Friday 23 April 2021

World Book Day

 


Hari ini, 23 April adalah ternyata hari Buku Dunia. Tergelitik mengupasnya karena sedang banyak berkutat dengan dunia tulis menulis. Teringat buku adalah mahkotanya para penulis. Demikian yang selalu disampaikan oleh Bapak H. Thamrin Dahlan, pendiri YPTD.


en.unesco.org

Bila berbicara tentang membaca dan buku, saya jadi teringat kebiasaaan orang luar negera kita ketika kuliah. Beberapa kali bertemu dengan dosen native speaker dari beberapa negara mancanegara terutama Amerika dan Australia ada yang sangat mengesan. Mereka selalu membawa buku ke manapun mereka pergi. Bahkan di tas mereka yang biasanya produk Indonesia, selalu ada buku di dalamnya. 

Berjalan dengan santai dengan membawa bekal minuman. Ketika berhenti di suatu tempat selalu lebih asyik membaca buku daripada mengobrol. Kadang kita sendiri agak segan mengajak mereka mengobrol hanya untuk practice speaking English ketika berada di luar kelas.

ndtv.com

Demikian juga ketika bertemu turis-turis yang kebetulan sedang melancong di Yogyakarta waktu itu. Mereka selalu membawa buku. Berbagai jenis buku. Sama seperti dosen-dosen native tadi, waktu luang di antara jalan-jalannya mereka gunakan untuk membaca, naik kendaraaan umum, sedang mengantri atau sedang menunggu, mereka akan manfaatkan untuk membaca buku. Padahal kalau kita jalan-jalan, buku jauh dari kita.

metro.co.uk

Sebelum membahas yang lainnya kita lihat dulu sejarah hari buku sedunia ya? World Book Day, Hari Buku Sedunia secara ringkas dapat dilihat postingan tirto.id berikut:

tirto.id

Berkaitan dengan buku pasti kita akan kaitkan dengan dunia penerbitan buku. Tidak heran jika kemampuan membaca yang tinggi pun berpengaruh terhadap produksi buku tiap-tiap negara. Dilihat dari produksi buku, urutannya adalah sebagai berikut:

koran.tempo.co

Sementara dari segi banyaknya buku yang dibaca, mengutip dari idntimes.com ada 12 negara teratas dalam memanfaatkan buku bacaan. Kedua belas negara tersebut adalah:
  1. Tokyo, Jepang 111, 9 juta buku pertahunnya dipinjam penduduk setempat yang berjumlah hanya sekitar 14, 1 juta jiwa
  2. Shanghai, Cina dengan jumlah buku 86,2 juta buku dipinjam oleh penduduknya.
  3. New York, Amerika Serikat dengan jumlah 56,3 juta buku yang dipinjam oleh penduduk.
  4. Hongkong, Hongkong dengan 49, 8 juta buku dipinjam oleh penduduk.
  5. Los Angeles, Amerika Serikat dengan 44,2 juta buku dipinjam oleh penduduk.
  6. Singapura, Singapura dengan 33 juta buku yang dipinjam penduduknya yang hanya berjumlah 3,5 juta jiwa.
  7. Moskow, Rusia dengan 30,3 juta buku per tahunnya yang dipinjam oleh penduduknya.
  8. Toronto, Kanada dengan 30, 2 juta buku pertahunnya dipinjam oleh penduduknya.
  9. Melbourne, Australia dengan 29,1 juta buku dipinjam oleh penduduk setempat pertahunnya.
  10. Paris, Perancis dengan 28,3 juta buku pertahunnya dipinjam oleh penduduk.
  11. Seoul, Korea Selatan dengan 26 juta buku pertahunnya dipinjam oleh penduduknya.
  12. London, Inggris dengan 25,8 juta buku pertahunnya dipinjam oleh penduduknya.
Lalu di urutan berapa Indonesia? Dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, minat membaca di Indonesia sangat rendah. Dari 61 negara dengan minat baca terendah, Indonesia ada di peringkat kedua. Meski demikian, industri percetakan buku di Indonesia sangat maju. Terbukti dengan dikeluarkannya lebih dari 89.000 judul buku di tahun 2018 untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Berarti apa yang keliru di sini? Buku banyak tetapi minat baca kurang?

kompasiana.com




freshheadline.com
Melihat berbagai fenomena minat baca di Indonesia, merasa sedih juga ya? Sebegitu rendahnyakah minat baca kita? Padahal membaca adalah kunci untuk membuka jendela ilmu dan pengetahuan. Apakah karena pengaruh gadget yang lebih mendominasi daripada kemauan untuk membaca? Bukankah buku-buku digital  pun bertebaran di sosial media? Apakah itu belum menggugah juga jika buku fisik menjadi kendala bergerak?

Berada di sini berkutat dengan menulis semoga menjadi awal perubahan. Kita mungkin tidak bisa mengubah dunia tetapi mengubah diri sendiri pasti akan berdampak pada perubahan dunia. Teruslah membaca berbagai sumber ilmu untuk terus dibagikan kepada dunia lewat tulisan. Semoga usaha meningkatkan literasi Indonesia membawa dampak pada minat baca masyarakat Indonesia. Semoga. Happy World Book Day. Selamat Hari Buku Sedunia. Mari terus membaca.


Sumber referensi:
https://www.idntimes.com/life/education/filianti/negara-yang-penduduknya-gemar-membaca-buku-exp-c1c2/12
https://www.simulasikredit.com/10-negara-pencetak-buku-terbanyak-di-dunia/

10 comments:

  1. Nah! PR untuk kita semua. Banyak grup kelas menulis, tetapi jarang ada grup kelas membaca. Yuk bikin yuk!

    ReplyDelete
  2. Nah setuju ni Bu. Kebanyakan dari kita suka nulis tp ga begitu suka baca hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apakah bisa Ambu menulis tanpa membaca? Macet di tengah kalau tanpa bacaan.

      Delete
  3. Iqbal Aji Daryono, seorang penulis rutin di detik dotcom, mempertanyakan kenapa yang disurvei cuma 61 negara? Padahal negara di dunia ini seratusan lebih. Apakah biaya survei hanya untuk 61 negara? Kalau disurvei lebih banyak, bisa jadi peringkat Indonesia berubah.

    Selain itu, bisa dikatakan Indonesia literasinya rendah. Tapi untuk pengguna medsos, kita masuk lima besar. Padahal medsos itu 'kan sebagian besar berisi tulisan juga. Kalau literasinya rendah, mestinya pengguna medsos juga rendah. Lha, ini kok malah tinggi?

    Nah, ada yang bisa menjelaskan ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penggunaan media sosial yang dinilai adalah twitter yang sangat tinggi. Mungkin itu tidak termasuk dalam kriteria membaca yang dijadikan patokan penilaian.

      Delete
  4. Lihat rekor PISA sukses bikin nyesek :(

    Bener kata Pak Domo, kita bikin kelas membaca :)

    ReplyDelete
  5. Betul Bu. Benarkah seperti itu? Tapi kita menyikapi hasil penilaian untuk menjadi pelecut untuk terus membaca dan menularkannya.

    ReplyDelete
  6. Keren... Bunda Suyati, trimks share tulisannya. Emak baru tahu tentang "Hari Buku Sedunia"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Emak. Saya baru tahu pagi ini juga. Jadi ide menulis.

      Delete

Joker

Oleh: Suyati  Kurasakan perihnya dia tertawa  Tertawa ketika terluka  Oleh perih duka yang tiada tara  Ditutupi dengan bahagia di muka  Luka...