Thursday, 25 September 2025

Jangan Menilai Orang Dari Penampilan

 ONE DAY ONE HADITS

Selasa, 23 September 2025 / 1 Rabiulakhir 1447


عن أُسَيْر بن عمرو، ويقال: ابن جابر وَهُوَ- بضم الهمزة وفتح السين المهملة- قَالَ: كَانَ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ رضي الله عنه إِذَا أتَى عَلَيهِ أمْدَادُ أهْلِ اليَمَنِ سَألَهُمْ: أفِيكُمْ أُوَيْسُ بْنُ عَامِرٍ؟ حَتَّى أتَى عَلَى أُوَيْسٍ رضي الله عنه فَقَالَ لَهُ: أنْتَ أُوَيْسُ بْنُ عَامِر؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: مِنْ مُرَادٍ ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَكَانَ بِكَ بَرَصٌ، فَبَرَأْتَ مِنْهُ إلا مَوْضِعَ دِرْهَمٍ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: لَكَ وَالِدةٌ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: سَمِعْتُ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ((يَأتِي عَلَيْكُمْ أُويْسُ بْنُ عَامِرٍ مَعَ أمْدَادِ أهْلِ اليَمَنِ مِنْ مُرَادٍ، ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ كَانَ بِهِ بَرَصٌ، فَبَرَأَ مِنْهُ إلا موْضِعَ دِرْهَمٍ، لَهُ وَالدةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ، لَوْ أقْسَمَ عَلَى الله لأَبَرَّهُ، فإنِ اسْتَطَعْتَ أنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ فَافْعَل)) فَاسْتَغْفِرْ لي فَاسْتَغْفَرَ لَهُ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: أيْنَ تُريدُ؟ قَالَ: الكُوفَةَ، قَالَ: ألا أكْتُبُ لَكَ إِلَى عَامِلِهَا؟ قَالَ: أكُونُ في غَبْرَاءِ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيَّ، فَلَمَّا كَانَ مِنَ العَامِ المُقْبِلِ حَجَّ رَجُلٌ مِنْ أشْرَافِهِمْ، فَوافَقَ عُمَرَ، فَسَألَهُ عَنْ أُوَيْسٍ، فَقَالَ: تَرَكْتُهُ رَثَّ البَيْتِ قَليلَ المَتَاع، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: ((يَأتِي عَلَيْكُمْ أُوَيْسُ بْنُ عَامِرٍ مَعَ أمْدَادٍ مِنْ أهْلِ اليَمَنِ مِنْ مُرَادٍ، ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ، كَانَ بِهِ بَرَصٌ فَبَرَأَ مِنْهُ إلا مَوضِعَ دِرْهَمٍ، لَهُ وَالِدَةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ لَوْ أقْسَمَ عَلَى اللهِ لأَبَرَّهُ، فَإنِ اسْتَطْعتَ أنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ، فَافْعَلْ)) فَأتَى أُوَيْسًا، فَقَالَ: اسْتَغْفِرْ لِي. قَالَ: أنْتَ أحْدَثُ عَهْدًا بسَفَرٍ صَالِحٍ، فَاسْتَغْفِرْ لي. قَالَ: اسْتَغْفِرْ لِي. قَالَ: أنْتَ أحْدَثُ عَهْدًا بسَفَرٍ صَالِحٍ، فَاسْتَغْفِرْ لي. قَالَ: لَقِيتَ عُمَرَ؟ قَالَ: نَعَمْ، فاسْتَغْفَرَ لَهُ، فَفَطِنَ لَهُ النَّاسُ، فَانْطَلَقَ عَلَى وَجْهِهِ. رواه مسلم. 


Dari Usair bin Amr, ada yang mengatakan bahawa ia adalah bin Jabir - dengan dhammahnya hamzah dan fathahnya sin muhmalah, katanya: "Umar bin Alkhaththab ketika didatangi oleh sepasukan pembantu - dalam peperangan - dari golongan penduduk Yaman, lalu ia bertanya kepada mereka: "Adakah di antaramu semua seorang yang bernama Uwais bin 'Amir?" Akhirnya sampailah Uwais itu ada di mukanya, lalu Umar bertanya: "Adakah anda bernama Uwais." Uwais menjawab: "Ya." Ia bertanya lagi: "Benarkah dari keturunan kabilah Murad dari lingkungan suku Qaran?" Ia menjawab: "Ya." Ia bertanya pula: "Adakah anda mempunyai penyakit supak, kemudian anda sembuh daripadanya, kecuali hanya di suatu tempat sebesar wang dirham?" Ia menjawab: "Ya." Ia bertanya lagi: "Adakah anda mempunyai seorang ibu?" Ia menjawab: "Ya." Umar lalu berkata: "Saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:


