Wednesday 25 October 2023

Mengingat Kebaikan Orang Lain dan Membalasnya


Barangsiapa tidak berterima kasih kepada manusia,  dia tidak bersyukur kepada Allah.”* (H.R. Tirmidzi). Berdasarkan hal tersebut, maka sebaliknya, barangsiapa  berterima kepada manusia,  dia bersyukur kepada Allah . Itulah sebabnya, kita perbanyak ingat kebaikan orang lain.


Atas dasar hal  di atas,  maka ada dua hal  penting untuk  kita ingat. Yakni: (1) kebaikan orang lain kepada kita, (2) keburukan  kita kepada orang lain. 

Di samping itu,   ada dua hal pula  yang perlu  kita lupakan. Yakni: (1)  kebaikan kita kepada orang lain; (2) keburukan orang lain kepada kita.


Sebagai manusia,  sejak  lahir hingga saat ini, kita  tidak bisa berdiri sendiri. Kita bisa tumbuh dan berkembang tidak lepas dari bantuan orang lain. Untuk itulah,  kita harus  ikhlas mengingat kebaikan  orang lain walaupun sedikit. Itulah sebabnya,  kita  berterima kasih kepadanya. 


NABI MUHAMMAD  SAW bersabda (yang artinya), *_“Barangsiapa  telah berbuat kebaikan kepada kalian, hendaklah kalian membalasnya. Jika kalian tidak mampu membalasnya,  berdoalah untuknya, hingga kalian tahu bahwa kalian telah bersyukur. Allah adalah Dzat Yang Mahatahu  berterima kasih dan sangat cinta kepada orang-orang yang bersyukur.”_* (H.R. Thabrani). 


Berdasarkan sabda Rasulullah SAW tadi,  maka  betapa  penting kita perlu selalu mengenang kebaikan atau keutamaan  orang lain kepada kita. Hal itu sesuai dengan firman Allah (yang artinya), *_“..dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan.”_*(QS. Al-Baqarah: 237).


Selanjutnya,  agar  bisa terjaga hidup kita,  kita seharusnya (bahkan wajib atau menjadi kebutuhan utama kita) melupakan kebaikan kita kepada orang. Hal itu dapat memudahkan kita untuk meraih keikhlasan, di samping kita juga bisa menghindari diri dari pamer dan ujub.


Apabila  kita pamer dan ujub,  kebaikan sebanyak berapa pun yang telah kita lakukan akan menjadi sia-sia. Apa sebabnya?  Karena terbakar dengan sendirinya. Nabi Muhammad SAW bersabda, *_“Ada tiga perkara yang dapat membinasakan manusia (hamba), yaitu: (1) sikap bakhil yang dipatuhi, (2)  hawa nafsu yang diikuti, dan  (3) kekaguman seseorang kepada diri sendiri.”_* (HR. Thabrani). 


Berdasarkan hal tersebut,  wajar kita mengetahui trend baru orang beramal (memberi)  dengan menyebut  sebagai Hamba Allah. Harapannya,  mereka (pemberi) menyamakan pemberian mereka dengan ungkapan “tangan kanan memberi, tangan kirinya tidak tahu”.


Maka, kita harus ekstrahati-hati baik terhadap orang lain maupun terhadap diri kita sendiri yang terkait dengan kebaikan dan keburukan.


Kedudukan amal perbuatan  kita di hadapan Allah  ditentukan oleh sikap kita. Perbuatan kita  menjadi baik atau buruk di mata Allah,  tergantung pada  Allah.  *_“Wahai orang-orang yang beri¬man, janganlah kamu hilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebut dan menyakiti (perasan penerimanya)."_* (Q.S. Al-Baqarah : 264 ).

No comments:

Post a Comment

Membeli Waktu

Assalamuallaikum warahmatulahi wabarakatuh  Bismillahirrahmanirrahim  Membeli Waktu Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul ...