Saturday, 31 May 2025

Kurban Bagi Orang Yang Sudah Meninggal

 ONE DAY ONE HADITS

Sabtu, 31 Mei 2025 / 4 Dzulhijah 1446


عن ابن عباس رضي الله عنهما قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :

 أُمِرْتُ بِالنَّحْرِ وَهُوَ سُنَّةٌ لَكُمْ   

Dari Ibnu Abbas radhiAllah anhuma berkata, bersabda rasulullah sallahu alaihi wasalam:

Aku diperintahkan (diwajibkan) untuk berkurban, dan hal itu merupakan sunnah bagi kalian” (HR. At-Tirmidzi). 


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Bahwa hukum berkurban itu sendiri adalah sunnah muakkadah. Tetapi khusus untuk Rasulullah saw hukumnya adalah wajib.

2- Kesunnahan dalam hal ini adalah sunnah kifayah jika dalam keluarga adalah satu dari mereka telah menjalankan kurban maka gugurlah kesunnahan yang lain, tetapi jika hanya satu orang maka hukumnya adalah sunnah ‘ain. Sedang kesunnahan berkurban ini tentunya ditujukan kepada orang muslim yang merdeka, sudah baligh, berakal dan mampu. 

3- Sampai di sini tidak ada persoalan, tetapi persoalan kemudian muncul mengenai berkurban untuk orang yang telah meninggal dunia. Biasanya hal ini dilalukan oleh pihak keluarganya, karena orang yang telah meninggal dunia sewaktu masih hidup belum pernah berkurban. Imam Muhyiddin Syarf an-Nawawi dalam kitab Minhaj ath-Thalibin dengan tegas menyatakan tidak ada kurban untuk orang yang telah meniggal dunia kecuali semasa hidupnya pernah berwasiyat. 


وَلَا تَضْحِيَةَ عَنْ الْغَيْرِ بِغَيْرِ إذْنِهِ وَلَا عَنْ مَيِّتٍ إنْ لَمْ يُوصِ بِهَا  

 “Tidak sah berkurban untuk orang lain (yang masih hidup) dengan tanpa seizinnya, dan tidak juga untuk orang yang telah meninggal dunia apabila ia tidak berwasiat untuk dikurbani” (Muhyiddin Syarf an-Nawawi, Minhaj ath-Thalibin, Bairut-Dar al-Fikr, cet ke-1, 1425 H/2005 M, h.

4- Pendapat Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, dari kitab Ahkam Al-Adhahi wal Dzakaah, dengan beberapa tambahan referensi lainnya. Pada asalnya, kurban disyari’atkan bagi orang yang masih hidup, sebagaimana Rasulullah dan para shahabat telah menyembelih kurban untuk dirinya dan keluarganya. Adapun persangkaan orang awam adanya kekhususan kurban untuk orang yang telah meninggal, maka hal itu tidak ada dasarnya.

5- Kami tidak memandang benarnya pengkhususan kurban untuk orang yang sudah meninggal sebagai sunnah, sebab Nabi Shallallahu ‘alaihi was al sallam tidak pernah mengkhususkan menyembelih untuk seorang yang telah meninggal. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyembelih kurban untuk Hamzah, pamannya, padahal Hamzah merupakan kerabatnya yang paling dekat dan dicintainya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pula menyembelih kurban untuk anak-anaknya yang meninggal dimasa hidup beliau, yaitu tiga wanita yang telah bersuami dan tiga putra yang masih kecil. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak menyembelih kurban untuk istrinya, Khadijah, padahal ia merupakan istri tercintanya. Demikian juga, tidak ada berita jika para sahabat menyembelih kurban bagi salah seorang yang telah meninggal. 

6- Menyembelih kurban bagi orang yang sudah meninggal sebagai shadaqah terpisah dari yang hidup (bukan wasiat dan tidak ikut yang hidup) maka inipun dibolehkan. Para ulama Hambaliyah (yang mengikuti madzhab Imam Ahmad) menegaskan bahwa pahalanya sampai ke mayit dan bermanfaat baginya dengan menganalogikannya kepada shadaqah. Ibnu Taimiyyah berkata : “Diperbolehkan menyembelih kurban bagi orang yang sudah meninggal sebagaimana diperolehkan haji dan shadaqah untuk orang yang sudah meninggal.

Demikian sedikit ulasan berkenaan dengan kurban bagi orang yang telah meninggal. Wallahu a'lam 


Tema hadist yang berkaitan dengan al quran :

- Menyembelih kurban untuk orang yang sudah meninggal, disebabkan tuntunan wasiat yang disampaikannya. Jika demikian, maka wajib dilaksanakan sebagai wujud dari pengamalan firman Allah.


 فَمَنْ بَدَّلَهُ بَعْدَمَا سَمِعَهُ فَإِنَّمَا إِثْمُهُ عَلَى الَّذِينَ يُبَدِّلُونَهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ “

Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [Al-Baqarah : 181].

Friday, 30 May 2025

Tutur Kata yang Baik

 “TUTUR kata yang baik adalah sedekah.” (H.R. Bukhari). Tutur kata yang baik pun merupakan salah satu sifat penghuni surga._


ALKISAH. Abu Syuraih berkata kepada Nabi Muhammad SAW, "Wahai Rasulullah! Tunjukkanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga!" 

NABI MUHAMMAD SAW pun menjawab, “Di antara sebab mendapatkan ampunan Allah adalah menyebarkan salam dan bertutur kata yang baik.” (H.R. Thabrani).

KETIKA Nabi Muhammmad SAW diminta untuk mendoakan jelek kepada kaum musyrikin, beliau menjawab, “Sesungguhnya aku tidak diutus untuk melaknat (mendoakan kejelekan). Akan tetapi, aku diutus sebagai rahmat (kasih sayang alam semesta)."(H.R. Muslim).


Di samping memberikan contoh, Nabi Muhammad SAW pun memberikan motivasi agar kita senantiasa berkata-kata baik. Perlu diketahui, antara perkataan yang baik dan sedekah harta memiliki kesamaan. Yaitu sama-sama menyenangkan orang lain. 


BAHKAN, perkataan yang baik akan melindungi pelakunya dari azab neraka, “Selamatkanlah diri kalian dari siksa neraka walaupun hanya dengan separuh kurma. Jika kalian tidak mendapatkannya, cukup dengan bertutur kata yang baik.” (H.R. Bukhari).


PERKATAAN yang baik juga merupakan salah satu sifat calon penghuni surga. Nabi Muhammad SAW bersabda (yang artinya), “Di surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar.”


Atas sabda Nabi Muhammad SAW tersebut, seorang Arab Badui bertanya, "Kamar-kamar tersebut diperuntukkan bagi siapa, wahai Rasulullah?”


RASULULLAH (Nabi Muhammad) SAW pun menjawab, “Kamar tersebut diperuntukkan bagi siapa saja yang tutur katanya baik, gemar memberikan makan (pada orang yang butuh), rajin berpuasa, dan rajin salat malam ketika manusia sedang terlelap tidur karena Allah.” (H.R. Turmudzi).



UBAH CARANYA BUKAN PRINSIPNYA

‏إذا لم تنجح في الوصول إلى هدفك فغير وسائلك ولا تغير مبادئك فالشجرة تغير أوراقها لا جذورها

Jika engkau belum berhasil menggapai tujuan baikmu, maka coba ubah caranya saja, dan jangan mengubah prinsipmu. Karena pohon saja hanya menggugurkan dedaunannya bukan mengganti akarnya.


