ahmad (no. 11384) dan dinilai sahih oleh Ibn Hibban serta al-Arna’uth.
Kedua: Teladan Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ terhadap Putrinya
Aisyah _radhiyallahu ‘anha_ menuturkan bahwa _“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terbiasa menyambut, menggandeng tangan, mencium dan mendudukkan Fathimah putrinya di tempat duduk beliau, setiap kali ia datang”._ HR. Abu Dawud (no. 5217) dan dinilai sahih oleh Ibn Hibban, al-Hakim dan al-Albaniy.
Kemuliaan sikap Nabi Muhammad _shallallahu ‘alaihi wasallam_ kepada Fatimah bukan sekadar hubungan emosional biasa. Namun merupakan pelajaran praktis tentang bagaimana seharusnya seorang anak perempuan diperlakukan. Bahwa anak perempuan bukan sumber aib. Justru ia adalah manusia mulia yang layak dimuliakan, disayangi dan dilindungi.
Ketiga: Kisah Nyata Para Sahabat
Para sahabat adalah generasi terbaik yang langsung memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
Jabir _radhiyallahu ‘anhu_ adalah seorang sahabat muda yang miskin. Ayahnya meninggal dunia dan meninggalkan tujuh atau sembilan adik perempuan yang harus ia urus. Agar bisa fokus mengurus dan menafkahi adik-adik perempuannya ini, Jabir memilih menikahi seorang janda yang lebih dewasa, yang diharapkan dapat membantunya. Ketika Nabi _shallallahu ‘alaihi wasallam_ mengetahui pengorbanan dan tujuan mulianya ini, beliau mendoakannya, _"Semoga Allah memberkahimu."_ HR. Bukhari (no. 5367).
Kisah ini menunjukkan tanggung jawab besar dalam memuliakan dan menjaga anak perempuan.
Sumber:
Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Senin, 8 Rabi’ul Awwal 1447 / 1 September 2025
No comments:
Post a Comment