Laki-laki itu berjalan pelan sambil menuntun sepeda onthel tua di sampingnya, menuju ke lapangan kecamatan. Sepeda onthel antik yang menjadi barang yang sangat ia sayangi. Sepeda itu menghubungkan dirinya dengan masa perjuangan dulu. Perjuangan melawan penjajahan dan merebut kemerdekaan. Ia memang tidak segagah dulu. Tubuh rentanya mulai lemah dan membungkuk, rambutnya hampir tidak menyisakan warna hitam di kepalanya. Namun ketika undangan itu tiba, ia bertekad untuk memenuhinya.
Pagi ini dengan gelora semangat 45 nya ia hadir. Ia hadir di sana sebagai undangan dari wakil para veteran Pejuang Kemerdekaan. Dengan seragam tentaranya yang sudah lusuh termakan usia, berkopiah coklat ia datang dengan semangat membara. Tujuh puluh tujuh tahun sudah kemerdekaan itu telah diraih. Ia masih bisa berdiri di sini merayakan apa yang pernah diperjuangkan bersama.
Tiba -tiba terbayang semua teman-teman yang sudah pergi lebih dulu di masa perjuangan. Mereka tidak bisa melihat semua ini. Bangsa ini sudah berbeda dari masa perjuangan. Sudah lebih maju. Sudah lebih makmur. Air mata itu menggenang di kedua pelupuk matanya yang meredup.
Ditemuinya beberapa teman lamanya yang berjuang bersamanya. Rasa syukur dan bahagia tampak dari senyuman dan erat jabat tangan masing-masing. Kondisi masa tua tidak menyurutkan semangat tetap berjuang demi bangsa. Cerita kemudian mengalir darinya, mengenang masa-masa perjuangan yang berat.
Kepala-kepala sekolah dan pejabat kecamatan menyalaminya dengan hangat. Takzim mereka menyambut para veteran penuh syukur dan terima kasih.
Upacara detik-detik proklamasi diikutinya dengan hikmat. Sepanjang perjalanan upacara tak henti hatinya berdoa untuk keselamatan bangsa dan negara Indonesia. Meski tidak banyak yang bisa dilakukannya, ia ingin mewariskan rasa cinta bangsa ini kepada generasi muda Indonesia.
Bangga dan bahagia menyeruak di hatinya saat menyaksikan barisan pemuda pengibar bendera itu melaksanakan tugas mereka. Anak-anak muda yang hebat. Lagu-lagu kebangsaan Indonesia pun membawanya ke tempat nun jauh di zaman perjuangan.
Teringat dirinya akan Sarjono, Abdullah, Abdul Karim dan teman-teman lain yang kini sudah tidak bisa ditemuinya. Namun semangat juang mereka tetap menempati ruang di hatinya sepanjang hidupnya. Selamat jalan kawan. Semoga aku yang diberikan umur panjang dapat terus berjuang dengan cara yang berbeda. Merdeka sahabat-sahabat perjuangan. Semoga perjuangan kita menjadi amalan yang dapat dipersembahkan kepada Allah SWT. Aamiin.
Purbalingga, 25 Agustus 2022
Selamat Hari Veteran 10 Agustus 2022, terima kasih atas semua perjuangan dan baktimu untuk negeri dan semoga kami bisa meneruskannya. Salam takzim untukmu selalu.
Semoga para veteran mendapat ganjaran setimpal dari Tuhan. Ucapna syukur dan terima kasih kepada mereka.
ReplyDeleteAamiin ya robbal'aalamiin 🤲
DeleteMengharukan
ReplyDeleteSemoga sesuai tema Bu.
DeleteTerharu membacanya,tak terasa mataku berkata kaca
ReplyDeleteSemoga sesuai dengan gambaran kenyataan.
Deletesalut dan hormat untuk para veteran
ReplyDeleteBetul Pak. Salut dan hormat untuk mereka.
DeleteKeren...ceritanya betul sekali veteran layak dapat penghargaan
ReplyDeleteTerima kasih Emak. Semoga mendekati kenyataan.
Delete