PENJELASAN :

1. Allah menciptakan kita untuk sukses, maka tidak ada istilah gagal, yang ada adalah kesuksesan yang tertunda .

2. Kalau gagal coba lagi, kalau jatuh bangun lagi, gagal itu ketika engkau berhenti untuk mencoba.

3. Sebenarnya engkau tidak gagal, tetapi engkau tidak mau mencoba jalan yang lain ketika jalan yang satu tertutup.

4 . Banyak jalan menuju Mekkah ,banyak jalan menuju kesuksesan dan banyak jalan menuju syurga.

5. Ketika engkau gagal yang harus engkau rubah hanya caranya , bukan merubah cara yang halal dengan cara yang haram. Karena setiap kali engkau mendapatkan sesuatu dari jalan yang haram, maka jatahmu yang halal akan berkurang.


        

Jadilah Lentera Kehidupan di Tengah Gelapnya Dunia

 

Setiap manusia diciptakan dengan potensi untuk menjadi cahaya. Tidak harus terang-benderang seperti matahari yang menyinari jagat raya, cukup menjadi pelita kecil yang menggantung di sudut hati manusia lain, menyinari gelap mereka dengan sedikit harapan. Inilah filosofi dari menjadi "lentera kehidupan" menjadi sumber cahaya, sekecil apapun, bagi orang lain yang tengah terjerat dalam kegelapan.

Kehidupan adalah perjalanan panjang yang tidak selalu cerah. Ada saatnya malam terasa terlalu pekat, kabut terlalu tebal, dan langkah terasa tertatih dalam kesendirian. Di titik-titik itulah, kehadiran seorang teman, senyuman tulus, atau bantuan kecil bisa bermakna besar. Bagi seseorang yang tengah tersesat, lentera kecil bisa menjadi penunjuk arah, bukan karena kekuatannya, melainkan karena kehadirannya yang menenangkan.

Allah ﷻ telah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa manusia sejatinya dituntun untuk menjadi sebaik-baik manusia bagi sesamanya. Firman-Nya:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?'" (QS. Fussilat: 33)


Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan bukan pada siapa yang paling bersinar terang, tapi siapa yang menyeru kepada kebaikan dan tetap berada di jalan Allah dalam kondisi apapun. Maka menjadi lentera kehidupan adalah bagian dari amal saleh: menebarkan manfaat dan harapan bagi sekitar.

Rasulullah ﷺ pun bersabda dalam hadis yang begitu terkenal:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad)

Dalam hadis ini, tolok ukur kemuliaan bukanlah pencapaian duniawi, tapi kebermanfaatan. Bahkan andai kita tidak mampu memberi sesuatu yang besar, cukup dengan kehadiran yang menghibur, senyuman yang menguatkan, atau ucapan yang menenangkan.

Jadilah seperti lentera: diam namun bercahaya. Ia tidak berisik, tidak menuntut perhatian, tapi cukup untuk menyejukkan malam yang gulita. Tidak semua orang bisa menjadi matahari. Tapi setiap orang bisa menjadi lentera. Bahkan pelita kecil pun mampu mengusir ketakutan yang bersarang dalam jiwa yang kesepian.

Seseorang mungkin tengah tenggelam dalam keputusasaan. Ia merasa seluruh dunia telah menutup pintu baginya. Dalam kondisi seperti itu, satu sapaan hangat, satu pelukan, atau sekadar kesediaan mendengarkan bisa menyelamatkan hidupnya.

Allah ﷻ menanamkan dalam hati manusia fitrah untuk peduli. Maka setiap bisikan hati yang mengajak kita untuk membantu, menemani, dan berbagi — adalah seruan ilahiah yang layak diikuti.

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ


"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al-Ma’idah: 2)

Ayat ini mengajarkan bahwa dalam kehidupan sosial, kita diperintahkan untuk menjadi bagian dari solusi, bukan menambah luka. Bahkan dalam skala yang sangat kecil, setiap upaya menolong orang lain adalah ladang amal yang terus tumbuh subur.

Seseorang mungkin berpikir bahwa dirinya terlalu kecil untuk membuat perubahan. Tapi justru dalam dunia yang penuh kerusakan, satu tindakan baik menjadi sangat bermakna. Bayangkan dunia sebagai malam yang gelap gulita. Jika setiap jiwa menyalakan satu lilin, maka dunia akan terang karena ribuan lilin yang menyala bersama.


Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

"Lindungilah dirimu dari api neraka meskipun hanya dengan (sedekah) sepotong kurma. Jika tidak ada, maka dengan kata-kata yang baik.

(HR. Bukhari dan Muslim)


Hadis ini mengingatkan bahwa nilai amal tidak dilihat dari besar kecilnya, tapi dari niat dan keikhlasannya. Maka berkata baik, hadir dalam kesunyian orang lain, dan memberi cahaya walau redup, tetap dihitung sebagai amal yang besar di sisi Allah.

Ketika kita menjadi lentera kehidupan, kita bukan hanya membantu orang lain kita sedang menyelamatkan diri kita sendiri. Karena setiap cahaya yang kita nyalakan untuk orang lain, akan menerangi jalan kita di akhirat kelak.

Ingatlah janji Allah:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

"Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (QS. At-Taubah: 120)


Jangan pernah lelah menjadi baik. Walaupun kebaikanmu tidak dibalas hari ini, tidak dihargai oleh manusia, bahkan dilupakan oleh dunia percayalah, Allah menyimpannya. Dan Allah tidak pernah lupa.

Jadilah lentera. Jika tidak bisa menuntun orang lain ke jalan kebaikan, setidaknya tunjukkan bahwa mereka tidak sendirian. Kadang cahaya kecilmu adalah satu-satunya harapan yang bisa mereka lihat. Tetaplah menyala, meski redup. Tetaplah menjadi terang, meski sendiri. Karena dalam cahaya kecilmu, ada jalan pulang bagi banyak hati yang tersesat.

Seseorang akan Mendapatkan Apa yang Disangkakan

"SESUNGGUHNYA, Allah berkata: 'Aku sesuai prasangka hambaku padaku. Jika prasangka itu baik, kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk, keburukan baginya.'"(H.R. Muslim).

Maksudnya, seseorang akan mendapatkan apa yang disangkakan. Jika seseorang bersangka  bahwa Allah akan meringankan bebannya, menerima tobatnya, dan mengangkat derajatnya, itulah yang akan dia dapatkan.

Sebaliknya, seseorang akan mendapatkan kesulitan, kesusahan, dan kemalangan jika  dia berprasangka demikian. Maka,  jangan kita pernah bersedih, takut, dan gelisah atas apa yang dihadapi. Seberat apa pun masalah yang menimpa, keadaan hidup yang tidak menentu, pasti Allah akan memberikan pertolongan-Nya selama kita mau berusaha dan berdoa. 

Kita harus meyakini bahwa Allah adalah pemilik dan penetapan dari segala sesuatu. Hidup kita sepenuhnya bergantung pada takdir-Nya. Tidak ada yang terjadi selain dari kehendak-Nya. Segala bentuk permasalahan dan kesulitan yang dihadapi, pasti akan ada hikmah di baliknya. “Tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu." (Q.S. al-Hijr: 21).

