Saturday, 9 July 2022

Muhasabah di Hari Raya Idul Qurban



Meskipun pelaksanaan lebaran haji atau hari Raya Idul Adha tahun ini tidak berbarengan tetapi bersyukur semua dapat melaksanakan dengan dasar hukum masing-masing tanpa saling memusuhi. Hal tersebut tidak mengurangi kegiatan peribadahan di hari Raya idul Adha, baik yang dilaksanakan hari ini atau besok pagi.

Apa pun dan kapan pun pelaksanaan hari Raya Idul Adha Anda, saya mengucapkan selamat hari raya idul Adha tahun 1443 H. Semoga Allah SWT menerima ibadah dan kurban kita kita semua.

Ada tiga hal yang senantiasa menjadi pengingat sekaligus saat yang tepat untuk berintrospeksi diri tentang keikhlasan kita dalam menjalankan perintah Allah SWT. Peristiwa itu adalah peristiwa Habil dan Qabil, Peristiwa Siti Hajar dan nabi Ismail, serta Penyembelihan Nabi Ibrahim yang diminta untuk menyembelih putranya tercinta, Ismail. Putra yang sudah ditunggu-tunggu sekian lama dan setelah.

a) Peristiwa Habil dan Qabil



Peristiwa Habil dan Qabil terkait derat dengan pengorabanan seorang hamba kepada Tuhannya. Bahwa dalam memberikan kepada Allah SWT adalah segala sesuatu yang terbaik. Jika Allah sudah meminta maka sudah saatnya kita memberikannya dan menyerahkannya dengan ikhlas. Karena sesungguhnya segala apa yang ada pada diri kita adalah miliknya. Kita hanya mempunyai hak memakai.

Peristiwa pengorbanan kakak beradik tersebut menjadi sebuah gambaran sifat manusia. Ada manusia yang penuh kesadaran memberikan yang terbaik untuk diberikan. Namun tidak sedikit pula manusia yang sayang terhadap harta bendanya sehingga lebih memberikan yang biasa saja atau bahkan yang lebih buruk dari itu.

b) Peristiwa Siti Hajar dan Nabi Ismail

Gambar: relawan.id


Mengapa suaminya meninggalkan dia dan Ismail anaknya yang masih kecil di padang pasir yang tak bertuan? Seperti jamaknya dia hanya bisa menduga bahwa ini akibat kecemburuan Sarah, istri pertama suaminya yang belum juga bisa memberinya putra.

Hajar mengejar Ibrahim AS, suaminya, dan berteriak :

Mengapa engkau tega meninggalkan kami disini, bagaimana kami bisa bertahan hidup..?

Ibrahim AS terus melangkah meninggalkan keduanya, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh.

Remuk redam perasaannya terjepit antara pengabdian dan pembiaran

Hajar masih terus mengejar sambil terus menggendong Ismail, kali ini dia setengah menjerit, dan jeritannya menembus langit.

Wahai suamiku, ayahanda Ismail, Apakah ini Perintah Tuhanmu ?"

Kali ini Ibrahim AS, Sang Khalilulloh, berhenti melangkah.

Dunia seolah berhenti berputar.

Malaikat yang menyaksikan peristiwa itu pun turut terdiam menanti jawaban Ibrahim AS.

Butir pasir seolah terpaku kaku. Angin seolah berhenti mendesah.

Pertanyaan atau lebih tepatnya gugatan Hajar membuat semuanya terkesiap.

Ibrahim AS membalik tegas, dan berkata:"Iya, ini perintah Tuhanku!"


Hajar berhenti mengejar, dan dia terdiam.Lantas meluncurlah kata-kata dari bibirnya, yang mengagetkan semua Malaikat, serta menggusarkan butir pasir dan angin; 

"Jikalau ini perintah Tuhanmu, pergilah wahai suamiku. Tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir, Allah akan menjaga kami."

Ibrahim AS pun beranjak pergi. Dilema itu punah sudah.

Ini sebuah pengabdian, atas nama Perintah Allah, bukan pembiaran. Itulah IKHLAS.


IKHLAS adalah wujud sebuah Keyakinan Mutlak, pada Sang Maha Mutlak. Ikhlas adalah Kepasrahan, bukan mengalah apalagi menyerah kalah.

Ikhlas itu adalah _ketika engkau sanggup untuk berlari, mampu untuk melawan dan kuat untuk mengejar,_ namun.. engkau memilih untuk patuh dan tunduk.

Ikhlas adalah sebuah kekuatan untuk menundukkan diri sendiri, dan semua yang engkau cintai.

Ikhlas adalah memilih jalan-Nya, bukan karena engkau terpojok tak punya jalan lain.

Ikhlas bukan lari dari kenyataan. Ikhlas bukan karena terpaksa. Ikhlas bukan merasionalisasi tindakan, bukan mengkalkulasi hasil akhir.

Ikhlas tak pernah berhitung,tak pernah pula menepuk dada.Ikhlas itu Tangga menuju-Nya. Mendengar perintah-Nya dan mentaati-Nya.

IKHLAS adalah IKHLAS itu sendiri. Murni tanpa embel2 kepamrihan apapun. Suci bersih 100 persen, hanya karenaNya dan mengikuti KehendakNya, tidak yang lain..!!!

c) Peristiwa penyembelihan Nabi Ismail

Setelah ditinggal suaminya Ibrahim, Hajar mengendong putranya Ismail . Sambil lapar dan haus Hajar terduduk dan kaki Ismail mengepak ngelak ke pasir dan keluarlah air, yang kita sebut air zamzam. Di situ Sitti Hajar dan Ismail hidup selama belasan tahun. Setelah lsmail remaja datanglah Ibrahim dengan perintah Allah untuk menyembelih Ismail. Ismail dan Ibrahim ikhlas dan patuh kepada Allah maka ketika sudah dibaring ... ternyata Allah SWT mengganti Ismail dg domba.

"Setiap kita adalah 'IBRAHIM dan setiap Ibrahim punya ISMAIL'.....

Ismailmu mungkin HARTAMU

Ismailmu mungkin JABATANMU

Ismailmu mungkin GELARMU

Ismailmu mungkin EGOMU

Ismailmu adalah sesuatu yg kau SAYANGI dan kau PERTAHANKAN di dunia ini....

Ibrahim tidak diperintah Allah untuk membunuh Ismail, Ibrahim hanya diminta Allah untuk membunuh rasa 'KEPEMILIKAN' terhadap Ismail.

Karena hakekatnya semua adalah milik Allah...

Semoga Allah SWT menganugrahkan KESHALIHAN Nabi Ibrahim dan KEIKHLASAN Nabi Ismail kepada kita semua, agar kita bisa mengaplikasikan dalam kehidupan kita.


Jangan rendahkan dan hinakan orang lain dengan harta, jabatan dan gelarmu. dengan cara itu pada hakekatnya hanyalah akan merendahkan diri dan keluargamu sendiri. Karena di hadapan Allah hanya ketaqwaan kita yg diterimaNya.

Semoga kita bisa meniru KEIKHLASAN dan KESABARAN Keluarga Ibrahim AS. dalam menjalankan perintah ALLAH SWT serta termasuk ke dalam orang yang bertaqwa dan dirahmati ALLAH SWT. Aamiin........

No comments:

Post a Comment

Parenting Bulan Desember 2024 Musabangga

Kegiatan parenting bulan Desember 2024 dilaksanakan bersamaan dengan pembagian hasil belajar siswa atau rapor.  Kegiatan ini dilaksanakan pa...