Refleksi untuk kegiatan Milad ke-113 Muhammadiyah dapat difokuskan pada tiga dimensi utama: Historis (Masa Lalu), Realitas (Masa Kini), dan Visi (Masa Depan), yang semuanya diikat oleh semangat dakwah dan tajdid (pembaharuan).
Refleksi Milad Ke-113 Muhammadiyah
Milad ke-113 adalah momentum untuk merenungkan sejauh mana organisasi ini telah mengamalkan mandat teologisnya, khususnya dalam "Memajukan Kesejahteraan Bangsa" (tema sentral yang sering diangkat).
1. Refleksi Historis: Penguatan Khittah Gerakan
Ini adalah perenungan terhadap nilai-nilai dasar yang diwariskan pendiri dan capaian besar yang telah diraih.
Spirit Al-Ma'un dan Kemanusiaan: Mengingat kembali semangat K.H. Ahmad Dahlan yang mengajarkan praktik Surah Al-Ma'un melalui pendirian rumah sakit, sekolah, dan panti asuhan. Refleksi ini bertujuan menguji apakah amal usaha (AUM) yang besar masih berorientasi pada filantropi, kerakyatan, dan pengentasan kemiskinan ataukah telah bergeser menjadi institusi yang terlalu komersial.
Kematangan Sistem vs. Kultus Individu: Menghargai kemapanan sistem dan manajerial yang membuat Muhammadiyah mampu bertahan lintas zaman tanpa tergantung pada satu tokoh. Refleksi ini mendorong kader untuk mencontoh kerendahan hati, keikhlasan, dan ketiadaan keangkuhan dari para pendahulu.
Gerakan Tajdid dan Pencerahan: Meneguhkan kembali komitmen terhadap tajdid (pembaharuan) yang mencakup pemurnian akidah dan pembaharuan pemikiran serta praksis keislaman untuk mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat.
2. Refleksi Realitas: Menjawab Tantangan Kontemporer
Ini adalah evaluasi terhadap kondisi persyarikatan dan posisinya di tengah dinamika bangsa dan global saat ini.
Pemerataan Kesejahteraan Internal: Mengakui pencapaian aset yang besar (AUM) di tingkat nasional, tetapi sekaligus merefleksikan adanya ketimpangan kesejahteraan di internal persyarikatan, seperti masih rendahnya gaji guru/karyawan di beberapa amal usaha. Refleksi ini menuntut solusi nyata untuk memastikan aset digunakan untuk kemakmuran seluruh warga.
Peran Wasathiyah (Moderasi) dan Kebangsaan: Menegaskan kembali peran Muhammadiyah sebagai aset bangsa dan organisasi Islam yang moderat (wasathiyah) serta konsisten dalam menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Refleksi ini mendorong kontribusi ilmiah dan digital dalam memecahkan persoalan peradaban dan meningkatkan kesadaran kebangsaan.
Adaptasi Dakwah Digital: Mengevaluasi efektivitas dakwah dan amal di era digital dan menghadapi kompleksitas tantangan seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan hoaks.
3. Refleksi Visi: Arah Gerak Masa Depan
Ini adalah penetapan resolusi dan arah strategis untuk mencapai cita-cita Islam Berkemajuan.
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM): Fokus pada penguatan kader dan kepemimpinan yang berilmu, berakhlak, dan berjiwa sosial. Kader muda bukan hanya pewaris sejarah, tetapi penulis babak baru yang harus menghidupkan kembali semangat ijtihad dan amal shalih.
Dakwah Holistik dan Berkelanjutan: Memperluas makna dakwah tidak hanya di mimbar, tetapi di ruang kelas, rumah sakit, dan masyarakat yang membutuhkan sentuhan kemanusiaan, sesuai dengan tema besar "Memajukan Kesejahteraan Bangsa".
Sinergi dan Ukhuwah: Menjadikan Milad sebagai momentum untuk berjamaah dan berjam'iyah, memperkuat ukhuwah dengan ormas lain, dan bersinergi dengan pemerintah daerah dalam pembangunan peradaban.
Pencapaian Kemanusiaan Universal: Meneguhkan komitmen sebagai pelopor pencerahan yang membawa rahmat bagi semesta (rahmatan lil alamin), melampaui batas-batas organisasi, suku, dan agama.
No comments:
Post a Comment