Wednesday 7 April 2021

Gawai/Gadget pada Generasi Digital



Bismillahirrohmanirrohiim. Pada sore hari ini mencoba menulis untuk #April Challenge Huruf G# Rabu, 7 April 2021. Ada banyak ide bermunculan tetapi ternyata semakin bingung untuk mengeksekusinya. Banyak kata berawalan G berseliweran dengan ide-ide yang ingin diungkapkan. Akhirnya sampai sore ini belum bisa menuangkannya.

Saya mencoba mengambil Generasi Digital dan gawai. Ini sudah menjadi bagian kita sekarang. Kita tidak bisa dipisahkan lagi dengan yang namanya gadget atau gawai. Meskipun digital tidak selalu tentang gadget atau gawai.

Gawai menjadi barang yang tidak terpisahkan untuk generasi Z atau generasi milenia. Hal ini semakin dipercepat dengan pemberlakukan pembelajaran daring/online di masa pandemi ini,  yang tentu saja menggunakan gawai atau gadget.  Maka semakin cepatlah generasi digital ini merambah dunia maya dengan gadgetnya. 

Apa itu generasi digital? Generasi digital adalah generasi yang disebut juga sebagai sebagai the native gadget yang lahir pada abad digital (Brynko, 2009; Prensky, 2001), artinya lebih banyak menggunakan gadget untuk beraktivitas dalam keseharian.

Sementara menurut Prensky (2001), salah satu penggagas teori generasi digital natives, menyebutkan karakteristik digital natives, adalah generasi yang lahir pada era 1980 dan sesudahnya, yaitu generasi yang lahir pada lingkungan teknologi digital. Selanjutnya, generasi digital natives, merupakan generasi dengan aktivitas yang melekat pada penggunaan komputer, dan mengganggap teknologi digital menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya.


Bagaimana ciri-ciri genarasi digital? Menurut Ku & Soulier (2009); Gaith (2010) ciri-ciri generasi digital adalah sebagai berikut:

1. Bebas tidak mau terkekang.

2. Bermain bukan hanya bekerja.

3. Senang mengekspresikan diri.

4. Cepat, enggan menunggu

5. Mencari bukan menunggu instruksi.

6. Unggah bukan hanya unduh.

7. Interaktif, tidak hanya komunikasi searah.

8. Berkolaborasi, tidak hanya berkompetisi.

Nah bagaimana apa yang perlu kita lakukan dengan situasi yang berkembang begitu cepat. terlebih dengan adanya pembelajaran daring atau online. Tentu kita tidak bisa mencegah perubahan ini tetapi setidaknya kita harus bijak dalam menggunakan gawai ini oleh generasi digital. Karena sebenarnya perubahan ini selalu memiliki sisi positif dan negatif. Bagaimana  kita dapat memaksimalkan pengaruh positifnya dan mengurangi sisi negatifnya? 

Keluh kesah saja mungkin tidak menjadi solusi. Apalagi memberikan kebebasan yang tak terbatas kepada anak tanpa pengawasan karena ketidaktahuan kita terhadap perkembangan teknologi. Kadang kita sendiri terbawa dengan kebutuhan yang tidak terpisah dari gawai atau gadget. Nah kalau sudah seperti ini bagaimana? Galau akhirnya. 

Berikut saya selipkan ebook yang bagus dari seorang teman. Sepertinya bisa menjadi jawaban kegalauan kita terhadap perubahan pada generasi digital ini. 

 Mendidik anak di era digital



Mendidik anak di Era digital 2

Demikian beberapa pembahasan singkat tentang generasi digital. Secara lengkap dapat Anda baca dalam dua buah buku yang sudah saya selipkan pada blog ini. Selamat membaca. Semoga bisa menjadi referensi baik sebagai orang tua maupun sebagai pendidik. Salam literasi.

Sumber tulisan: 

https://blog.ub.ac.id/andews/2019/03/03/generasi-digital/



 

9 comments:

  1. Sabar butuh proses untuk mengawasi anak jgn galaon

    ReplyDelete
  2. Terimakasih e-booknya Bu...
    Tulisan yang keren
    Sehat selalu Bu

    ReplyDelete
  3. Mantaap Bu. Makasih sudah berbagi pengetahuan

    ReplyDelete
  4. Terimakasih bu.. Mantab semoga anak2 kita mnjdi generasi digital yang bijak.

    ReplyDelete
  5. Keren sekali tulisannya Bu, Terimakasih

    ReplyDelete
  6. Nah ini yang menjadi tantangan jaman sekarang tidak hanya generasi mudanya saja tapi generasi emak-emak kaya kita juga harus siap menantang era 5.0

    ReplyDelete
  7. mantap bu tulisannya,informatif

    ReplyDelete

Joker

Oleh: Suyati  Kurasakan perihnya dia tertawa  Tertawa ketika terluka  Oleh perih duka yang tiada tara  Ditutupi dengan bahagia di muka  Luka...