Kita mesti yakin bahwa apa pun yang terjadi pada diri kita sudah ketentuan Allah. Ketentuan Allah sudah pasti yang terbaik. Sikap  berbaik sangka kepada Allah akan mendatangkan ketenangan jiwa dan ketenteraman dalam hidup.

Orang yang berbaik sangka kepada Allah tidak menyisakan ketakutan dalam hatinya. Hidupnya penuh optimistis. Kesusahan dan kesulitan tak membuatnya meringis. 

Kita tanamkan sikap tawakal, terus berusaha, dan berdoa. Biarkan hasilnya menjadi urusan Allah. Kita tidak punya kendali akan sesuatu kecuali atas karunia-Nya.  "Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (kebutuhan)-nya.”(Q.S. at-Thalaq: 3).

Kita hilangkan ketakutan, kita benamkan kecemasan dan kesedihan, serta kita tanamkan keberanian. Yakinlah semua permasalahan dan kesulitan akan berakhir. Tidak ada yang memberatkan bagi Allah untuk menyelesaikan urusan hamba-Nya.

Wednesday, 28 May 2025

Puasa Sunah 1-9 Zulhijah

 ONE DAY ONE HADITS

Rabu, 28 Mei 2025 / 1 Dzulhijah 1446


عَنْ هُنَيْدَةَ بْنِ خَالِدٍ عَنِ امْرَأَتِهِ عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ 


Dari Hunaidah ibn Khalid, dari istrinya, dari salah seorang istri Nabi SAW (diriwayatkan bahwa) ia berkata: .“Rasulullah SAW biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, dan hari Senin dan Kamis pertama setiap bulan. ” (HR Abu Daud no. 2437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)


Tema hadist yang berkaitan dengan al quran :

1- Mengutip kitab Latho-if Al Ma’arif menyebut di antara sahabat yang mempraktikkan puasa selama sembilan hari awal Zulhijah adalah Ibnu ‘Umar . Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri , Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama.

2- Inti dari penjelasan ini, boleh berpuasa penuh selama sembilan hari bulan Zulhijah (dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijah) atau berpuasa pada sebagian harinya saja. Bisa diniatkan dengan puasa Daud atau bebas pada hari yang mana saja, namun jangan sampai ditinggalkan puasa Arafah. Karena puasa Arafah akan menghapuskan dosa selama dua tahun. Hal ini berdasarkan hadits Abu Qatadah, Nabi SAW bersabda,


صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ


“Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim no. 1162).

3- Cara melakukan puasa awal dzulhijjah.

a- Boleh lakukan dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah, lebih utama lagi puasa Arafah (9 Dzulhijjah).

b- Boleh lakukan dengan memilih hari yang diinginkan, yang penting jangan tinggalkan puasa Arafah.


Tema hadist yang berkaitan dengan al quran :


1- Puasa mengandung hikmah menyucikan tubuh dan mempersempit jalan-jalan setan.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (Al-Baqarah: 183)


2- Puasa Amalan yang bisa menghapus dosa dan mendatangkan pahala yang besar


إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا 


Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut(nama) Allah, Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar untuk mereka.[Al-Ahzab: 35].

Menjadi Orang Baik yang Sebenarnya


KENAPA kita  harus   mengalah? Kenapa kita  harus  bersabar? Kenapa  kita harus bermanis muka kepada orang lain? Kenapa  kita harus  selalu berbuat baik? Kenapa kita harus rajin bekerja dan tidak bermalas-malasan? Jawabannya adalah karena   kita ingin menjadi orang baik yang sebenarnya. Sebab, kita  tidak ingin hanya baik di angan-angan,  tetapi   baik dalam kenyataannya, baik di hadapan manusia dan   baik di sisi Allah.

ITULAH sebabnya,  orang baik harus beramal (berbuat) baik. Kalau beramal buruk berarti jadilah ia orang yang buruk atau jahat. Tentu, kita ingin menjadi orang baik yang sebenarnya dan tidak ingin menjadi orang  jahat (_Na'udzubillahi min dzalik_).

 ALKISAH. Seorang sahabat Nabi Muhammad (Rasulullah) SAW bertanya, "Ya Rasulullah!. Yang bagaimanakah orang yang baik itu?"

RASULULLAH SAW pun  menjawab, "Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya."

SAHABAT tadi  bertanya lagi, "Dan, yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?"

NABI MUHAMMAD SAW pun  menjawab, "Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya." (H.R. Ath-Thabrani dan Abu Na'im)

 MEMANG,  kebaikan  itu  butuh perjuangan yang  sering bertentangan dengan hawa nafsu dan keinginan kita. Berbuat baik memang harus mengalahkan ego kita. Sebab,  perbuatan baik itu juga balasannya sangat baik dan besar di sisi Allah. 

MESKI begitu,  Allah tidak memaksa seseorang  menjadi orang baik. Bahkan,  soal keimanan pun, Allah memberi kebebasan manusia untuk memilih. 

YANG mau kafir silakan. Yang mau beriman berimanlah dengan sebenar-benarnya! Yang mau menjadi penjahat,  jadilah penjahat dan tunggulah pembalasan (azab)-Nya! Yang ingin berbuat ikhsan (baik) berbuat ikhsanlah dengan jaminan bahwa perbuatan itu akan membuat kita meraih bahagia yang sejati lagi abadi!

MAKA BERSIHKAN HATI DENGAN TAQWA ❤️

❤ HATI yang bersih, tak akan pernah menyakiti hati orang lain, jika ia di sakiti sekalipun, ia membalasnya dengan sebuah senyuman dan kebaikan...

❤ HATI yang suci, tak akan pernah mengecewakan orang lain, jika ia dikecewakan, ia akan membalasnya dengan kesabaran dan do'a-do’a untuk kebaikannya...

 

❤️ HATI yang baik, ia tak akan pernah merasa dirinya paling baik karena baginya semuanya punya kebaikan dan kekurangan...


❤️ HATI yang ikhlas akan terpancar dari RAUT WAJAH, ia senantiasa kelihatan ramah dan mesra dalam berbicara...

 

❤️ HATI yang tulus akan menenangkan jiwa, menghadirkan perkataan yang lembut, memiliki kesederhanaan dalam bersikap...

INGATLAH...❗️

KITA takkan pernah sempurna dimata manusia..

Biarlah Allah yang menilai kita...

Karena Allah tahu apa yang ada dihati kita.

 

❤️HATI adalah standar kebaikan amalan badan.

Rasulullah shallahu’alaihi wasallam bersabda :

”KETAHUILAH, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging.

Jika ia baik, seluruh tubuh baik.

Jika ia rusak, seluruh tubuh juga rusak.

Ketahuilah (segumpal daging) itu ialah HATI.”

(HR. Muslim)


Tuesday, 27 May 2025

HASIL SIDANG ISBAT PENETAPAN TANGGAL 1 DZULHIJJAH 1446 H

 بِسْــــــــــــــــــــــم اللّهِ


1 Dzulhijjah 1446H Jatuh Hari

Rabu 28 Mei 2025 dan Hari Raya Idul Adha

10 Dzulhijjah Jatuh hari Jumat 6 Juni 2025

Pemerintah Republik Indonesia, melalui sidang isbat yang diadakan Kementerian Agama RI menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada hari Rabu yang bertepatan dengan tanggal 28 Mei 2025 M.


