Sering dulu diajak orang tua untuk membawa bibit tanaman ke sawah dan kebun untuk ditanam. Saat itu belum terpikirkan tentang hasil yang akan diperoleh meskipun orang tua juga berhitung seberapa lama tanaman itu akan dapat dipanen atau menghasilkan sesuatu.
Selain menjadi kegiatan yang menyenangkan karena kita bebas bermain di pematang sawah, kegiatan bertanam ini cukup menyehatkan karena bisa mengurangi stres dan memunculkan perasaan lebih bahagia. Terlebih jika masa panen tiba. Luar biasa senangnya. Lelah menanam dan memelihara beberapa bulan ke belakang seperti sirna.
Ada banyak tanaman sayur dan buah yang biasanya dipelihara antara lain:
Bayam
Kangkung darat
Kacang panjang
Singkong dengan daunnya
Pare
Cabai
Duku
Rambutan
Durian
Jambu biji
Jambu monyet
Nangka
Pisang
Sawo
Satu hal yang membuat saya tercengang adalah bahwa Bapak selalu membagikan hasil panen pertamanya kepada saudara dan tetangga. Jadi jarang menjual hasil panen pada awal panen. Semuanya habis terbagi kepada saudara dan tetangga. Sisanya baru dikonsumsi sendiri.
Sekarang sudah beberapa kali panen. Bapak menjualnya dan mendapatkan hasil dari panen tersebut. Meskipun demikian, Bapak masih menyisakan beberapa tanaman yang tidak dijual hasilnya untuk dikonsumsi sendiri dan dibagi-bagi.
Maka, tidak heran jika musim buah datang, hampir semua menikmati hasilnya, termasuk saya anaknya dan saudara baik dekat maupun jauh.
Kebahagiaan memanen terasa berlipat ketika kita mampu memunculkan senyum kebahagiaan yang muncul ketika mereka menerima pemberian hasil panen dari kita. Kadang tidak banyak tetapi mereka merasa diperhatikan. Bukan cuma melihat tanaman berbuah tetapi juga dapat menikmatinya.
Kata Bapak itu adalah penjagaan yang paling kuat terhadap barang milik kita. Dengan sering memberi, apa yang kita miliki tidak akan hilang. Malah semakin bertambah. Barangkali itulah yang disebut berkah bersedekah.
No comments:
Post a Comment