Bekerja dengan komputer kuncinya adalah kecermatan. Banyak hal yang kita anggap sepele tidak menjadi sepele di depan layar komputer. Ia membaca dengan sebuah sistem yang tidak bisa membawa perasaan. Perbedaan karakter satu saja yang kita ketikkan ketika kita berkomunikasi dengan komputer tidak bisa dilakukan dan abai. Betul-betul harus cermat sesuai dengan apa yang ditunjukkan. Tidak bisa mengubah sidikit pun. Jika kita ambil pilihan abai maka resiko kegagalan akan semakin besar.
Berkenalan dengan e-learning dimulai dengan membuat RPP dan perangkatnya ke dalam e-learning. Membuat kelas dan pengiriman materi pelajaran. Namun hal tersebut belum dilakukan secara intens dan maksimal. Masih sering menggunakan platform whatapps sebagai penyampai materi dan pesan-pesan pembelajaran.
Mendapat tugas membuat soal dan menguploadnya lewat platform e-learning sekolah menjadi tantangan tersendiri. Kita baru beberapa kali memanfaatkan dan masuk ke platform tersebut. Kita belum terlalu faham akan banyak hal yang mungkin harus dilakukan.
Sebelumnya kita lebih banyak menggunakan platform google formulir untuk proses penilaian peserta didik. Pada PAT dan UM ini kita akan berusaha memaksimalkan e-learning madrasah untuk berbagai kegiatan madrasah. Salah satunya adalah untuk kegiatan penilaian. Dilakukan dengan CBT (Computer Based Test)
Menggunakan hal baru pasti tidak selancar yang biasa digunakan. Perlu pengenalan lebih jauh aplikasi ini. Karena baru dalam taraf penggunaan RPP dan materi. Beberapa permasalahan yang muncul antara lain adalah
1. Proses login yang gagal dilakukan oleh peserta didik. Ini terjadi karena kesalahan memasukkan username, password, dan token pada saat login. Biasanya terjadi karena salah membedakan antara huruf O dengan nol sehingga gagal login. Kecermatan ini yang diperlukan dalam berinteraksi dan bekerja dengan komputer.
Sumber gambar : koleksi pribadi
2. Salah klik masuk ke dalam kelas bukan ke dalam login ujian CBT. Sehingga mereka menuju ke kelas masing-masing bukan ke ruang ujian. Ini juga banyak menjadi kendala saat memasuki ruang ujian CBT.
Gambar : koleksi Pribadi
3. Beberapa gambar yang terpotong saat diupload ke dalam CBT. Ini diatasi dengan memperkecil ukuran gambar aslinya dengan menggunakan aplikasi paint di microsoft word bagi peng-upload soal. Selain itu juga bisa diatasi dengan menampilkan tampilan HP dengan stampilan situs desktop bagi siswa.
Gambar koleksi pribadi
4. Tidak munculnya beberapa pernyataan karena tidak di screeshot karena pernyataan yang tidak di-ss maka akan muncul sebagai pernyataan yang tidak terpotong sebagai alinea. Tidak terpisah-pisah
Demikian beberapa kendala yang dihadapi selama menggunakan CBT sebagai sarana penilaian dan pembelajaran siswa. Tidak ada hal yang bisa dilakukan kecuai melakukan proses ke CBT dengan cermat dan membiasakan berinteraksi dengan CBT dalam kegiatan pembelajaran. Baik sebagai siswa maupun sebagai guru. Meskipun demikian saya lihat peserta didik sudah mulai terbiasa dengan proses ini sehingga kepanikan yang muncul pada saat awal-awal penggunaan CBT sudah mulai terkurangi. Tetap semangat belajar hal baru.
Tetap semangat belajar, Bu.
ReplyDeleteTerima kasih atas supportnya. Semoga semangat terus belajar hal baru.
DeleteCermat adalah satu hal suksesnya pelaksanaan ujian berbasis cbt.. Sukses buk.. Semangaat
ReplyDeleteBetul cermat dalam proses pembuatan dan launching soal. Lega jika tidak ada keluhan peserta didik.
DeleteMantaaap Bu. Jangn kyk Ambu yah. Lola kalo berkaitan dg IT
ReplyDeleteIya dipaksa oleh keadaan untuk terus belajar.
DeleteAku masih harus belajar banyak jg nih...masih gaptek nih..😄ðŸ¤
ReplyDeleteSama Bu masih harus sering bertanya dan belajar pada yang muda.
DeleteKita memang harus mengikuti jaman...
ReplyDeleteBetul perubahan itu pasti. Kita harus mencoba mengikuti meski pelan.
DeleteSetiap ada pembaruan pasti butuh penyesuaian, semangat Bu...💪💪
ReplyDeletePenyesuaian dituntut harus cepat Pak.
DeleteSemangat, Bu
ReplyDeleteTerima kasih supportnya. Insyaallah semangat terus.
ReplyDelete