Maka 10 Dzulhijjah/ Hari raya Idhuladha jatuh pada hari Jum'at 6 Juni 2025

1 Dzulhijjah 1446H Jatuh Hari

Rabu 28 Mei 2025 dan Hari Raya Idul Adha

10 Dzulhijjah Jatuh hari Jumat 6 Juni 2025

Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

 ONE DAY ONE HADITS

Selasa, 27 Mei 2025 / 29 Dzulqo'dah 1446


ى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ: ((مَا الْعَمَلُ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ أَفْضَلَ مِنَ الْعَمَلِ فِى هَذِهِ)). قَالُوا: وَلاَ الْجِهَادُ؟ قَالَ: ((وَلاَ الْجِهَادُ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَىْءٍ)) [رواه البخاري]


Artinya: “Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada amal ibadah yang lebih utama selain yang dikerjakan pada sepuluh hari ini (maksudnya sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah)”. Para sahabat bertanya: “Apakah sekalipun jihad di jalan Allah?”. Rasulullah saw menjawab: “Sekalipun dari jihad. Kecuali seseorang yang keluar untuk berjihad dengan diri dan hartanya, lalu tidak ada sedikit pun yang pulang dari padanya” (HR. Bukhari).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Dalam hadits di atas, baginda Rasulullah saw menjelaskan bahwa apapun ibadah yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, ia adalah paling utama—dan dalam riwayat lain dari Imam Turmudzi: paling dicintai oleh Allah. Bahkan, pahalanya sangat besar, mengalahkan pahala jihad sekalipun. Hal ini, karena ibadah tersebut dilakukan pada waktu yang dimuliakan oleh Allah.

2- Apabila amal shaleh yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini lebih utama dan lebih dicintai oleh Allah dari hari-hari lainnya dalam seluruh tahun, maka amal shaleh apapun yang dikerjakan di dalamnya—sekalipun amal shaleh tersebut biasa—lebih utama dari amal-amal shaleh lainnya yang dikerjakan pada hari-hari lain, sekalipun amal shaleh tersebut utama.

3- Ini menunjukkan bahwa amal shaleh biasa yang dilakukan pada waktu istimewa akan menyamai (pahala) amal shaleh utama yang dikerjakan pada hari-hari biasa. Bahkan, dilebihkan dengan dilipatgandakan pahala dan balasannya”

4- Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang paling utama (afdhal) dari seluruh hari-hari yang ada di dunia (afdhal ayyâm ad-dunyâ).

Dalam sebuah hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Imam al-Bazzâr, Rasulullah saw pernah bersabda:

عن جابر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((أفضل أيام الدنيا أيام العشر)) [رواه البزار، وصححه الألباني في صحيح الجامع برقم: 1133].


Artinya: “Jabir berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Seutama-utama hari-hari di dunia ini adalah sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah” (HR. Imam al-Bazzâr, dan hadits ini dinilai Shahih oleh Syaikh Albany sebagaimana disebutkan dalam Shahîh al-Jâmi’ nya, nomor 1133).

5- Bahkan, saking mulianya sepuluh hari pertama Dzulhijjah ini, banyak ulama yang berpendapat, sebagaimana disampaikan Ibnu Katsir, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini lebih baik dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sekalipun. Hal ini karena dalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah terkumpul ibadah-ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan, mulai dari puasa, shalat, sedekah dan lainnya.

6- Demikian, di antara sebagian kecil dari segunung kemuliaan dan keistimewaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-qur'an :

1- Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang dimuliakan di dalam Islam.


إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kalian semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. At Taubah: 36)

2- Di dalam bulan Dzulhijjah ada hari-hari yang dipilih oleh Allah sebagai hari-hari terbaik sepanjang tahun. 

والفجر وليال عشر

“Demi fajar, dan malam yang sepuluh” (Qs. Al Fajr: 1-2)


Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan 10 malam yang dimaksud oleh Allah dalam ayat tersebut. Penafsiran para ulama ahli tafsir mengerucut kepada 3 pendapat:

Yang pertama: 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Yang kedua: 10 malam terakhir bulan Ramadhan.

Yang ketiga: 10 hari pertama bulan Al Muharram.

Yang rajih (kuat) adalah pendapat yang menyatakan bahwa yang dimaksud adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Monday, 26 May 2025

Jadwal Pengajian Ahad Pagi Bulan Juni 2025

 Jadwal Ketempatan Ta'lim Ahad Pagi PDM Purbalingga Bulan Juni 2025 Jam 07.00-08.00 WIB:


1. Tgl, 01 Juni 2025

     Di Masjid Al Ikhlas Desa Kembaran Wetan, Kec. Kaligondang

Ust. Sudirman, S.Kom.I


2. Tgl, 08 Juni 2025

     Di Masjid Al Huda Desa Galuh, Kec. Bojongsari

Ust. Drs. H.Djubaidi


3. Tgl, 15 Juni 2025

Di Masjid Al Hidayah Desa Muntang Kec. Kemangkon

Ust. Muakhor Abdussalam, S.Pd.I, M.Si.


4. Tgl, 22 Juni 2025

     Di Masjid At Tauhid Kel. Penambongan Kec. Purbalingga

Ust. Moh. Abdulhanif, S.Pd.I, M.Pd.


5. Tgl. 29 Juni 2025

Di Masjid Al Ikhlas Desa Karangklesem, Kec. Kutasari

Ust. Asdi Nurkholis,LC,S.Pi,M.Pd.

Tidak Ada Orang yang Tidak Memiliki Kompetensi

Dari kisah nyata seorang guru.

==========================

Di suatu madrasah ibtidaiyah, ada seorang guru yang selalu tulus mengajar dan selalu berusaha dengan  sungguh-sungguh membuat suasana kelas yang baik untuk murid-muridnya.


Ketika guru itu menjadi wali kelas 5, seorang anak–salah satu murid di kelasnya– selalu berpakaian kotor dan acak-acakan. Anak ini malas, sering terlambat dan selalu mengantuk di kelas.

Ketika semua murid yang lain mengacungkan tangan untuk menjawab kuis atau mengeluarkan pendapat, anak ini tak pernah sekalipun mengacungkan tangannya.

Guru itu mencoba berusaha, tapi ternyata tak pernah bisa menyukai anak ini. Dan entah sejak kapan, guru itu pun menjadi benci dan antipati terhadap anak ini. Di raport tengah semester, guru itu pun menulis apa adanya mengenai keburukan anak ini.

Suatu hari, tanpa disengaja, guru itu melihat catatan raport anak ini pada saat kelas 1. Di sana tertulis: “Ceria, menyukai teman-temannya, ramah, bisa mengikuti pelajaran dengan baik, masa depannya penuh harapan,”

“..Ini pasti salah, ini pasti catatan raport anak lain….,” pikir guru itu sambil melanjutkan melihat catatan berikutnya raport anak ini.

Di catatan raport kelas 2 tertulis, “Kadang-kadang terlambat karena harus merawat ibunya yang sakit-sakitan,”

Di kelas 3 semester awal, “Sakit ibunya nampaknya semakin parah, mungkin terlalu letih merawat, jadi sering mengantuk di kelas,”

Di kelas 3 semester akhir, “Ibunya meninggal, anak ini sangat sedih terpukul dan kehilangan harapan,”

Di catatan raport kelas 4 tertulis, “Ayahnya seperti kehilangan semangat hidup, kadang-kadang melakukan tindakan kekerasan kepada anak ini,”

Terhentak guru itu oleh rasa pilu yang tiba-tiba menyesakkan dada. Dan tanpa disadari diapun meneteskan air mata, dia mencap memberi label anak ini sebagai pemalas, padahal si anak tengah berjuang bertahan dari nestapa yang begitu dalam…

Terbukalah mata dan hati guru itu.

Selesai jam sekolah, guru itu menyapa si anak:

“Bu guru kerja sampai sore di sekolah, bagaimana kalau kamu juga belajar mengejar ketinggalan, kalau ada yang gak ngerti nanti Ibu ajarin,”

Untuk pertama kalinya si anak memberikan senyum di wajahnya.

Sejak saat itu, si anak belajar dengan sungguh-sungguh, prepare dan review dia lakukan di bangkunya di kelasnya.

Guru itu merasakan kebahagian yang tak terkira ketika si anak untuk pertama kalinya mengacungkan tangannya di kelas. Kepercayaan diri si anak kini mulai tumbuh lagi.

Di Kelas 6, guru itu tidak menjadi wali kelas si anak.

Ketika kelulusan tiba, guru itu mendapat selembar kartu dari si anak, di sana tertulis. “Bu guru baik sekali seperti Bunda, Bu guru adalah guru terbaik yang pernah aku temui.”

Enam tahun kemudian, kembali guru itu mendapat sebuah kartu pos dari si anak. Di sana tertulis, “Besok hari kelulusan SMA, Saya sangat bahagia mendapat wali kelas seperti Bu Guru waktu kelas 5 MI. Karena Bu Guru lah, saya bisa kembali belajar dan bersyukur saya mendapat beasiswa sekarang untuk melanjutkan sekolah ke kedokteran.”

Sepuluh tahun berlalu, kembali guru itu mendapatkan sebuah kartu. Di sana tertulis, “Saya menjadi dokter yang mengerti rasa syukur dan mengerti rasa sakit. Saya mengerti rasa syukur karena bertemu dengan Ibu guru dan saya mengerti rasa sakit karena saya pernah dipukul ayah,”

Kartu pos itu diakhiri dengan kalimat, “Saya selalu ingat Ibu guru saya waktu kelas 5. Bu guru seperti dikirim Tuhan untuk menyelamatkan saya ketika saya sedang jatuh waktu itu. Saya sekarang sudah dewasa dan bersyukur bisa sampai menjadi seorang dokter. Tetapi guru terbaik saya adalah guru wali kelas ketika saya kelas 5 MI.”

Setahun kemudian, kartu pos yang datang adalah surat undangan, di sana tertulis satu baris,

“Mohon duduk di kursi Bunda di pernikahan saya,”

Guru pun tak kuasa menahan tangis haru dan bahagia

Keikhlasan mampu menggetarkan dunia...


Sumber : Telegram

 semangatsubuh



Sunday, 25 May 2025

Menyembelih Qurban Sebelum Waktunya

 ONE DAY ONE HADITS

Ahad, 25 Mei 2025 / 27 Dzulqo'dah 1446


حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ حَدَّثَنَا مَنْصُورٌ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ النَّحْرِ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَقَالَ مَنْ صَلَّى صَلَاتَنَا وَنَسَكَ نُسُكَنَا فَقَدْ أَصَابَ النُّسُكَ وَمَنْ نَسَكَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَتِلْكَ شَاةُ لَحْمٍ فَقَامَ أَبُو بُرْدَةَ بْنُ نِيَارٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ لَقَدْ نَسَكْتُ قَبْلَ أَنْ أَخْرُجَ إِلَى الصَّلَاةِ وَعَرَفْتُ أَنَّ الْيَوْمَ يَوْمُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ فَتَعَجَّلْتُ فَأَكَلْتُ وَأَطْعَمْتُ أَهْلِي وَجِيرَانِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ شَاةُ لَحْمٍ فَقَالَ إِنَّ عِنْدِي عَنَاقًا جَذَعَةً وَهِيَ خَيْرٌ مِنْ شَاتَيْ لَحْمٍ فَهَلْ تُجْزِئُ عَنِّي قَالَ نَعَمْ وَلَنْ تُجْزِئَ عَنْ أَحَدٍ بَعْدَكَ


Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash], telah menceritakan kepada kami [Manshur], dari [Asy Sya'bi], dari [Al Bara`], ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada kami pada hari penyembelihan ('idul Adhha) setelah melakukan shalat. Beliau berkata: "Barangsiapa yang melakukan shalat seperti shalat kami dan menyembelih sembelihan kami maka sungguh ia telah telah melakukan kurban, dan barang siapa yang menyembelih sebelum shalat maka hal itu adalah kambing daging (untuk dimakan dagingnya saja)." Kemudian Abu Burdah bin Diyar berdiri dan berkata; wahai Rasulullah, aku telah menyembelih sebelum keluar untuk melakukan shalat, dan aku telah mengetahui bahwa hari ini adalah hari makan dan minum, maka aku segerekan penyembelihan tersebut, lalu aku makan dan memberi makan keluarga serta tetanggaku. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Itu adalah kambing untuk dimakan dagingnya saja." Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya bagiku kambing yang berumur satu tahun lebih baik daripada dua kambing daging (yang dimakan dagingnya saja)." Al Bara` berkata: "Apakah sah bagiku? Ia berkata; ya. Dan tidak sah untuk seorang pun setelahmu."

(HR Abu Daud) 


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1- Dalil di atas menunjukkan orang yang menyembelih qurban sebelum waktunya, maka dagingnya dianggap hanya daging biasa. Apakah halal? Halal, namun dagingnya bukan berstatus daging qurban.

tidak dinilai sebagai qurban, meskipun halal dimakan karena cara menyembelihnya benar. Dan wajib diulang qurbannya. 

Imam Bukhari mengatakan dalam kitab shahihnya,

باب مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ أَعَادَ


Bab, Siapa yang Menyembelih Sebelum Shalat, maka Dia harus mengulang qurbannya. (Shahih Bukhari, Bab al-Adhahi, Sub-bab ke-12).

2-  Qurban itu disembelih setelah shalat bersama imam. Demikian qurban tersebut dikatakan sah. Sebagaimana kata Ibnul Mundzir, “Para ulama sepakat bahwa udhiyah (qurban) tidaklah boleh disembelih sebelum terbit fajar pada hari Idul Adha.” Sedangkan waktu setelah itu (setelah terbit fajar), para ulama berselisih pendapat. Imam Syafi’i, Daud (Azh Zhohiriy), Ibnul Mundzir dan selain mereka berpendapat bahwa waktu penyembelihan qurban itu masuk jika matahari telah terbit dan lewat sekitar shalat ‘ied dan dua khutbah dilaksanakan. Jika qurban disembelih setelah waktu itu, sahlah qurbannya, baik imam melaksanakan shalat ‘ied ataukah tidak, baik imam melaksanakan shalat Dhuha ataukah tidak, begitu pula baik yang melaksanakan qurban adalah penduduk negeri atau kampung atau  musafir, juga baik imam telah menyembelih qurbannya ataukah belum.


Tema hadist yang berkaitan dengan al quran :


- Pada hakikatnya, yang diterima Allah dari ibadah kurban itu bukanlah daging atau darah hewan yang dikurbakan, melainkan ketakwaan dan ketulusan dari orang yang berkurban, itulah yang sampai kepada-Nya


لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ


Daging dan darah binatang korban atau hadiah itu tidak sekali-kali akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepadaNya ialah amal yang ikhlas yang berdasarkan taqwa dari kamu. Demikianlah Ia memudahkan binatang-binatang itu bagi kamu supaya kamu membesarkan Allah kerana mendapat nikmat petunjukNya. Dan sampaikanlah berita gembira (dengan balasan yang sebaik-baiknya) kepada orang-orang yang berusaha supaya baik amalnya.

(Surat al hajj :37).

Friday, 23 May 2025

Macam-macam Penyakit dalam Bahasa Inggris



Sumber : Pinterest


  1.  cold : flu
  2. cough : batuk
  3. sore eye: sakit mata
  4. toothache: sakit gigi
  5. headache : sakit kepala
  6. earache : sakit telinga
  7. asthma: asma
  8. itching: gatal
  9. fever :demam
  10. chicken pox : cacar
  11. sorethroat: sakit tenggorokan
  12. backache: sakit punggung
  13. broken leg: patah kaki
  14. the measles: campak

Satuan Hitung pada Makanan dalam Bahasa Inggris



A bar of : sebatang

 A plate of : sepiring

a bowl of : semangkuk

a glass of : segelas

a cup of : secangkir

a can of : sekaleng

a jar of : setoples

a basket of : sekeranjang 

a bottle of : sebotol

a loaf of : sepapan

a slice of : seiris

a spoon of : sesendok

a piece of : sepotong

a bar of : sebatang

a hand of : setangkup

a buch of : seikat

a scoop of : secentong

a pinch : sejumput

ounce : ons

pound : pon

a sack of : sekarung

a sachet: sebungkus

Berkurban


Dinukil dari tulisan

@Boris Tanesia, 20 Juli 2021


Ibadah qurban itu bukanlah ditujukan untuk terlihat bersaing di mata manusia.

Merasa malu kepada manusia bila diri tidak berqurban.

Merasa harus menunjukkan, _"Saya juga berqurban",_ di depan manusia.

Merasa harus memberi tahukan,_"Saya Qurban di sini dan di sana"._ 

_Nggak_ afdhol _kalo_ belum cerita bila diri ikut berqurban.

Namun ibadah qurban itu adalah persaingan kita sesama hamba-Nya di hadapan Allah.

Siapakah yang paling baik amalannya, seandainya pun banyak manusia tak mengetahuinya. 

Tak mengubah sedikitpun niat di hati, meski andaikata tak ada seorangpun yang mengetahuinya.

Allah berfirman,

(ٱلَّذِی خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَیَوٰةَ لِیَبۡلُوَكُمۡ أَیُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلࣰاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡغَفُورُ)


_(Dia) Yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapa di antara kalian yang paling baik amalannya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun._ [ Al-Mulk : 2]

(لَن یَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلَـٰكِن یَنَالُهُ ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡۚ )


_Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian._ [Al-Hajj : 37].


Repost: 🌾Bulir Ibrah dan Hikmah🌾


Thursday, 22 May 2025

Mewaspadai Pujian

 

Ketika seseorang  memiliki kelebihan, misalnya, cantik, tampan, beprestasi, atau  kelebihan lainnya, biasanya orang tersebut  mendapat pujian dari orang lain. Perlu diwaspadai agar pujian  tersebut tidak menyebabkan  seorang terlena  hingga berbuat sombong.

Memang, pada dasarnya manusia  suka dipuji. Pujian  tersebut sejatinya  merupakan sebuah kebaikan,  sekaligus ujian bagi orang yang dipuji. Sebab, dengan pujian seseorang tanpa sadar bisa bersikap takjub pada diri sendiri,  takabur, ujub,  sombong, atau riya. 

Pujian atau memuji seseorang adalah pernyataan rasa kagum dan penghargaan kepada seseorang yang dianggap baik, pandai, berprestasi, indah, dan sebagainya. Namun, ternyata ada bahayanya  ketika seseorang memuji orang lain, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW (yang artinya), “Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-nyanjung). Sesungguhnya itu adalah penyembelihan.”(H.R. Bukhari).


Namun demikian, ada risiko akibat dari pemberian pujian bagi orang yang dipuji ini yang harus dipertimbangkan. Ternyata, pada hakikatnya pujian bisa  membuat orang yang dipuji menjadi terlena. 


Orang yang bangga atau suka dipuji-puji mudah sekali terkena penyakit hati. Di antara  penyakit hati tersebut adalah sombong, congkak, riya, dan membanggakan diri sendiri. 


Akibat pujian, yang menyebabkan seseorang membanggakan diri hingga membawa pada jurang kebinasaan, kita diingatkan oleh Nabi Muhammad (Rasulullah) SAW, "Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan (3)  ujub (takjub pada diri sendiri)." (H.R. Abdur Rozaq).

Lantas,  bagaimana seharusnya sikap ketika  seorang  mendapatkan pujian? Jika  pujian  orang lain kepada  kita memang benar, Nabi Muhammad SAW  mengajarkan kita agar berdoa kepada Allah untuk dijadikan pribadi yang lebih baik lagi.  “Ya Allah. Jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira.”  (H.R. Bukhari).


Berobat Sebagai Bentuk Ikhtiar dan Tawakal


Berobat sejatinya hanyalah ikhtiar. Yang menyembuhkan bukanlah obat, melainkan Allah. Penyakit itu sendiri hanyalah makhluk yang tidak lebih digdaya daripada manusia.


Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW berseru (yang artinya), “Maka, berobatlah kalian, dan jangan kalian berobat dengan yang haram.” (H.R. Abu Daud).  Di antara yang haram misalnya khamar. Nabi Muhammad SAW memberi informasi, "Khamar itu bukanlah obat, melainkan  penyakit.” (H.R. Muslim). Berobat bisa dengan madu yang rasanya manis, lezat, dan halal.


Terkait berobat dengan madu, diceritakan bahwa ada seseorang mengadu  kepada Nabi Muhammad SAW seraya berkata, “Wahai Rasulullah, saudaraku terkena diare."


RASULULLAH SAW memberi solusi, “Minumkanlah madu kepadanya!" Orang itu pun kemudian meminumkan madu kepada saudaranya. 


Akan tetapi, orang itu  kemudian datang lagi kepada Nabi Muhammad SAW dan mengadu untuk kedua kalinya, "Wahai Rasulullah! Aku sudah meminumkan madu kepadanya, tetapi diarenya malah semakin parah." Nabi  Muhammad SAW kembali memberi saran, "Pergilah dan minumkanlah madu kepadanya."Orang tersebut kemudian meminumkan madu lagi kepada saudaranya itu. 


Namun orang itu datang lagi, “Wahai Rasulullah! Minum madu malah membuat diarenya kian parah." Rasulullah SAW menimpali,  “Mahabenar Allah dan telah berdusta perut saudaramu. Pergilah dan minumkanlah madu kepadanya.” Orang itu lalu pergi. Ia meminumkan madu kepada saudaranya. Tak lama  saudaranya itu akhirnya sembuh (H.R. Bukhari).


Berobat selain sebagai ikhtiar, termasuk juga bagian dari tawakal. Bagi orang sakit,  ikhtiar adalah berobat dengan sungguh-sungguh agar bisa sembuh.  Sementara itu, tawakal adalah menyerahkan kesembuhannya kepada Allah  setelah berobat secara tepat kepada ahlinya. 


