Mendengar kata kompetisi pasti terbayang suasana persaingan. Suasana tegang dan suasana saling menunjukkan yang terbaik. Tidak Hanya kompetisi secara fisik namun juga secara mental.
Kompetisi berasal dari bahasa Inggris to compete atau competition. Maknanya adalah bersaing; bertarung
Kompetisi perlu senantiasa ditumbuhkan pada anak-anak maupun orang dewasa. Ia memunculkan jiwa untuk menunjukkan yang terbaik. Namun harus perlu dicatat bahwa kompetisi yang demikian adalah kompetisi yang positif dan sehat. Apakah ada kompetisi yang negatif dan tidak sehat?
Mengapa saya membicarakan kompetisi pada anak? Di sekolah maupun di rumah penulis lihat anak-anak yang masuk kompetisi baik itu bidang akademik maupun non-akademik mereka lebih bersemangat dan termotivasi untuk lebih baik.
Melihat hal tersebut, penulis memang mencoba memasukkan anak pada salah satu cabang olahraga yakni karate. Meskipun awalnya karena hanya ingin memanfaatkan waktu ketika pembelajaran berlangsung daring, sekarang beralih tujuan.
Berhubung pandemi sudah mulai berkurang dan anak masih tetap aktif dan masih semangat berlatih mengikuti setiap sesi latihan maka kini saya arahkan untuk mulai berkompetisi.
Berada di cabang karate, anak sepertinya menikmati. Berangkat dari nol di kelas dua kini akan mencapai sabuk hijau atau dalam tingkatan termasuk kyu 6. Dalam kompetisi Popda peserta dipersyaratkan untuk berada di sabuk hijau. Alhamdulillah, semoga setelah ujian kenaikan tingkat bisa masuk di sabuk hijau sehingga kesempatan untuk dapat berkompetisi dalam ajang perlombaan semakin terbuka lebar. Berikut kompetisi karate pertama Popda tingkat kecamatan Bobotsari.
Menurut halodoc.com ada beberapa cara mengajarkan anak berkompetisi. Saya mencoba untuk mempraktekkannya. Berikut langkah -langkah yang perlu dilakukan:
1. Menemukan motivasi anak.
Motivasi muncul ketika anak merasa tertarik pada suatu bidang. Sampai saat ini anak tampaknya masih tertarik di bidang non-akademik. Mungkin karena masih tahap bermain. Bidang-bidang ini terasa cocok untuknya karena memerlukan banyak gerak dan aktif.
2. Dorong anak fokus pada tujuan.
Setelah ikut latihan secara rutin dan melampaui beberapa ujian kenaikan tingkat sepertinya dia mulai tertarik untuk mencoba mengikuti kompetisi. Memang bukan prestasi saja yang dikejar.
3. Menumbuhkan persaingan sehat.
Dalam karate dan kompetisi non-akademik lainnya tentu bertujuan untuk menumbuhkan persaingan yang sehat. Anak dilatih untuk dapat mencapai tujuan dengan cara yang jujur dan bertanggung jawab.
4. Fokus mengembangkan kemampuan diri.
Dengan tingkat yang berbeda memang menimbulkan usaha untuk dapat mencapai tingkat setinggi-tingginya dalam sabuk. Namun hal tersebut tidak berarti jika tidak diikuti dengan prestasi.
5. Mengapresiasi keberhasilan anak.
Biasanya anak akan selalu meminta hadiah jika dapat lulus pada ujian kenaikan tingkatan sabuk atau penurunan kyu. Ini dapat menjadi motivasi sekaligus apresiasi terhadap prestasi anak. Meskipun harus dihindari pula jangan sampai anak melakukan sesuatu karena mengejar hadiah.
Berikan hadiah hanya sebagai motivasi dan pemantik untuk mempertahankan prestasi. Bukan sebagai tujuan utama. Semoga dengan konsisten berlatih bisa mewujudkan sumpah seorang karateka.
SUMPAH KARATE :
1) Sanggup Memelihara Kepribadian
2) Sanggup Patuh Pada Kejujuran
3) Sanggup Mempertinggi Prestasi
4) Sanggup Menjaga Sopan Santun
5) Sanggup Menguasai Diri
Keren
ReplyDeleteTulisan yang inspiratif menambah wawasan dan semangat Bun
Terima kasih Bu Ovi untuk kunjungannya.
DeleteTerimakasih motivasinya bund .. betul 5 langkah yg hrs kt brikn kpd anak2 kita...
ReplyDeleteSama-sama Bun, berpraktek bersama anak. Semoga bermanfaat.
DeleteSetuju, bagaimanapun hidup takkan lepas dari kompetisi. Yg penting bersaing secara sehat..
ReplyDeleteBetul kompetisi ada pada semua bidang. Tetapi harus dibangun kompetisi yang sehat.
DeleteSelalu banyak foto pendukung makin mantap informasinya. Keren..
ReplyDeleteYa Bu selain pendukung tulisan juga sekalian titip dokumentasi di sini. Terima kasih atas kunjungannya
DeleteSangat inspiratif terima kasih atas sharing ilmunya. Saya setuju dengan point diantaranya menumbuhkan persaingan sehat. Dan hal ini dapat dipupuk semenjak anak-anak
ReplyDeleteTerima kasih Bu mayor Nani atas apresiasi dan kunjungannya.
DeleteKompetisi bagian dari tahapan anak tumbuh kembang
ReplyDeleteBetul Bunda dan itu harus ditumbuhkan kembangkan dengan sehat
DeleteKeren...berbagi tulisannya ,Semangat untuk sukses
ReplyDeleteSiap Emak. Terima kasih kunjungannya.
Delete