السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْــــــــــمِ اللّهِ الرّحْمنِ الرّحِيْـــــــمِ
Sebagai orangtua, Luqmanul Hakim -seorang ahli hikmah- yang hidup sejaman dengan Nabi Dawud _'alayhissalam_ senantiasa bertanggung jawab terhadap anak-anaknya.
Rasa tanggungjawab itu diwujudkannya dalam bentuk selalu memberi nasehat kepada anak-anaknya.
Nasehat yang pertama kali ia sampaikan adalah menanamkan akidah yang benar kepada anaknya agar tidak menyekutukan Allah ﷻ.
Kisah ini diabadikan di dalam Al Qur'an agar dapat dijadikan contoh bagi kita bagaimana seharusnya kita sebagai orang tua bertanggungjawab atas anak-anak kita yang telah dititipkan Allah ﷻ kepada kita.
Tanggungjawab bukan hanya dalam bentuk pemberian materi yang berlimpah, pendidikan atau sarana lainnya tetapi juga tanggungjawab dengan menanamkan fondasi keimanan berupa akidah yang kokoh.
Karena dengan iman itu, anak-anak kita akan senantiasa mendapatkan petunjuk dari Allah ﷻ.
*وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَـٰنُ لِٱبۡنِهِۦ وَهُوَ یَعِظُهُۥ یَـٰبُنَیَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِیمࣱ*
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar" (TQS Luqman [31]: 13).
Pada kesempatan lain, ia menasehati anaknya,
یَـٰبُنَیَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَٱنۡهَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَاۤ أَصَابَكَۖ إِنَّ ذَ ٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ
"Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf (kebajikan) dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar (kejahatan/kerusakan) dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting"(TQS Luqman [31]: 17).
Demikian juga, dia mengajarkan anaknya untuk tidak berlaku sombong,
وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِی ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّ ٱللَّهَ لا یُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالࣲ فَخُورࣲ
_*"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri"*_ (TQS Luqmān [31]: 18).
_Saudaraku yang dirahmati Allah_ ﷻ,
Anak adalah amanah yang dititipkan Allah ﷻ kepada kita. Penting bagi kita sebagai orangtua untuk mengambil teladan dari apa yang telah dilakukan Luqman kepada anaknya.
Jangan biarkan rohani anak-anak kita kosong/kering/gersang dari nilai-nilai spiritual.
Kalau kita tidak mampu mengisi kalbu anak-anak kita dengan nilai-nilai akidah ketauhidan, datangkanlah guru yang mampu memberi pengajaran agama yang baik dan benar terutama dalam masalah akidah, muamalah dan akhlak berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah kepada anak-anak kita.
Kita dianjurkan untuk senantiasa berdo'a agar diberikan keturunan yang menjadi penyejuk jiwa, penenang hati dan pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa sebagaimana yang diajarkan Allah ﷻ,
وَٱلَّذِینَ یَقُولُونَ رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَ ٰجِنَا وَذُرِّیَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡیُنࣲ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِینَ إِمَامًا
_*Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”*_ (TQS Al-Furqan [25]: 74).
Selamat beraktifitas. Semoga Allah ﷻ senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita.
Mari kita saling mengingatkan dalam hal melakukan kebaikan dengan penuh kebenaran dan kesabaran.
Rasulullah ﷺ bersabda,
_"Barangsiapa menunjuki kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukannya"_ (HR Muslim No.1893).
Selamat berakhir pekan, mari kita isi akhir pekan kita dengan hal yang bermanfaat sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda,
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
_"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”_ (HR Ahmad).
Bermanfaat itu tidak harus secara materi, bisa juga dengan tenaga, pikiran, ilmu, nasihat, peduli, perkataan dsb.
Kemanfaatan kita itu adalah menggunakan semua potensi diri untuk kemaslahatan keluarga dan lingkungan kita.
Kemanfaatan kita ditentukan oleh sejauh mana kita berkontribusi untuk keluarga dan masyarakat di sekitar kita dalam bentuk apapun dan/atau sekecil apapun.
Oleh sebab itu, lihatlah pada diri kita masing-masing saat ini. Tanyakan pada diri kita, manfaat apa yang telah kita berikan untuk keluarga, tetangga, masyarakat dan umat Islam secara umum? Kalau belum ada, maka sadarilah bahwa diri kita belum berharga di mata Allah ﷻ.
Semoga Allah ﷻ senantiasa melimpahkan kebahagiaan dan keberkahan kepada kita.
Mengawali pagi hari ini, mari sejenak kita berdo'a sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ,
*يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا*
_*Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya'nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata 'ainin abadan*_
_"Wahai Rabb Yang Maha hidup, wahai Rabb Yang Maha berdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan. Perbaikilah segala keadaan dan urusanku, jangan Engkau serahkan kepadaku sekejap mata sekali pun (tanpa pertolongan dari-Mu) selamanya"._
_Aamiin Ya Mujibassaailiin_ 🤲
بَارَكَ اللّهُ فِيْك
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
No comments:
Post a Comment