Pada malam hari ini diadakan kegiatan zoom tentang pendidik. Pendidik di sini bisa guru juga bisa orang tua. Bagaimana menjadi orang tua yang asyik dan tidak toksik? Tentu ada perbedaannya, namun sampai sekarang, baik disadari maupun tidak, masih banyak pendidik yang bersifat toksik. Meskipun secara dipikir orang tua maupun guru sudah melakukan yang maksimal.
Bagaimana menjadi pendidik yang asyik adalah jika Anda memenuhi kriteria berikut:
1. Belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman anak.
2. Berteman dengan kawan-kawan anak
3. Bereaksi positif terhadap berbagai kegiatan anak.
4. Memahami pergaulan anak
5.
TERAPI GRATIS "MENJADI ORANG TUA ASYIK, BUKAN TOKSIK"
Minggu malam Senin, 05 Maret 2023
⏰ 20.00-22.00 WIB
bersama: Bunda Lili, Bapak Aris Ahmad Jaya & Tim ABCo Therapy
Sesi 1: Bunda Lili Marliyuana
CIRI ORANG TUA ASYIK
1. Belajar dan beradaptasi dgn zaman anak: tidak memaksakan anak mengikuti zamannya orang tua, shg orangtualah yg harus merunduk ke dunia anak, beradaptasi dan menyesuaikan pola asuh dgn zaman anaknya
2. Ramah dgn teman² anak: bersikap friendly dan berbaur dgn teman² anak shg mengawasi dan menjaganya bisa dilakukan dgn lebih santai dan asyik tanpa mengekang & menghalangi hubungan sosial anak
3. Mendukung kegiatan positif anak: selama tdk bertentangan dgn norma, aturan hukum, tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya, orang tua perlu mendukung dgn sepenuh hati (hobi atau kegiatan sosial anak). Beri kesempatan, kepercayaan dan dukungan. Anak akan meningkat keberhargaan dirinya
4. Pengertian pada pergaulannya: pada waktunya nanti anak akan memiliki dunia sosial sendiri. Orang tua perlu memberi pengertian pada pergaulan anak dgn batasan yg didialogkan dan dikomitmenkan
5. Open minded menghadapi perbedaan pemikiran dgn anak: tidak paksakan anak agar sama spt orang tua (secara pemikiran/prinsip hidup). Berupaya mjd sahabat anak dgn sering berdiskusi santai dan terbuka menerima hal² pada diri anak
CIRI ORANG TUA TOKSIK
1. Egois:* acuh/tidak peduli dgn kebutuhan anak. Hanya memikirkan egonya pribadi. Ketika terlibat konflik, ia tdk memikirkan perasaan anak
2. Otoriter & selalu ingin mengontrol: sering tdk memandang anak sbg seseorang yg memiliki hak atas kehidupannya. Kerap menganggap semua tindakan anak adalah salah. Tdk memberikan kesempatan atau kepercayaan kpd anak utk mengambil keputusan sendiri (semua hal dikendalikan langsung oleh orang tua)
3. Tidak mampu mengelola emosi (terutama marah: walau masalah yg dihadapi sepele/tidak seberapa, orang tua umumnya meluapkan amarah berlebihan kpd anak dan bahkan melibatkan anak dlm permasalahan orang tuanya
4. Abusive (kekerasan baik verbal, fisik, seksual): melakukan kekerasan (memukul, menampar menghina, membully dsb)
5. Self center (merasa tersaingi anak): menganggap anak adalah saingan, tdk segan mempermalukan anak atau kurang mampu melindungi anak (fisik dan emosinya)
6. Sering menyalahkan anak & membuat anak merasa bersalah:sering merasa setiap tindakannya benar. Kalau melakukan kesalahan, malah menyalahkan orang lain atau anaknya sendiri atas perbuatannya. Sering mengungkit apa yg telah dilakukannya shg membuat anak merasa bersalah. Padahal, membesarkan anak adalah kewajiban orang tua & bukan sesuatu yg harus "diganti" atau dikembalikan. Ini yg membuat anak merasa terbebani
7. Kurang mengapresiasi: pelit mengapresiasi setiap pencapaian anak/tidak pernah menghargai, bahkan selalu merasa kurang atas pencapaian sang anak
8. Menuntut berlebihan: sering menuntut berlebihan pada anak tanpa dialog dan tanpa memperhatikan apakah hal itu pas dgn kemampuan anak dan apakah masuk akal. Ini bisa membuat anak tertekan, tdk PD, sedih bahkan sampai mengalami depresi
*MENGAPA ORANG TUA JADI TOKSIK? APA YANG DIALAMINYA?*
1. *Kurang paham empati & kurang mampu merasakannya*
2. *Kurang mengerti berkomunikasi*
3. Punya personality *narsistik*
4. Punya pengalaman *traumatis* (berpengaruh kepada parenting style)
5. Sedang mengalami *burn out* (lelah fisik & psikis), *distress (kedukaan & kehilangan: orang² tercinta, barang² pekerjaan, ekonomi)
6. Pernah mengalami abusive (kekerasan baik verbal, fisik, seksual)
*APA YANG PERLU DILAKUKAN?*
*1. Mampu kelola konflik:* menuntaskan konflik dgn ilmu & solusi, bukan hanya mengumbar emosi. Gunakan hati & kedua telinga agar lebih memahami
*2. Hormati kebutuhan anak:* salah satunya melalui 5 Bahasa Cinta ❤️
*3. Memegang tanggung jawab diri & anak:* dpt diandalkan, komitmen. Sekali pun melakukan kesalahan, orang tua mau dan mampu meminta maaf dan memperbaiki diri
*4. Miliki ilmu kelola emosi (terutama amarah):* agar tidak selalu playing victim apalagi penuh emosi yg meledak-ledak
*Sesi 2: Bunda Aris Ahmad Jaya*
Apa yang kita pelajari dari Bunda Lili adalah kejadian yg sptnya setiap orang tua mengalami. *Tidak ada orang tua yg tidak toksik.* Kalau kita akui sebenarnya kita ini dlm pandangan anak kita sebagian adalah toksik. Mengapa? Karena secara bawah sadar kadang² anak² kita merasa kurang nyaman ketika diawasi oleh kita, kurang nyaman ketika dibersamai, dlm situasi tertentu mereka ingin mjd manusia yg tdk diawasi, tdk dikendalikan, namun... ABCo Therapy mencoba mempelajari fenomena² ini, mengapa itu bisa terjadi?
