Saturday 2 July 2022

Makanan Tradisional Khas Oleh-oleh dari Pasar

Pagi ini aku berkesempatan mengantar ibuku ke pasar. Kegiatan ini termasuk jarang kulakukan karena terbentur waktu dan kegiatan. Berangkat lebih pagi meskipun hawa dingin menggigit kulit.

Kegiatan ke pasar juga bukan kegiatan yang rutin dilakukan. Paling sering mungkin dua pekan sekali. Paling yang dibeli adalah bahan-bahan penting saja seperti telur, minyak goreng, garam, gula pasir, bawang merah, bawang putih, cabai, kentang, kemiri, dan bumbu masak yang awet lainnya.

Sementara untuk bahan-bahan sayuran dan bumbu-bumbu segar biasanya dibeli di warung -warung tetangga saja. Selain yang dibutuhkan tidak terlalu banyak juga selisih harga tidak jauh dari harga pasar. Namun jika membutuhkan dalam jumlah banyak untuk keperluan tertentu, misalnya hajatan atau syukuran maka kami akan membelinya di pasar.

Satu hal yang biasa dilakukan saat belanja ke pasar pastilah ditunggu oleh-olehnya. Jika musim lebaran maka yang ditunggu adalah baju lebaran.  Sedangkan seperti sekarang jelang musim haji tentu adalah persiapan berkurban seperti alat panggang, tusuk sate dan perangkat lainnya.

Tapi pada kegiatan belanja di pasar seperti hari -hari biasa, oleh-oleh yang ditunggu selalu adalah makanan khas. Yang sering dibeli ibu ketika pergi ke pasar adalah klepon, jiwel dan kemplang.

Klepon adalah makanan yang dibuat dari tepung ketan. Dikukus dan didalamnya berisi gula merah. Di luarnya diberi parutan kelapa. Hati -hati ketika memakannya karena gula yang ada di dalamnya bisa muncrat ketika dimakan dan mengotori pakaian. Jadi pelan -pelan dan waspada menikmatinya.

Gambar: suara.com


Makanan khas kedua oleh-oleh pasar adalah jiwel. Makanan ini berpasangan dengan petis. Jiwel adalah makanan kukus yang dibuat dari singkong yang diparut halus. 



Sementara oleh -oleh khas yang ketiga adalah kemplang. Di daerah lain disebut kue getas. Makanan ini terbuat dari tepung ketan yang digoreng kemudian dibalut dengan gula pasir yang dilelehkan. Rasanya gurih manis dan sedikit alot.

Gambar: kemplang/kue getas (omahresep)


Mungkin nama makanan tersebut berbeda-beda di beberapa daerah karena perbedaan lokasi. Namun hal tersebut malah menambah kaya khasanah budaya kuliner Indonesia.

Tiga makanan khas tersebut tidak selalu ada ketika belanja ke pasar. Bukan karena tidak dibuat tetapi lebih karena faktor datang ke pasar yang termasuk kesiangan. Makanan tersebut memang laris manis. Biasanya di pagi hari sudah dipesan oleh pedagang warung atau pedagang keliling untuk dijual kembali.

Gambar: dokumen pribadi

Bersyukur saya sekeluarga termasuk anak, yang tergolong anak milenial, masih menyukai makanan tradisional khas tersebut. Sehingga kegiatan ke pasar menjadi harapan untuk menikmati makanan khas tersebut secara beramai-ramai. Seperti menantikan sesuatu ketika ada kegiatan belanja ke pasar. 

Semoga makanan khas lainnya juga masih bertahan di masa sekarang dan yang akan datang. Yuk kita lestarikan warisan kuliner nenek moyang dengan menikmati makanan tradisional khas di masing-masing daerah. 


10 comments:

  1. Semoga sehat selalu dan mantap Bu 👍

    ReplyDelete
  2. Bikin ngiler. Penampakannya menggoda. Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah segera ke pasar Pak. Saya hanya sedia paket virtualnya hehe.

      Delete
  3. Kalo jiwel saya baru denger
    Untuk rasa sepertinya bisa dibayangkan hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rasanya karena dari singkong kayak singkong. Menjadi legit kalau dimakan dengan pasangannya, si petis Bu.

      Delete
  4. Replies
    1. Pasar Bobotsari, Purbalingga Bu. Monggo silahkan kapan-kapan mampir Bu.

      Delete
  5. Replies
    1. Ada tantangan dan kewaspadaan ya Pak saat mengkonsumsinya. Tapi manis di akhirnya.

      Delete

General Vocabulary Quiz: Uji Kemampuan Kosakatamu!

Pada beberapa waktu sebelumnya kalian sudah belajar tentang kosakata umum (general vocabulary). Kalian bisa lihat di sini daftar kosakata um...