Pernah naik angkot? Kita mungkin sebagian besar sudah memanfaatkan angkot sebagai sarana transportasi untuk bepergian. Namun, beda dengan kondisi anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Selama tingkat taman kanak-kanak perjalanan dilalui dengan jalan kaki karena lokasi masih satu wilayah desa dan tidak diantar sepeda motor.
Berbeda dengan ketika sudah sekolah di SD. Lokasi sekolah dasarnya berada di beda kecamatan sehingga memang harus ditempuh dengan kendaraan bermotor.
Dari awal anak selalu di antar jemput oleh kami orang tuanya secara bergantian. Berangkat biasanya dengan saya, ibunya sedangkan pulangnya dijemput oleh bapaknya. Namun, kadang juga berubah tergantung pada kondisi dan jadwal mengajar di sekolah orang tuanya.
Anakku jarang sekali memanfaatkan angkot untuk bepergian. Biasanya kalau pergi bersama orangtuanya menggunakan sepeda motor atau mobil jika tujuan lumayan jauh. Nyaris jarang naik angkot.
Nah, beberapa hari ini dia mulai bertanya-tanya tentang angkot. Bagaimana rasanya naik angkot? Bahaya nggak kalau naik angkot? Bayarnya nanti bagaimana? Kalau mau turun bilangnya apa dan masih banyak pertanyaan yang diajukan.
Ide naik angkot ini mulai muncul karena beberapa temannya sudah mulai belajar mandiri dengan naik angkot untuk datang dan pulang sekolah. Barangkali dia penasaran.
Dia meminta untuk tidak dijemput pakai sepeda motor. Dia mau naik angkot bersama temannya yang bersekolah di tempat yang sama. Bapaknya semula tidak mengizinkan tetapi kami bersepakat, untuk awal latihan bapaknya akan mengikuti angkot dari belakang dengan sepeda motor. Baru setelah beberapa kali nanti akan dilepas tanpa dijemput sama sekali.
Kami pun menyampaikan kepada wali kelasnya bahwa mulai hari ini Ananda akan naik angkot untuk pulang sekolah. Hal tersebut agar menjadi informasi sehingga sekolah pun mengetahui anak-anak yang pulang sendiri.
Kami pun memberikan rambu-rambu bagaimana ketika naik angkot. Bagaimana berinteraksi dengan orang asing di dalam angkot. Dan masih banyak yang kami sampaikan untuk memastikan ia tidak takut dan nyaman pulang naik angkot.
Hari ini merupakan pengalaman pertamanya pulang dengan menggunakan angkot. Ia nampak bersemangat dan menikmatinya. Pengalaman selama perjalanan hari ini di angkot diceritakan dengan antusias. Melihat ada kecelakaan di tengah perjalanan. Mulai tampak ketakutan dan kekhawatirannya berkurang. Dengan semangat dia meminta mulai besok dan seterusnya mau pulang naik angkot. Tidak usah dijemput sama Bapak atau Ibu. Semoga dengan mau naik angkot anak akan semakin mandiri.
Keren nih dapat pengalaman naik angkot. Meskipun banyak yang nggak nyamannya, mungkin, tapi banyak juga dapat pelajaran saat naik angkot.
ReplyDeleteYa melatih anak untuk bisa berani dan mandiri, meski ada sedikit was-was juga.
DeleteBerlatih mandiri dan berani sejak dini..
ReplyDeleteBetul Bu, semoga sesuai maksud.
DeletePengalaman naik angkot selalu indah dikenang
ReplyDeleteWah begitukah? Bisa diceritakan dalam tulisan Bu.
DeleteIni yang luar biasa. Tidak semua anak mendapatkan kesempatan berlatih mandiri.
ReplyDeleteAlhamdulillah mau berlatih mandiri dengan yang usianya kelas 6.
DeleteAyo naik angkot
ReplyDeleteSiap, berangkat!
DeleteAsyik...ceritanya sangat menyenangkan
ReplyDeleteTerima kasih Emak Sri. Membuat pengalaman dan belajar mandiri
Delete