Thursday 29 September 2022

Berpacu dalam Kompetisi






Gambar:  Berlatih karate rutin (Dokpri)


Mendengar kata kompetisi pasti terbayang suasana persaingan. Suasana tegang dan suasana saling menunjukkan yang terbaik.  Tidak Hanya kompetisi secara fisik namun juga secara mental.

Kompetisi berasal dari bahasa Inggris to compete atau competition. Maknanya adalah bersaing; bertarung


Kompetisi perlu senantiasa ditumbuhkan pada anak-anak maupun orang dewasa. Ia memunculkan jiwa untuk menunjukkan yang terbaik. Namun harus perlu dicatat bahwa kompetisi yang demikian adalah kompetisi yang positif dan sehat. Apakah ada kompetisi yang negatif dan tidak sehat? 

Mengapa saya membicarakan kompetisi pada anak? Di sekolah maupun di rumah penulis lihat anak-anak yang masuk kompetisi baik itu bidang akademik maupun non-akademik mereka lebih bersemangat dan termotivasi untuk lebih baik. 

Melihat hal tersebut, penulis memang mencoba memasukkan anak pada salah satu cabang olahraga yakni karate. Meskipun awalnya karena hanya ingin memanfaatkan waktu ketika pembelajaran berlangsung daring, sekarang beralih tujuan. 

Berhubung pandemi sudah mulai berkurang dan anak masih tetap aktif dan masih semangat berlatih mengikuti setiap sesi latihan maka kini saya arahkan untuk mulai berkompetisi. 

Berada di cabang karate, anak sepertinya menikmati. Berangkat dari nol di kelas dua kini akan mencapai sabuk hijau atau dalam tingkatan termasuk kyu 6.  Dalam kompetisi Popda peserta dipersyaratkan untuk berada di sabuk hijau. Alhamdulillah, semoga setelah ujian kenaikan tingkat bisa masuk di sabuk hijau sehingga kesempatan untuk dapat berkompetisi dalam ajang perlombaan semakin terbuka lebar. Berikut kompetisi karate pertama Popda tingkat kecamatan Bobotsari.

https://youtu.be/U_KMp4-qVDY

Menurut halodoc.com ada beberapa cara mengajarkan anak berkompetisi. Saya mencoba untuk mempraktekkannya. Berikut langkah -langkah yang perlu dilakukan:

1. Menemukan motivasi anak.

Motivasi muncul ketika anak merasa tertarik pada suatu bidang. Sampai saat ini anak tampaknya masih tertarik di bidang non-akademik. Mungkin karena masih tahap bermain. Bidang-bidang ini terasa cocok untuknya karena memerlukan banyak gerak dan aktif.

2. Dorong anak fokus pada tujuan.

Setelah ikut latihan secara rutin dan melampaui beberapa ujian kenaikan tingkat sepertinya dia mulai tertarik untuk mencoba mengikuti kompetisi. Memang bukan prestasi saja yang dikejar. 

3. Menumbuhkan persaingan sehat.

Dalam karate dan kompetisi non-akademik lainnya tentu bertujuan untuk menumbuhkan persaingan yang sehat. Anak dilatih untuk dapat mencapai tujuan dengan cara yang jujur dan bertanggung jawab.

4.  Fokus mengembangkan kemampuan diri.

Dengan tingkat yang berbeda memang menimbulkan usaha untuk dapat mencapai tingkat setinggi-tingginya dalam sabuk. Namun hal tersebut tidak berarti jika tidak diikuti dengan prestasi.

5. Mengapresiasi keberhasilan anak.

Biasanya anak akan selalu meminta hadiah jika dapat lulus pada ujian kenaikan tingkatan sabuk atau penurunan kyu. Ini dapat menjadi motivasi sekaligus apresiasi terhadap prestasi anak. Meskipun harus dihindari pula jangan sampai anak melakukan sesuatu karena mengejar hadiah. 

Berikan hadiah hanya sebagai motivasi dan pemantik untuk mempertahankan prestasi. Bukan sebagai tujuan utama. Semoga dengan konsisten berlatih bisa mewujudkan sumpah seorang karateka.

SUMPAH KARATE :
1) Sanggup Memelihara Kepribadian
2) Sanggup Patuh Pada Kejujuran
3) Sanggup Mempertinggi Prestasi
4) Sanggup Menjaga Sopan Santun
5) Sanggup Menguasai Diri


14 comments:

  1. Keren
    Tulisan yang inspiratif menambah wawasan dan semangat Bun

    ReplyDelete
  2. Terimakasih motivasinya bund .. betul 5 langkah yg hrs kt brikn kpd anak2 kita...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Bun, berpraktek bersama anak. Semoga bermanfaat.

      Delete
  3. Setuju, bagaimanapun hidup takkan lepas dari kompetisi. Yg penting bersaing secara sehat..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul kompetisi ada pada semua bidang. Tetapi harus dibangun kompetisi yang sehat.

      Delete
  4. Selalu banyak foto pendukung makin mantap informasinya. Keren..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Bu selain pendukung tulisan juga sekalian titip dokumentasi di sini. Terima kasih atas kunjungannya

      Delete
  5. Sangat inspiratif terima kasih atas sharing ilmunya. Saya setuju dengan point diantaranya menumbuhkan persaingan sehat. Dan hal ini dapat dipupuk semenjak anak-anak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Bu mayor Nani atas apresiasi dan kunjungannya.

      Delete
  6. Kompetisi bagian dari tahapan anak tumbuh kembang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Bunda dan itu harus ditumbuhkan kembangkan dengan sehat

      Delete
  7. Keren...berbagi tulisannya ,Semangat untuk sukses

    ReplyDelete

Tenses: Simple Present tense, Simple Past Tense dan Present Continuous Tense

 Ketika membicarakan tenses memang tidak dipungkiri seringkali membuat orang bingung. Karena harus dipahami bahwa dalam bahasa Indonesia dan...