Gampangnya, tawakal adalah kelanjutan dari ikhtiar. Allah  berfirman (yang artinya), “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”  (Q.S. Ali Imran: 159). Insyaallah orang yang berobat adalah orang yang bertawakal kepada Allah sehingga beroleh pahala disukai oleh-Nya.


Namun, tampaknya orang yang sakit tidak cukup berobat sebagai bentuk ikhtiar dan tawakal kepada Allah, namun juga harus bersabar. Bersabar ketika sakit merupakan sikap moral yang menghantarkan seseorang kepada surga. Bersabar dalam konteks ini adalah bersabar dalam merasakan rasa sakit yang diujikan oleh.


Selain berobat agar sembuh, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan doa ini, “Ya Allah, Tuhan seluruh manusia. Hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah. Engkaulah al-Syaafi (Dzat Yang Maha Menyembuhkan). Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit.” (HR. Bukhari  dan Muslim).


Pendistribusian Daging Qurban

 ONE DAY ONE HADITS

Kamis, 22 Mei 2025 / 24 Dzulqo'dah 1446


عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قال، أن رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنِ ادِّخَارِ لُـحُومِ الْأَضَاحِي فَوْقَ ثَلَاثٍ، فَأَمْسِكُوا مَا بَدَا لَكُمْ


Dari Abu Sa'id al-khudri radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

“Dahulu aku melarang kalian menyimpan daging qurban lebih dari 3 hari. (Sekarang) tahanlah (simpanlah) semau kalian” (HR. Muslim).


Nabi menegaskan dalam sabda beliau yang lain,

كُلُوا وَأَطْعِمُوا وَادَّخِرُوا فَإِنَّ ذَلِكَ الْعَامَ كَانَ بِالنَّاسِ جَهْدٌ فَأَرَدْتُ أَنْ تُعِينُوا فِيهَا


“Sekarang silakan kalian makan, bagikan, dan menyimpannya. Karena sesungguhnya pada tahun lalu orang-orang ditimpa kesulitan (kelaparan/krisis ekonomi). Aku ingin kalian membantu mereka (yang membutuhkan makanan)” (HR. Bukhari. Dari Salamah bin Al-Akwa’).


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Diperbolehkan menyimpan daging qurban dan hukumnya mubah. Dahulu menyimpan daging qurban lebih dari tiga hari dilarang, kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengizinkan.

2- Adapun pendistribusian, tidak diharuskan pada hari-hari itu, asalkan untuk kemaslahatan. Karena terdapat hadis yang menerangkan bolehnya menyimpan daging qurban (iddikhor) lebih dari 3 hari. Meski diawal Islam, tindakan seperti itu dilarang. Namun kemudian larangan tersebut dicabut, sehingga menjadi boleh. Demikian keterangan dari jumhur ulama (mayoritas ulama).

3- Perlu kita ketahui terkait pembagian daging qurban, bahwa pendistribusian tidak harus dilakukan pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik. Karena ada anggapan bila daging kurban tidak habis dibagikan di hari raya dan hari tasyrik, maka qurbannya tidak sah. Boleh ditunda setelah hari-hari tersebut bila karena suatu kemaslahatan atau kepentingan.

4- Yang terpenting, penyembelihan harus dilakukan pada hari raya dan hari-hari tasyrik. Karena jika dilakukan diluar hari-hari tersebut, sembelihan tidak sah sebagai qurban.


Tema hadist yang berkaitan dengan Al-qur'an :

1- Untuk orang yang berqurban boleh makan sebagian daging qurban. Dalam hal pembagian, disunnahkan dibagi tiga. Sepertiga untuk dimakan dirinya dan keluarganya, sepertiga untuk tetangga dan teman, sepertiga yang lainnya untuk fakir miskin dan orang yang minta-minta. 


وَٱلۡبُدۡنَ جَعَلۡنَـٰهَا لَكُم مِّن شَعَـٰۤىِٕرِ ٱللَّهِ لَكُمۡ فِیهَا خَیۡرࣱۖ فَٱذۡكُرُوا۟ ٱسۡمَ ٱللَّهِ عَلَیۡهَا صَوَاۤفَّۖ فَإِذَا وَجَبَتۡ جُنُوبُهَا فَكُلُوا۟ مِنۡهَا وَأَطۡعِمُوا۟ ٱلۡقَانِعَ وَٱلۡمُعۡتَرَّۚ كَذَ ٰ⁠لِكَ سَخَّرۡنَـٰهَا لَكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ


“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi`ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat).

Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS Al-Hajj 36).


2- Membagikan daging Qurban untuk fakir miskin akan menjadikan jalan pahala sebab mengikuti anjuran Allah dan merupakan betuk sedekah yang besar sehingga menjadi amal untuk bekal di akherat nanti.


فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ

Maka makanlah sebagian darinya dan(sebagian lagi) berikan­lah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir. (Al-Hajj: 28)

Wednesday, 21 May 2025

Menolong yang Lemah Mendatangkan Pertolongan Allah SWT


“BUKANKAH kalian ditolong dan diberi rezeki (oleh Allah) dikarenakan orang-orang lemah  di antara kalian?” (H.R. Bukhari).*

Sabda Nabi Muhammad SAW  di atas  mengajarkan prinsip dan paradigma berpikir yang sangat penting. Melalui hadis di atas kita diingatkan adanya hubungan sebab-akibat antara menolong orang lemah dengan pertolongan Allah kepada kita. 


Menolong sesame manusia  adalah ibadah yang efeknya sangat dahsyat. Tidak saja kepada pihak yang mendapatkan pertolongan, tetapi juga kepada yang memberikan pertolongan.  


Itu berarti, membantu yang lemah bukan lagi sebatas tuntutan, melainkan  menjadi kebutuhan. Sebab,  menolong mereka adalah sebab-sebab  seseorang mendapat pertolongan  dari Allah.


Menolong yang lemah mendatangkan pertolongan  Allah tersebut  makin dikuatkan oleh sabda Nabi Muhammad SAW yang lain (yang artinya),  “Dan, Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong sesamanya.” (H.R. Imam Muslim).


Pertolongan dari Allah tersebut bisa berupa pahala di dunia dan akhirat, dan dimudahkan segala urusan. Bahkan,  Allah akan membantu meringankan kesulitan orang tersebut pada hari kiamat.

Sekomplet apa pun kelebihan seseorang, dia tetap butuh sesamanya. Meskipun secara harta melimpah, tetap saja orang tersebut butuh pada doanya orang lemah.

Ketika seorang merasa lemah,  baik lemah secara materi ataupun lemah secara fisik, akan menumbuhkan rasa rendah dan butuh kepada Allah yang sangat tinggi. Berdoa dengan suasana hati demikian sangat besar peluang dikabulkan.

Oleh sebab itu,  orang-orang tua yang lemah dihadirkan saat salat istisqa (salat meminta hujan). Doa mereka sangat diandalkan karena ketulusan dan rasa butuhnya yang sangat tinggi. Semoga Allah mengaruniakan sikap peduli kepada orang-orang lemah.

Tuesday, 20 May 2025

Bunga Pertama

 


Sebuah tanaman bunga yang ditanam, dirawat dan dipelihara sedemikian rupa diharapkan dapat memberikan bunga yang indah. Alangkah bahagianya ketika tanaman yang kita pelihara memunculkan indahnya bunga. Sangat membahagiakan.

