Wednesday 5 January 2022

Pembagian Rapor Peserta Didik

Hari Selasa, tanggal 4 Januari 2022 saya mendapat undangan untuk kegiatan penerimaan rapor anak. Acara tersebut dilaksanakan dengan kegiatan yang lain, yakni ada kegiatan vaksinasi untuk usia 6-12 tahun dan kegiatan parenting.

Saya biasanya tidak mengajak anak saya saat penerimaan rapor karena biasanya pengambilan rapor dilaksanakan pada saat jam kerja. Jadi saya lakukan setelah menyelesaikan kegiatan di sekolah di mana saya bekerja. Dan anak biasanya tidak saya ikutkan dalam kegiatan penerimaan rapor ini. 

Nah, karena hari itu ada kegiatan yang juga harus melibatkan anak-anak maka saya ajak anak sekaligus untuk vaksinasi dan mengikuti acara parenting. Inilah yang membuat saya belajar sesuatu dari kegiatan ini. 

Biasanya ketika kegiatan penerimaan rapor, yang diminta hadir ke sekolah adalah orang tua atau wali murid. Sementara anak-anak tidak diharapkan hadir ke sekolah. Berbagai laporan kegiatan siswa selama satu semester ini dilaporkan kepada orang tua atau wali siswa.

Biasanya banyak orang tua atau wali siswa yang terkaget-kaget menerima berbagai laporan dari wali kelasnya. Baik itu laporan keaktifan belajarnya, keberangkatan ke sekolah saat PTMT maupun tentang pengumpulan tugas selama satu semester tersebut.

Kadang saya sendiri sebagai guru merasa kasihan juga trenyuh karena beberapa di antaranya tidak sesuai antara apa yang dilakukan anak selama ini dengan kenyataan yang terjadi di sekolah. Sehingga terjadi perbedaan informasi yang diterima oleh orang tua dari anak-anak mereka. 

Sayangnya karena siswa tidak ikut hadir dalam kegiatan penerimaan rapor maka informasi hanya diterima oleh orang tua atau wali saja. Sementara siswa sendiri tidak mendapatkan hal tersebut bersama dengan orang tua. 

Saya membayangkan ketika orang tua dan anak sama-sama hadir pada penerimaan rapor sepertinya menjadi sebuah momen untuk mensinkronkan dan menghubungkan informasi yang ada secara bersamaan. Sehingga baik orang tua maupun siswa menjadi tahu apa masalah dan prestasi yang sudah dilakukan oleh siswa.

Pengalaman pertama saya menerima rapor bersama dengan anak terasa sekali perbedaannya. Anak langsung dapat ditanya dan memberikan informasi terkait pembelajaran selama satu semester. Dan itu disinkronkan dengan orang tua. Ternyata anak saya menjadi berubah. 

Biasanya anak harus dipaksa untuk menghafal dan mengaji, setelah penerimaan rapor dan diminta untuk menambah hafalan oleh gurunya maka hari itu ia minta hafalan. "Kan kemarin Bu guru bilang harus terus menambah hafalan," katanya ketika saya tanya mengapa minta hafalan sekarang.

Perubahan yang kedua adalah tugas pelajaran yang biasanya dikumpulkan setelah habis Maghrib, karena biasanya dikumpulkan maksimal jam 20.00, hari berikutnya ia mengerjakan langsung setelah guru mengirimkannya. Wow luar biasa.

Dari dua peristiwa tersebut, menurut saya sebagai orang tua sekaligus guru, sangat penting untuk menghadirkan anak dan orang tua bersama pada saat kegiatan penerimaan rapor. Anak harus ada bersama orangtuanya pada saat rapor diberikan. Sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima langsung baik oleh orang tua maupun oleh siswa.

Selama ini saya amati bahwa undangan penerimaan rapor biasanya hanya ditujukan kepada orang tua tanpa meminta anak untuk turut serta dalam kegiatan tersebut. Kalaupun anak hadir menemani orang tua, biasanya mereka hanya menjadi pemandu orang tua untuk masuk ke kelas masing-masing. Mereka tidak ikut masuk dalam acara tersebut. 

Barangkali menjadi catatan bahwa jangan dibiarkan anak hanya menunggu di luar kelas saja sembari merasakan deg-degan dengan hasil pembelajaran mereka selama ini. Tetapi sekolah juga meminta mereka untuk ikut serta dalam kegiatan penerimaan rapor tersebut. 

Agar apa yang disampaikan kepada wali siswa juga sampai pada anak. Ini menjadi masukan bagi pihak madrasah untuk kegiatan penerimaan rapor di masa-masa yang akan datang. Semoga ini memudahkan komunikasi madrasah sedengan wali siswa sekaligus dengan siswanya. Semoga bermanfaat. Salam literasi.


17 comments:

  1. Salam literasi Bunda .betul. mmbiarkn anak ikut menunggu pnerimaan raport mmbuat mrk deg degkn. Drngan anak ikut masuk ke ruangan mereka juga bs mngetahui sejauh mn mrk dalm mnhikuyi pmbljran dan bgmna mrk hrs lbh maju.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Bu. Jadi informasi bisa sampai di dua pihak sekaligus. Terima kasih kunjungannya.

      Delete
  2. Setuju saya, jika pengambilan rapor dihadiri juga oleh peserta didik, maka pesan yang ingin disampaikan akan terasa pengaplikasiannya

    ReplyDelete
  3. Kalau anak hadir, malah banyak ortu yang memarahi anak lho. Hehe... Apapun pilihannya ada sisi baik dan buruknya sih Bu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memarahi sih Pak. Tapi di depan guru biasanya bisa mengerem emosinya. Malah kata siswa, kalau di rumah biasanya lebih dari itu he he.

      Delete
  4. Usulan yang sangat bagus ibu,dan saya juga terapkan hal seperti ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Bu. Wah bisa sharing pengalamannya Bu untuk aplikasinya.

      Delete
  5. Saya setuju anak ikut hadir dalam event penerimaan rapot. ben sisan olehe ngomong.

    ReplyDelete
  6. Dulu menerima raport apalagi pas SMP, selalu deg-dengan, karena saya selalu kalah dibandingkan dengan teman-teman.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pas masih ada perangkingan, he he penasaran selalu dengan rangking.

      Delete
  7. Andaikata ikut bergabung di kelas, lalu terjadi perdebatan bagaimana? Ha ha ha ha nggak mungkin sih, tapi anaksekarang lebih berani. Pokoknya ada lebih dan kurangnya jika Bapak/Ibu Orang Tua/Wali hadir bersama di kelas. Ruangan 7 x 8 bisa sesak jika murid di kelas lebih dari 32 orang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya tidak hadir secara keseluruhan pada satu waktu karena ada berbagai kepentingan dari wali siswa. Tapi bisa jadi pertimbangan untuk melaksanakan rencana ini.

      Delete
  8. Wah. Ini catatan kritis seorang guru dan sekaligus orangtua. Mantap Bu. Salam literasi

    ReplyDelete
  9. Kalau di kelas yang saya ampu yang diminta hadir walinya tapi siswanya juga ikut nimbrung masuk kelas, tapi saya biarkan juga biar apa yang saya sampaikan bisa terserap oleh keduanya. 😊

    ReplyDelete

Puisi: Rangkaian Cinta untuk Semua

  Uniknya Cinta  Oleh Suyati Andaikan dapat terkatakan  Cinta ini untukmu  Tak pernah lekang tak pernah berkurang  Mengharapmu penuh berkah ...