*3 HAL YG MENDASARI MENGAPA SEBAGIAN ORANG TUA TIDAK DEKAT BAHKAN DIKATAKAN TOKSIK BAGI ANAKNYA*
1. Sebagian besar orang tua *merasa dlm sebuah posisi harus ingin dimengerti, ingin dihargai, ingin dilayani, ingin dipahami.* Perlu kita pahami bhw bagi orang Indonesia KEMAMPUAN ORANG TUA UNTUK MENGERTI, MEMAHAMI, MENGHARGAI ITU LEMAH. Bdsk pengamatan kami dari sebagian besar klien kami adalah orang tua yg sdh merasa benar, merasa sdh memberikan sbgmn yg semestinya, merasa sdh melakukan yg terbaik, namun ketika kami komunikasi dgn putra-putri ataupun siswa-siswinya, ternyata tdk selalu apa yg dikatakan oleh orang tua maupun guru itu sama dgn persepsi anak
*Kemampuan orang tua untuk mengubah “DI” menjadi “ME” adalah penting.*
Dilayani ➡️ Melayani
Dihargai ➡️ Menghargai
Dimengerti ➡️ Mengerti
Orang tua dan guru yg selalu ingin “DI”, maka dia pasti kecewa. Krn anak2 hari ini adalah anak2 yg terlahir di zamannya, sedangkan kita mengharapkan mereka memperlakukan kita sbgmn zaman kita yg kita pernah lakukan kpd orang tua ataupun ada guru kita
Terkadang kita *hanya membutuhkan waktu mungkin 1 sampai dua 2 utk mengerti mereka.* Mereka kadang tdk tahu apa yg dilakukan oleh ayah sbg ayahnya, ibu sbg ibunya
2. Ternyata *sebagian orang tua termasuk juga guru tdk memiliki ilmu parenting yg terkurikulum.* Artinya *banyak orang tua yg KEBETULAN bukan orang tua BETULAN.* Menjadi orang tua krn kebetulan punya anak. Jd belum masuk kategori orang tua BETULAN yg betul² belajar sbg orang tua dan terus belajar
3. Ternyata *sebagian orang tua tidak menyengaja MENCIPTAKAN MOMENTUM yg menjadikan anak² dekat.* Padahal sebenarnya tindakan sengaja menciptakan momentum² yg menjadikan anak² itu dekat, ingat, punya memori, punya kenangan itu adalah bagian dari kewajiban yg harus direncanakan
*5 BAHASA CINTA*
1. *Apresiasi* (menghargai): kemampuan orang tua utk menghargai scr cepat atas proses yg sdg berjalan itu ternyata seni yg jarang dimiliki oleh para orang tua di Indonesia. Krn sebagian orang tua menghargai ketika di babak akhir/final (kenaikan kelas atau ketika buah hatinya sdh meninggal)
2. *Waktu Berkualitas* (momentum, kesempatan, kebersamaan, waktu): kadang² kita tidak menyengaja. Coba momentum dalam 24 jam menyengaja utk membersamai anak, termasuk ketika orang tua datang dari kantor jam 22.00 atau bahkan jam 00.00 malam, maka semestinya datang ke kamar anaknya, kemudian bilang sambil mengusap kepala anaknya: _“Assalamualaikum, nak. Ayah sudah pulang. Alhamdulillah Ayah dimudahkan rezekinya. Terima kasih doanya. Ayo berdoa, semoga kamu menjadi orang yang solih-sholihah_ 🤲
3. *Melayani:* pelayanan itu tdk harus spt pembantu. Misalnya, sekedar membukakan pintu ketika anak kita tiba di rumah atau merautkan pensil
4. *Sentuhan, pelukan, usapan kepala/punggung, tepukan pundak*
5. *Hadiah:* wujudnya relatif
*PARENTING THERAPY WITH RECONNECTION TECHNIQUE*
(koneksi orang tua dgn semesta buah hati shg mereka senantiasa terikat scr baik dgn vibrasi positif yg orang tua pancarkan)
No comments:
Post a Comment