“BUKANKAH kalian ditolong dan diberi rezeki (oleh Allah) dikarenakan orang-orang lemah di antara kalian?” (H.R. Bukhari).*
Sabda Nabi Muhammad SAW di atas mengajarkan prinsip dan paradigma berpikir yang sangat penting. Melalui hadis di atas kita diingatkan adanya hubungan sebab-akibat antara menolong orang lemah dengan pertolongan Allah kepada kita.
Menolong sesame manusia adalah ibadah yang efeknya sangat dahsyat. Tidak saja kepada pihak yang mendapatkan pertolongan, tetapi juga kepada yang memberikan pertolongan.
Itu berarti, membantu yang lemah bukan lagi sebatas tuntutan, melainkan menjadi kebutuhan. Sebab, menolong mereka adalah sebab-sebab seseorang mendapat pertolongan dari Allah.
Menolong yang lemah mendatangkan pertolongan Allah tersebut makin dikuatkan oleh sabda Nabi Muhammad SAW yang lain (yang artinya), “Dan, Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong sesamanya.” (H.R. Imam Muslim).
Pertolongan dari Allah tersebut bisa berupa pahala di dunia dan akhirat, dan dimudahkan segala urusan. Bahkan, Allah akan membantu meringankan kesulitan orang tersebut pada hari kiamat.
Sekomplet apa pun kelebihan seseorang, dia tetap butuh sesamanya. Meskipun secara harta melimpah, tetap saja orang tersebut butuh pada doanya orang lemah.
Ketika seorang merasa lemah, baik lemah secara materi ataupun lemah secara fisik, akan menumbuhkan rasa rendah dan butuh kepada Allah yang sangat tinggi. Berdoa dengan suasana hati demikian sangat besar peluang dikabulkan.
Oleh sebab itu, orang-orang tua yang lemah dihadirkan saat salat istisqa (salat meminta hujan). Doa mereka sangat diandalkan karena ketulusan dan rasa butuhnya yang sangat tinggi. Semoga Allah mengaruniakan sikap peduli kepada orang-orang lemah.
No comments:
Post a Comment