"Akan datang padamu semua seorang bernama Uwais bin 'Amir beserta sepasukan mujahidin dari ahli Yaman, ia dari keturunan Murad dari Qaran. Ia mempunyai penyakit supak lalu sembuh dari Penyakitnya itu kecuali di suatu tempat sebesar wang dirham. Ia juga mempunyai seorang ibu yang ia amat berbakti padanya. Andaikata orang itu bersumpah akan sesuatu atas nama Allah, pasti Allah akan melaksanakan sumpahnya itu - dengan sebab amat berbaktinya terhadap ibunya itu. Maka jikalau engkau kuasa meminta padanya agar ia memintakan pengampunan - kepada Allah - untukmu, maka lakukanlah itu!" Oleh sebab itu, mohonkanlah pengampunan kepada Allah - untukku. Uwais lalu memohonkan pengampunan untuk Umar. Selanjutnya Umar bertanya lagi: "Ke manakah anda hendak pergi?" Ia menjawab: "Ke Kufah." Umar berkata: "Sukakah anda, sekiranya saya menulis - sepucuk surat - kepada gabenor Kufah - agar anda dapat sambutan dan pertolongan yang diperlukan." Ia menjawab: "Saya lebih senang menjadi golongan manusia yang fakir-miskin."


Setelah tiba tahun mukanya, ada seorang dari golongan bangsawan Kufah berhaji, lalu kebetulan ia menemui Umar, kemudian Umar menanyakan padanya perihal Uwais. Orang itu menjawab: Sewaktu saya tinggalkan, ia dalam keadaan buruk rumahnya lagi sedikit  barangnya  -  maksudnya  sangat  menderita."   Umar  lalu berkata: "Saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:


"Akan datang padamu semua seorang bernama Uwais bin 'Amir beserta sepasukan mujahidin dari ahli Yaman, ia dari keturunan Murad dari Qaran. Ia mempunyai penyakit supak lalu sembuh dari penyakitnya itu kecuali di suatu tempat sebesar wang dirham. Ia juga mempunyai seorang ibu yang ia amat berbakti padanya. Andaikata orang itu bersumpah akan sesuatu atas nama Allah, pasti Allah akan melaksanakan sumpahnya itu. Maka jikalau engkau kuasa meminta padanya agar ia memintakan pengampunan - kepada Allah untukmu, maka lakukan itu!" Orang bangsawan itu lalu mendatangi Uwais dan berkata: "Mohonkanlah pengampunan - kepada Allah -untukku. Uwais berkata: "Anda masih baru saja waktunya melakukan perjalanan yang baik - yakni ibadat haji, maka sepatutnya memohonkanlah pengampunan untukku." Uwais lalu melanjutkan katanya: "Adakah anda bertemu dengan Umar?" Ia menjawab: "Ya". Uwais lalu memohonkan pengampunan untuknya. Orang-orang banyak lalu mengerti siapa sebenarnya Uwais itu, mereka mendatanginya, kemudian Uwais berangkat - keluar dari Kufah menurut kehendaknya sendiri." (Riwayat  Muslim)


Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:


1. Berbakti kepada ibu. Kunci utama kemuliaan Uwais. jika kita ikhlas, taat, dan berbakti kepada orang tua, maka kita pun bisa menjadi "Uwais" di zaman ini.

2. Doa orang shalih mustajab. Karena ikhlas dan taqwa, bukan karena popularitas

3. Kemuliaan bukan dari dunia. Uwais miskin, tapi tinggi derajatnya

4. Tawadhu’ adalah akhlak orang mulia. Umar minta doa kepada orang biasa secara status

5. Sembunyikan amal. Uwais tidak mau dikenal atau dipuji

6. Tidak menilai orang dari penampilan. Nilai sejati ada di hati dan hubungan dengan Allah


Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur'an:


1- Berbakti kepada orang tua (birrul walidain) bisa mengangkat derajat seseorang melebihi ahli ibadah, mujahid, atau tokoh masyarakat.


وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّي ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا 


Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (QS. Al-Isra’ : 23)

No comments:

Post a Comment

Rahasia Kesehatan Wanita Ada di Dalam Dirinya

 #InfoBPGroup  Kesehatan wanita sesungguhnya dimulai dari dalam — dari keseimbangan hormon, daya tahan tubuh, hingga energi yang stabil dite...