Sunday 14 May 2023

Kisah Emas dan Tanah

 Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh


━━━━━━━━━━

Emas berkata pada tanah, “Coba lihatlah diri mu, engkau kusam, hitam & kasar, apakah engkau memiliki cahaya berkilau seperti aku ? Apakah engkau berharga seperti aku?” 


Tanah pun tersenyum dan kemudian menjawabnya dgn tenang, “Aku memang tak berkilau & berharga seperti mu, namun ketahuilah bahwa aku bisa menumbuhkan bunga & buah, bisa menumbuhkan rumput & pohon, bisa menumbuhkan sayuran dan banyak menghasikan sesuatu yg bermanfaat bagi orang lain, apakah km bisa ?” 


Mendengar jawaban dari tanah Emas pun seketika terdiam, seolah-olah jawaban itu merupakan pukulan keras yg menyadarkannya, dimana ia tadi telah merasa sombong dan memandang rendah tanah, namun sejatinya justru emas lah yg tidak berguna, karena tidak bisa memberi manfaat.


Begitulah sahabat ku, Dalam hidup ini banyak orang yg seperti emas, Dia nampak berharga, indah, menyilaukan, memiliki kedudukan yg tinggi & banyak harta, tetapi ia tdk bisa memberi manfaat bagi sesama. Sukses dalam karir, penampilan indah, banyaknya harta, apalah arti semua itu jika itu hanya untuk dirinya sendiri dan ia sukar membantu atau peduli kepada sesama.


Tapi sebaliknya justru ada seseorang yg terlihat seperti tanah, kehidupannya biasa saja, sederhana, tidak menyilaukan, namun ia sangat ringan tangan mudah membantu siapapun, memiliki jiwa sosial yg tinggi & banyak memberi manfaat bagi orang lain.


Maka perlu untuk kita renungkan, Bahwa sesungguhnya makna dari kekayaan itu bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, Tapi seberapa banyak manfaatnya kita, Bukan terletak pada seberapa banyak yg telah kita miliki, Tapi seberapa banyak yg telah kita bagi.


Harta yg kita simpan akan kita tinggalkan atau menjadi warisan, namun harta yg telah kita sedekahkan itulah yg akan menjadi milik kita.


Kekayaan & kemewahan seseorang, terlihat bukan dari apa yg ia miliki, tapi dari apa yg ia berikan, sebab laut mati di sebut mati karena ia hanya menampung air dan tdk mengalirkan. 


Demikian pula orang kaya adalah orang yg setiap tarikan napasnya bermanfaat bagi orang ramai, sebab sebanyak apapun kekayaan, sejatinya dia tetap miskin jika hartanya hanya untuk dirinya sendiri.


Oleh karna itu hal yg terbaik bisa kita lakukan adalah menjadikan apapun kelebihan yg Allah titipkan kepada kita sebagai sarana untuk memperoleh sebanyak-banyaknya pahala, bukan memperoleh sebanyak-banyaknya pujian.


Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ


“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).


Semoga kita termasuk dari orang-orang yg Allah Ta'ala jadikan dapat memberikan banyak manfaat bagi orang lain, memiliki kepekaan sosial, ringan tangan dan mudah membantu orang lain. Aamiin.


Barakallahu Fiikum

No comments:

Post a Comment

Bahagia itu Sederhana : Turunkan Ekspektasi

Merasakan kenikmatan dan kebahagiaan tidaklah selalu harus mewah. Demikian juga ketika liburan. Saya mengeluhkan tidak dapat menikmati karen...