Wednesday, 2 July 2025

Energi Kepasrahan


AKHIR-AKHIR ini, kita banyak  disuguhi informasi dari  media sosial (medsos) tentang banyaknya rasa kecewa, marah, kesal, dan sejenisnya. Kekecewaan  sering membawa amarah yang mengakibatkan kerusakan sehingga sering menyebabkan kondisi malah makin memburuk. Ini yang kita ingin hindari.  Adapun cara menangkalnya adalah   dengan  kepasrahan. Yakni berserah diri kepada Allah  dengan penuh keyakinan bahwa Dia memiliki rencana terbaik untuk hamba-Nya.

Apa pun alasannya, kemarahan (apalagi menimbulkan kerusakan)  tidak menyelesaikan masalah. Bahkan,  kemarahan berpotensi menimbulkan masalah baru. 

Dari situlah kita bisa belajar tentang makna kepasrahan sebagai sebuah kekuatan atau energi. Dari situ pula kita belajar tentang keyakinan seorang hamba kepada Tuhannya. 

Tanpa kepasrahan, sulit rasanya kita berharap ada perubahan. Pasrah di sini diartikan sebagai keyakinan bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati proses.  Orang yang bersungguh-sungguh (dalam hal apa pun) akan mendapatkan hasil yang maksimal. 

Kepasrahan  seperti itu harus ada di dalam pola kita berkehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, sulit rasanya berharap ada kepasrahan kepada-Nya (dalam hal apa pun) jika tidak memiliki keimanan yang kuat. 

Inilah yang belakangan sering alpa di sekitar kita. Bagaimana mungkin bisa pasrah jika iman lemah?  Bagaimana kita bisa pasrah jika keyakinan rapuh. Akibatnya, ketika harapan dan hasil berbeda, marah adalah solusinya. 

Padahal, tugas kita sebagai manusia hanyalah memaksimalkan ikhtiar. Hasilnya adalah menjadi prerogatif Tuhan.  Oleh karena itu, penting membangun kesadaran bahwa manusia tidak memiliki wewenang apa pun untuk menentukan apa yang dikehendakinya. Sebab, manusia hanya mampu membuat rencana, sedangkan hasilnya harus dikembalikan kepada Allah Yang Maha Kuasa. 


Seperti makna dari ayat ini, “Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkanmu. Akan tetapi, jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan) maka siapa yang bisa menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah hanya kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.”  (Q.S. Ali Imran: 160). 


Oleh karena itu, tugas kita adalah memaksimalkan ikhtiar memantaskan tindakan, dan meluruskan niat. Dengan pola keyakinan seperti itu, kita bisa menjadikan sikap pasrah sebagai wujud kekuatan iman kita. Sebab, “Cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baik pelindung.” (Q.S. Ali Imran: 74). 

No comments:

Post a Comment

Rahasia Kesehatan Wanita Ada di Dalam Dirinya

 #InfoBPGroup  Kesehatan wanita sesungguhnya dimulai dari dalam — dari keseimbangan hormon, daya tahan tubuh, hingga energi yang stabil dite...