Tuesday 11 January 2022

Takut Divaksin

Gambar: Dokumen Lagerunal

Tulisan ini diikutkan dalam program Pantun Bale (Pantau tulisan Sobat Lagerunal) periode Selasa, 11 Januari 2022. Ini merupakan Pantun Bale dari tulisan Pak D di #Senin BW kemarin. Berikut link tulisannya.

https://blogsusanto.com/vaksinasi-covid-19-untuk-anak-sdn-mardiharjo/

Tulisan Pak D mengingatkan saya pada peristiwa drama pada anak saya saat mengikuti kegiatan vaksinasi tahap 1 usia 6-11 tahun pada hari Selasa 4 Januari 2022. 

Sejak 3 hari sebelum pelaksanaan vaksinasi, sekolah anak saya, SD Muhammadiyah 1 Purbalingga menginformasikan akan diadakan vaksinasi usia 6-11 tahun. Pelaksanaan vaksinasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan parenting dan penerimaan rapor. Lumayan berkejaran dengan waktu untuk dapat mengikuti ketiganya. Bersyukur saya mendapatkan izin untuk tidak hadir di sekolah agar dapat mendampingi anak dan melakukan ketiga kegiatan tersebut.


Dari awal memang anak sudah merasa takut divaksin. Bayangan rasa sakit ketika divaksin terbayang di matanya. Terlebih ketika tanpa sengaja ia menyaksikan berita di televisi tentang seorang anak yang meninggal setelah kegiatan vaksin. Hal itu semakin menguatkan ketakutan dan kekhawatirannya  saat dan setelah divaksin. Meski sudah dicoba untuk diberikan pemahaman mengapa hal tersebut terjadi, ketakutannya masih belum beranjak pergi juga. Sering kelihatan gelisah saat menjelang tidur sambil memohon untuk minta izin pada Bu gurunya untuk tidak ikut divaksin.

Hari H vaksinasi pun datang juga. Meski masih ketakutan tetapi ia mau divaksin dengan beberapa syarat. Waduh, mulai harus bernegosiasi lagi. Ia meminta untuk didampingi oleh ibunya, dibelikan mainan dan pergi main ke sebuah supermarket setelah divaksin. Kita pun mulai membuat kesepakatan agar ia mau divaksin tetapi tidak terlalu banyak syarat yang diajukan. Kami menyetujui untuk mendampinginya divaksin dan membelikannya mainan setelah divaksin, tetapi tidak pergi ke supermarket. Waktunya tidak banyak dan jaraknya terlalu jauh untuk menuju ke sana. Selain itu juga kegiatan hari itu cukup banyak. Cukup menguras energi.

Alhamdulillah ananda menyetujui dan tidak menuntut selain itu. Dua syarat yang diajukan sudah terpenuhi. Saya kira dia menjadi cukup siap untuk divaksin. Berangkat pagi agar bisa divaksin lebih awal agar kondisi masih fit. Tetapi ternyata antrian sudah lebih awal mulai. Kalau harus mengantri dan menunggu sampai tiba giliran maka untuk kegiatan parenting dan penerimaan rapor akan terlewat. 

Maka saya putuskan untuk mengikutkan anak divaksin setelah kegiatan parenting dan penerimaan rapor. Meski ada sedikit kekhawatiran akan menimbulkan kelelahan bagi anak untuk menunggu. Tapi syukurlah ia menikmati bermain di sekolah bersama beberapa temannya yang sudah divaksin. Semoga semakin memotivasinya untuk ikut divaksin. Bahwa tidak ada masalah setelah divaksin. Semuanya akan baik-baik saja.

Setelah selesai penerimaan rapor dan konsultasi dengan guru kelasnya, kami segera menuju ke tempat pelaksanaan vaksinasi. Di sana sudah cukup sepi. Tidak banyak antrian yang menunggu. Alhamdulillah semakin cepat dan dapat langsung dilakukan screening pada anak. Tetapi anak sepertinya kembali takut. Tangannya menggandeng erat tangan saya. Terasa agak dingin. Saya pun menjadi ikut khawatir juga, tetapi bismillah insya allah dia bisa melewatinya.

Ketika giliran divaksin tiba, dia minta ditemani saya. Ia menolak untuk disuntik. Beberapa kali tangan dokter ditepisnya. "Mengkin rihin (Nanti dulu). Takut," katanya seolah ia sedang mencoba menenangkan dirinya sendiri. Airmatanya hampir tumpah. Dokter dan guru pun membujuknya untuk tidak berontak. Gawai yang biasanya menemani pun tidak mampu mengalihkan kecemasannya.

Sambil diajak ngobrol oleh guru dan dokter untuk mengalihkan perhatian dan berontaknya, akhirnya ia berhasil divaksin. Alhamdulillah ikut lega rasanya. Airmatanya tak jadi tumpah terlebih setelah mengingat hadiah mainan setelah divaksin. Proses vaksinasi tahap 1 untuknya sudah terlewati. Semoga ini menjadi pengalamannya untuk proses vaksin kedua yang insya Allah akan dilaksanakan tanggal 1 Februari 2022. Semangat dan sehat selalu ya?

Gambar : Dokumen pribadi

6 comments:

  1. Gaya tutur yang mengalir lancar. Pembaca seolah ikut terlibat pada peristiwa yang menegangkan dan "menghebhkan".

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Pak D. Tapi "pantun bale" masih kurang mengena ya Pak D?

      Delete
  2. Semoga vaksin yang kedua semoga lancar dan tidak menangis.

    ReplyDelete
  3. Kalau baru pengalaman pertama, biasanya memang takut begitu. Tugas dari orang tua adalah memberikan motivasi tentang pentingnya vaksin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Pak mudah-mudahan sudah lebih siap untuk yang tahap kedua.

      Delete

AIR #26 Ketika Engkau Merasa Lelah dalam Kebaikan

 KETIKA ENGKAU MERASA LELAH DALAM KEBAIKAN Oleh : Aris Ahmad Jaya Teruslah berbuat baik meski engkau merasa lelah. Karena sesungguhnya lelah...