Pertama mendengar istilah Telelet di wag kelas menulis. Penasaran dengan jenis puisi ini. Sudah ada beberapa jenis puisi yang saya pelajari selama bergabung di grup menulis. Di antaranya adalah puisi patidusa (empat, tiga, dua, satu) dan puisi akrostik.
Kini muncul satu lagi puisi jenis baru, Telelet. Apakah puisi Telelet itu? Terus terang agak bingung juga dengan aneka ragam puisi yang bermunculan.
Saya memang suka membuat puisi. Sudah ada satu buku solo kumpulan puisi, Pada ada "Pada Wajah Wajah" yang diterbitkan oleh Penerbit Kamila, Lamongan. Tetapi ketika membuat puisi saya cenderung mengutamakan isi dari pada bentuk. Apa yang ingin disampaikan lebih menguras energi untuk tersampaikan.
Sementara pada puisi-puisi jenis baru, saya melihat lebih banyak mengutamakan bentuknya daripada isinya. Meskipun isinya tetap menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari puisi itu sendiri.
Wah saya lebih bingung bu, karena belum bisa buat puisi tapi suka baca puisi... sukses selalu ibu...
ReplyDeleteHe he ya Bu ternyata perkembangan puisi cukup cepat. Aamiin doa yang sama untuk Bu Wety.
Delete