Thursday 25 August 2022

Cara Rosulullah SAW Menyayangi Binatang

Saya tidak tahu ini dituliskan oleh siapa. Namun isinya barangkali sedang relevan dengan peristiwa penembakan kucing oleh anggota TNI. Saya berterima kasih kepada penulis atas tulisan ini sekaligus meminta izin beliau untuk menyampaikannya di sini.

Semoga tulisan ini menjadi pembelajaran terutama bagi diri saya pribadi dan mudah -mudahan bermanfaat bagi lebih banyak orang. 

Inilah Cara Rasulullah ﷺ Menyayangi Hewan, Yuk Kita Teladani!


Salah satu kemunduran kita hari ini, kita terlalu sibuk membahas teori-teori dan sesuatu yang sifatnya besar, tapi malah lupa dengan detail-detail yang padahal itu inti ajaran kita. Kita membahas peradaban, tapi tak peduli dengan kebersihan lingkungan. Kita berdiskusi tentang militer dan penjelajahan, tapi ketika ada kucing datang ke rumah, ia diusir sambil ditendang.


Padahal seseorang tak akan mampu menjalankan hal-hal besar jika ia belum selesai dengan hal-hal mendasar dalam hidupnya. Ada alasan paling logis bagi Michael Hart, Penulis "The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History" menempatkan Rasul di peringkat satu, karena beliau ini sudah selesai dengan hal-hal mendasar dalam hidup beliau ﷺ untuk kemudian sukses besar dalam karier peradabannya.


Rasulullah ﷺ adalah manusia paling tegas jika berurusan dengan keadilan pada makhluk ciptaan Allah. Semuanya. Muslim ataupun bukan. Manusia maupun hewan. Hal itu kentara ketika beliau ﷺ suatu hari melihat seseorang yang berbincang lama dengan temannya di pasar tapi sambil duduk di atas binatang tunggangannya.


Melihat itu, Rasulullah ﷺ menegur, "jangan kalian jadikan hewan sebagai mimbar-mimbar kalian. Sebab Allah telah menguasakan mereka pada kalian untuk membuat kalian sampai pada tujuan yang tak kan bisa dicapai kecuali dengan kelelahan." (HR Abu Dawud 2567)


Sedetail itu lho, sayangnya Rasulullah sama hewan. Dalam saat lain, suatu kali beliau dan sahabat-sahabatnya sedang melakukan safar. Kemudian ada beberapa orang melihat sangkar burung, di dalamnya ada seekor induk dan dua anaknya. Lalu mereka mengambil dua burung kecil sehingga induknya ketakutan. Melihat itu, Rasulullah ﷺ mengingatkan, "Siapa yang memisahkan dia dari anak-anaknya? Kembalikanlah pada induknya." (HR Abu Dawud 5268)


Banyak yang mengatakan syariat Islam ini kejam pada hewan, terlebih pada saat momen Idul Adha. Orang-orang berkata bahwa tidak seharusnya hewan-hewan disembelih, padahal mereka yang bilang begitu sering makan steak dan tongseng. Justru dalam ibadah Qurban, ada hikmah sangat penting. Penyembelihan hewan dalam Idul Adha justru cara Islam mengajarkan umat manusia bagaimana cara terbaik mengasihi binatang.

Hewan-hewan qurban sebagaimana diperintahkan Rasul, mesti disayang, dicukupi semua keperluan makannya, jangan dibiarkan tersakiti. Bahkan ketika menyembelih, Rasulullah ﷺ bersabda, "jika kalian menyembelih, maka berbaik-baiklah dalam melakukannya", maksudnya, jangan sampai ketika menyembelih itu menyiksa hewan. Caranya? Dengan menajamkan pisau agar hewan yang disembelih tak merasa sakit berlarut-larut.

Sekarang coba lihat dunia. Betapa banyak manusia tidak beradab pada hewan. Ada yang langsung dipanggang tanpa disembelih. Ada yang digoreng hidup-hidup. Ada burung yang dicopot bulunya padahal masih bernapas, dan bahkan hewan hidup-hidup diperebutkan banyak tangan sampai badannya koyak. Nauzubillah.

Kasih sayang Rasulullah pada hewan tentu menginspirasi sahabat-sahabatnya. Hingga contohnya, Adi bin Hatim pernah berkata tentang semut di dinding rumahnya, "mereka adalah tetangga kita, dan mereka punya hak atas kita." Abu Darda menjelang wafat berkata pada untanya, "wahai unta, janganlah kamu adukan aku pada Rabb-mu. Sungguh aku belum pernah menaruh beban yang punggungmu tak mampu."

No comments:

Post a Comment

Membeli Waktu

Assalamuallaikum warahmatulahi wabarakatuh  Bismillahirrahmanirrahim  Membeli Waktu Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul ...