Hidup, Hirup, Hibuk
Oleh Suyati
Menatap hidup yang tak terbaca
Dengan mata redup harapkan asa
Menghitung yang terlewat semoga berguna
Mengawali dengan niat demi Yang Maha Kuasa
Hirup udara pagi
Penuhi rongga dada dengan energi murni
Dari cakrawala yang tawarkan embun pagi
Demi bakti di hari hibuk yang menanti
Menapaki selangkah demi selangkah cita-cita hati
Menggapai mimpi diri pada pergantian hari
Hari hibuk yang dapat dilewati
Menyisakan lelah pada raga ini
Semoga menjadi lillah di akhir hari
Menyunggingkan senyuman di ujung penantian diri menghadap kepada Allah Robbul'izzati.
Purbalingga, 8 April 2021
Semga lelah menjadi lillah
ReplyDeleteBagus buk puisinya
Aamiin. Terima kasih Bu atas kunjungannya.
DeleteSemoga lelah kita jadi amal jariah kelak Bu untuk mencapai pirdaus, aamiin.
ReplyDeleteAamiin ya Allah.
DeletePilihan hidup kita terima dg segala konsekuensinya, semoga lelahnya raga tdk lelah jiwa ya, tetap semangat mengabdi
ReplyDeleteAamiin Ambu. Siap semangat.
DeleteAamiin Ambu. Siap semangat.
DeleteBetul sekali... Bunda, trimks berbagi cerita yg luar biasa. Manusia yg baik tinggal bersyukur. Kecuali manusia yg serakah tdk akan bersyukur kpd Allah
ReplyDeleteBetul Bu. Semoga kita termasuk orang yang senantiasa bersyukur.
Deletepuisi yang penuh makna..
ReplyDeleteTerima kasih Bu atas kunjungannya.
DeleteSemua yang kita lakukan di dunia ini bisa dimaknai ibadah. Kalau sudah ingat seperti itu, maka mestinya melakukan segala sesuatu dengan semangat.
ReplyDeleteSemoga lelah jadi lilah semangat bunda
ReplyDeletemohon koreksi tulisan di blog saya dan link di bawah ini
https://hernisbanah.blogspot.com/2021/04/hidup-hirup-dan-hibuk-bagaikan-rantai.html
Bagus Bu Puisi...
ReplyDeleteSemoga semua kegiatan menjadi keberkahan