Monday 26 December 2022

Masa-masa Kedekatan Orang Tua dengan Anak

 Sebuah tulisan yang begitu mengena dari Abah Ihsan. Mengingatkan saya pribadi sebagai seorang ibu akan kedekatan kita dengan buah hati kita. Seringkali kita berpikir bahwa anak akan selalu bersama kita. Betulkah demikian. Ternyata ada masa-masa di mana kita akan sulit menemukan momen kebersamaan yang dulu saat buah hati kita masih kecil sering tidak kita perhatikan. 

Ketika meraka tumbuh dewasa, pola pikir mereka pun berubah. Ternyata ada beberapa vase pada anak-anak yang seharusnya menjadi pengetahuan penting bagi orang tua sehingga dapat memanfaatkan waktu yang ada secara maksimal untuk membuat kelekatan dengan anak. 

-------------

CUMA SEBENTAR JANGAN DISIA-SIAKAN

1. Masa Intim

Masa Intim adalah ketika anak berusia 0-8 tahun. Masa dimana anak menempel terus kepada ortu. Masa manja-manjanya seorang anak, sehingga ia tidak sungkan dipeluk dan memeluk ortunya. Inginnya kemana-mana bersama orang tuanya dan sangat mudah untuk diajak ikut oleh orang tuanya.


2. Masa Kritis

Masa Kritis adalah ketika anak berusia 9-13 tahun. Masa dimana anak sudah masuk sekolah dasar dan mulai sibuk dengan lingkungan sekolah dan teman-teman seusianya.

Di masa kritis ini, anak mulai belajar dari banyak sumber, termasuk dari guru dan teman-temannya. Ia juga mulai membandingkan perlakuan orang tuanya dengan perlakuan orang tua dari temannya.

Dari sumber belajar yang beragam tadi, seorang anak di masa ini mulai bersikap kritis terhadap pendapat orang tuanya. Lalu bertanya dan membantah, sehingga muncul perbedaan pendapat dengan ortunya.

Di masa ini juga mulai muncul perasaan tidak puas, kecewa atau sakit hati terhadap perlakuan orang tuanya yang tidak sejalan dengan keinginannya. Lalu memorinya menyimpan hal tersebut, sehingga ia mulai menjaga jarak kepada orang tuanya.

Di masa ini hati hati bersikap dengan anak ya mak. Jangan sampe masa kritis ini membuat jarak kita sebagai ortu ke anak.

3. Masa Sibuk

Masa sibuk adalah ketika anak berusia 14-23 tahun. Ini masa dimana anak sudah sibuk dengan kegiatan sekolah di SMP, SMA dan perguruan tinggi.

Pergaulan mereka juga biasanya makin luas, sehingga waktu bersama orang tuanya makin terbatas. Apalagi jika anak di sekolahkan di pesantren atau kuliah di lain kota.

 Bagaimana bahasa tubuh mereka ketika dipeluk? Sudah mulai susah dan malu untuk dipeluk. Apalagi jika dipeluknya di tempat umum. Anak lelaki apalagi makin susah untuk diajak berpelukan oleh ayah ibunya.

Keadaan menjadi berbalik. Dulu anak yang inginnya nempel terus kepada orang tuanya. Di fase sibuk ini, ortu yang inginnya nempel dengan anaknya. 

Bagi seorang ayah, ia ingin menggunakan waktunya yang sedikit (quality time) di tengah karirnya yang sedang menanjak untuk "bermesraan" dengan anaknya, tapi ternyata anaknya udah ogah. Patah hati deh orang tuanya....hadeuhh..


4. Fase mandiri

Masa Mandiri adalah masa di mana anak berusia 23 tahun ke atas atau masa anak sudah bekerja atau menikah. Inilah masa anak sudah seharusnya mandiri dan kita sebagai ortu harus siap mental menghadapinya.

Masa yang paling membahagiakan bagi orangtua dan anak adalah di fase intim. 

maka dari itu jangan sia-siakan masa intim tersebut. Ia adalah golden moment, sekaligus golden age. Punyalah waktu untuk anak ketika mereka kecil, sebelum mereka tidak mempunyai waktu untuk kita.

Yang abadi hanyalah doa. Doa yang dipanjatkan orang tua kepada anaknya. Dan doa yang dipanjatkan anak yang sholih kepada orang tuanya. Doa itulah yang menyambung kembali kebersamaan anak dengan orang tuanya. Nanti di akhirat kelak.

 “(yaitu) surga ‘Dan yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya” (QS. Ar-Ra‘du ayat 23)..

Yuk bikin setiap waktu berharga buat anak, buat kenangan indah bersama mereka.

___

Tulisan tersebut mengingatkan bahwa buah hati saya mulai berpikir dan berperilaku lebih dekat dengan teman-temannya sekarang. Ia sudah mampu memilih untuk berteman dengan banyak orang sehingga waktu bersama dengan orang tuanya mulai berkurang.

Tulisan ini juga menjadi pengingat saya pribadi untuk menjaga kualitas sekaligus kuantitas hubungan antara orang tua dengan buah hati.


No comments:

Post a Comment

Joker

Oleh: Suyati  Kurasakan perihnya dia tertawa  Tertawa ketika terluka  Oleh perih duka yang tiada tara  Ditutupi dengan bahagia di muka  Luka...