#Selasa Berbagi
Pada kesempatan
selasa berbagi kali ini dibahas masalah alur dan penokohan. Ini merupakan kelanjutan
dari materi sebelumnya yaitu tema dan premis. Materi, tantangan dan jawaban tantangan untuk membuat premis dan tema bisa dilihat di sini.
Berikut adalah materi yang disampaikan oleh Bapak Sudomo part 2 tentang alur dan penokohan. Mari kita baca.
Dalam mentukan alur sebenarnya tidak ada pertimbangan khusus. Alur sebaiknya dipersiapkan di awal. Disesuaikan saja dengan keinginan kita sebagai penulis. Alur/plot yang ditulis bisa dibayangkan terlebih dahulu. Dari bayangan/imajinasi kita akan tahu seperti apa kira-kira alur yang akan kita buat;
Sementara agar kita terhindar dari pemakaian kata yang monoton dalam perpindahan alur maka tips-nya adalah sebisa mungkin banyak membaca, memperkaya perbendaharaan kata, dan mulai rutin membuat alur/plot sebelum menulis cerita.
Penokohan sangat penting untuk dituliskan. Mengapa? Tujuannya adalah agar kita bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan karakter yang kita buat. Dengan kekuatan (positif) dan kelemahan (negatif) kita akan mudah membangun cerita. Sekaligus juga untuk menghindari tokoh yang 'sempurna'.
Kenapa tokoh sebaiknya dibuat tidak 'sempurna'? Tujuannya agar manusiawi dan cerita kita menjadi logis. Bahkan dalam cerita fiksi genre fantasi sekalipun tidak ada yang benar-benar sempurna.
Ada sedikit catatan untuk materi penokohan. Pada penokohan masih sering salah kaprah adalah tokoh protagonis adalah tokoh baik. Padahal sejatinya protagonis itu adalah tokoh utama dalam cerita. Tokoh utama bisa saja baik maupun jahat. Kalau tokoh utama jahat, lalu bagaimana dengan tokoh antagonisnya?
Tetap saja, ya, tokoh antagonis adalah tokoh lawan dari protagonis. Artinya kalau tokoh protagonis jahat, berarti tokoh antagonisnya adalah baik. Untuk contoh penyusunan alur/plot dan penokohan sudah disajikan dalam format .jpg di atas
Contoh alur/plot dan penokohan tersebut diambil dari tema dan premis pilihan pada pertemuan sebelumnya.
Tema yang diambil: Kasih sayang kepada ibu.
Premis : Seorang anak yang berjuang untuk membebaskan ibunya dari pasungan karena gila dengan meyakinkan masyarakat bahwa ibunya tidak akan mengganggunya lagi dengan membawanya pergi dari kampungnya.
Unsur Alur
|
Uraian
|
Pengenalan
cerita
|
Seorang anak bernama Dino yang mencoba menyelamatkan ibunya dari pasungan keluarga.
|
Awal Konflik
|
Ketika masyarakat sekitar memprotes berbagai gangguan dari Bu Lasem (Ibu Dino) yang berada dalam kondisi 'gila'.
|
Menuju
Konflik
|
Ibunya akan dipasung oleh beberapa warga masyarakat di suatu tempat tertentu.
|
Konflik
Memunjak atau klimak
|
Dino membawa ibunya pergi dari kampung halamannya.
|
Penyelesaian
atau Ending
|
Ibu Lasem dibawa pindah ke kampung yang lain untuk menghindari pasungan.
|
Penokohan
Tokoh
|
Nama tokoh
|
Watak Tokoh
|
Protagonis
|
Dino Bu Lasem
|
penyayang, berbakti pada orang tua, tegas, rapi dan terawat, kata-katanya tenang tapi menahan emosi gila, emosional, bingung, tubuhnya kotor tak terawat,wajahnya kosong sayu. kata-katanya penuh amarah jika sedang menganggu
|
Antagonis
|
Pak Marto dan Yu Tinah
|
pemarah, emosi dan profokator, pakaiannya rapi dan perlente menunjukkan kelas menengah, kritis terhadap isu sekitar
|
Tritagonis
|
Kepala Desa dan RT
|
bijaksana dan penuh pertimbangan,memakai kopiah hitam, baju rapi, tegas, berwibawa, tubuhnya kerempeng berkacamata
|
Figuran
|
Beberapa warga masyarakat
|
emosi dan mudah terprofokasi,baju daster dan kaos oblong, rambut berantakan,pekerjaan di sawah dan berdagang
|
|
|
|
Mantaaappp...
ReplyDeleteCoba saya lihat terlebih dahulu tulisan ini.
Pasti saya bisa lebih paham tentang Tritagonis!!!
Terimakasih Ibu Suyati, Sehat Selalu
Monggo Pak. Semoga pemahaman saya tidak keliru. Siap dikoreksi.
DeleteMantaaaap Bu....
ReplyDeleteTerima kasih Ibu. Menunggu koreksi.
DeleteIngin sekali membaca kisahnya. Salam sehat selalu Ibu Suyati.
ReplyDeleteNah ini, kisahnya baru ada di kepala. Semoga bisa dituangkan sesuai premis, alur dan tokohnya.
ReplyDeleteMantap, Bu Suyati. Alur/plot sudah bagus. Tinggal di penokohan bisa dicoba penggambaran watak dengan cara lain selain analitik. Bisa dilakukan nanti pada saat menulis cerpen. 🙏
ReplyDeleteTerima kasih koreksinya. Saya cb tambah. Siap mencoba.
DeleteBunda... Keren resume
ReplyDeleteTerima kasih kunjungannya.
ReplyDeleteWah keren Bunda
ReplyDeleteTerima kasih kunjungannya juga Bunda.
ReplyDeleteSaya bookmark bu biar sellu bisa kubaca.
ReplyDeleteTerima kasih, semoga bermanfaat.
Deletekeren bu...
ReplyDeleteTerima kasih kunjungannya.
DeleteTerimaksih buk saya yang tertinggal bisa menyimak materi ini. mantab buk.. di tunggu cerpenya
ReplyDeleteSilahkan bu. Semoga bermanfaat.
ReplyDeleteTinggal di eksekusi dengan nulis ceritanya bund. Sudah mantul..
ReplyDeleteSiap Pak. Lanjut ke cerpen.
ReplyDeletesemangat bu. Saya baru belajar nih. belum buat yang kayak begini. Tuntun ya?
ReplyDeleteSiap Bu, belajar bersama.
ReplyDelete