Di masyarakat ditemukan fenomena bahwa sebagian besar orang tua kaum muslimin yang memiliki persepsi atau pemikiran "Madesu"(Masa Depan Suram) yang disematkan ketika anaknya mondok dan mau menekuni agama Islam. Ini merupakan pemikiran yang membahayakan karena jika kita memiliki pikiran demikian maka berarti kita mencegah dan menjauhkan anak kita dari belajar agama Islam.
Pemikiran tersebut terjadi karena beberapa sebab yaitu:
1. Kurang yakin dengan janji dan kabar gembira dari Allah SWT.
2. Terlalu termakan omongan dan kabar burung dari masyarakat sekitarnya.
3. Meremehkan doa dan masih banyak penghalang terkabulnya doa di dalam diri orang tua dan anak.
Abdurrahman bin Auf r.a ketika meninggal meninggalkan 1000 unta, 300 kambing dan 100 kuda.
B. Mengurangi kepercayaan thiyaroh/kabar burung di masyarakat
Mengapa masuk syirik? Karena dia lebih percaya kepada makhluk Allah daripada kepada Allah SWT, penciptanya.
Thiyaroh harus kita hapuskan
Jangan mencela waktu karena semua waktu itu baik.
Dzikrunnas dawaun.
Mengingat omongan manusia adalah penyakit. (Omongan yang buruk dan menjauhkan dari Allah) dan sebaiknya mengingat omongan baik adalah obat.
Doa ketika mendengar thiyaroh:
Ya Allah tidak ada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau tiadalah kabar burung itu melainkan semua di
Ibadah itu perlu dipaksakan dan dibiasakan agar dapat kita nikmati.
C. Memperbanyak doa yang diajarkan Rasulullah Saw berikut ini.
Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku. (H.R. Bukhari no. 634 & Muslim no. 2480)
Doa adalah bentuk kelemahan manusia. Manusia adalah makhluk yang sangat lemah sehingga kita harus bergantung kepada sesuatu yang tidak lemah yaitu Allah SWT.
Doa tersebut awalnya untuk Anas bin Malik, sahabat Rasulullah SAW.
Harta yang berkah adalah harta yang ditujukan untuk pembangunan masjid, TPQ, sekolah. Anak yang berkah adalah anak yang berbakti kepada orang tua. Bu
No comments:
Post a Comment