Kita mungkin akan terlupa akan gagal beberapa kali bunga tersebut berbunga. Sudah memunculkan kuncup bunga tapi kemudian rontok dan hilang. Tak menjadi bunga yang indah. Betapa kecewanya. Sepertinya sia-sia penantian yang panjang dan waktu dan tenaga yang tercurahkan. 

Namun, semuanya memang kadang di luar kehendak kita. Seberapa pun kita mencoba mencurahkan untuk memunculkan sebuah bunga dari tanaman yang kita pelihara. 

Sebaliknya, jika tanaman yang kita pelihara memunculkan indahnya bunga, betapa bahagianya kita. Berkali-kali mungkin kita mengagumi keindahan dan keunikannya. Terlupa waktu dan tenaga yang tercurahkan selama ini. 

Demikianlah, mungkin demikian ketika anak keturunan kita memberikan suatu yang indah dan membahagiakan orang tua. Kita akan sangat berbahagia dan bersyukur. Terlupa pedih, sedih duka perjalanan dan langkah yang terlewati selama ini.

Monday, 19 May 2025

Satu Bagian Qurban Bisa untuk Satu Keluarga

 ONE DAY ONE HADITS

Senin, 19 Mei 2025 / 21 Dzulqo'dah 1446


عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، قَالَ سَأَلْتُ أَبَا أَيُّوبَ الأَنْصَارِيَّ كَيْفَ كَانَتِ الضَّحَايَا فِيكُمْ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ قَالَ كَانَ الرَّجُلُ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ فَيَأْكُلُونَ وَيُطْعِمُونَ 


Hadits dari ‘Atho’ bin Yasar, ia berkata,“Aku pernah bertanya pada Ayyub Al-Anshari, bagaimana qurban di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Beliau menjawab, “Seseorang biasa berqurban dengan seekor kambing (diniatkan) untuk dirinya dan satu keluarganya. Lalu mereka memakan qurban tersebut dan memberikan makan untuk yang lainnya.” (HR. Tirmidzi no. 1505 dan Ibnu Majah no. 3147. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :


1- Satu bagian qurban bisa untuk satu keluarga. Satu kambing bisa untuk satu keluarga. Sepertujuh sapi juga demikian. Yang disebut tersebut adalah serikat dalam pahala, bukan pembiayaan. Lalu apa syarat satu keluarga tersebut?

2- Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menyatakan, “Kalau kambing bisa berserikat dalam pahala untuk seseorang dan anggota keluarganya. Begitu pula untuk bagian 1/7 sapi dan 1/7 unta bisa diniatkan untuk dirinya dan anggota keluarganya.” (Syarh Al-Mumthi’, 7: 428)

3- Niatan untuk satu keluarga untuk satu qurban dibolehkan asalkan memenuhi tiga syarat berikut:

a- Tinggal bersama atau satu rumah.

b- Istri atau masih kerabat walau jauh kekerabatannya.

c- Yang diniatkan dalam pahala adalah orang yang wajib dinafkahi seperti kedua orang tua dan anaknya yang masih kecil atau sebagai hadiah untuk satu keluarga yang ada seperti paman atau saudara dalam satu rumah.

Jika tiga syarat di atas terpenuhi, maka cukup satu yang berqurban dalam satu keluarga dan lainnya jadi gugur. Namun dalam hal pahala, satu keluarga yang satu atap tersebut akan mendapatinya. Hal ini dikatakan dalam madzhab Syafi’i, hukum qurban untuk satu keluarga adalah sunnah kifayah, artinya jika sebagian sudah melakukannya, maka yang sunnah berarti sudah dilakukan. Namun jika satu rumah tidak ada yang berqurban, hal itu dimakruhkan. Wallahu a’lam. (Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 5: 78 dan Kifayah Al-Akhyar, hlm. 579)


Tema hadist yang berkaitan dengan Al Quran:


1- Hewan qurban harus dari jenis Bahimah Al-An’am (hewan ternak). Yaitu unta, sapi, domba, kambing. Kerbau termasuk dari jenis sapi. 


وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ


“Dan bagi setiap umat Kami berikan tuntunan berqurban agar kalian mengingat nama Allah atas rezki yang dilimpahkan kepada kalian berupa hewan-hewan ternak (bahiimatul an’aam).” (QS. Al Hajj: 34)


2- Dari setiap jenis hewan kurban yang paling utama adalah yang paling mahal harganya dan paling gemuk.


ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ


"Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32)

Sunday, 18 May 2025

Dibuat Mati Rasa

 Sumber: OASE FAJAR

https://t.me/oasefajar


Bahkan terkadang, mati rasa pun adalah nikmat yang Alloh berikan kepadamu..

Agar kau tak lagi merasakan sakit hati karena lingkunganmu.

Dibohongi..?? tahu sih, tapi ya gak papa.. itu urusan mereka.

Diomongin orang lain.. ya sudah.

Bahkan dibenci pun.. sudah tidak ada dendam dan benci sama sekali.

Ada hati yang dijadikan lebih kuat dari kebanyakan orang sebab Alloh telah mengujinya dengan begitu banyak kekecewaan. 

Bukan untuk menghukum, tapi karena Alloh mempersiapkannya menjadi manusia luar biasa yang mengurusi hajat hidup banyak orang.

Dibutuhkan orang-orang yang bisa tersenyum saat hatinya sakit.

Dibutuhkan wajah yang tetap ceria meski hidupnya sulit.


Bahkan jika pun orang-orang terdekat pun menjadi benalu, ia bisa berpura-pura tidak tahu dan tetap berbuat terbaik untuk mereka dengan tulus dan lapang dada.


Tak butuh lagi dipuji.

Dan tak pernah khawatir dibenci.


Tidak selalu dicintai oleh Alloh itu berarti dibuat hatimu penuh dengan bunga dan bahagia. 

Bahkan mati rasa agar selalu tenang dalam menghadapi persoalan. Tidak panikan, tidak kagetan, dan tidak baperan pun adalah cara Alloh menjadikanmu pribadi besar.

Repost:

Ustadz Andre Raditya 

Muslimah MSR Official :

https://www.youtube.com/channel/UCef6dOdzLRA_y7TShQCYXaQ


Pinterest  :

https://pin.it/6QNgofI



Boleh Berkorban Dengan Kerbau

 ONE DAY ONE HADITS

Ahad, 18 Mei 2025 / 20 Dzulqo'dah 1446



عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ – رضي الله عنه – – أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ, أَقْرَنَيْنِ, وَيُسَمِّي, وَيُكَبِّرُ, وَيَضَعُ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا. وَفِي لَفْظٍ: ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ. وَفِي لَفْظِ: – سَمِينَيْنِ – وَلِأَبِي عَوَانَةَ فِي “صَحِيحِهِ” : – ثَمِينَيْنِ – . بِالْمُثَلَّثَةِ بَدَلَ اَلسِّين ِ

وَفِي لَفْظٍ لِمُسْلِمٍ, وَيَقُولُ: – بِسْمِ اَللَّهِ. وَاَللَّهُ أَكْبَرُ -.


Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berqurban dengan dua gibas (domba jantan) berwarna putih yang bertanduk. Ketika menyembelih beliau mengucapkan nama Allah dan bertakbir, dan beliau meletakkan kedua kakinya di pipi kedua gibas tersebut (saat menyembelih)."

Dalam lafazh lain disebutkan bahwa beliau menyembelihnya dengan tangannya (Muttafaqun ‘alaih). Dalam lafazh lain disebutkan, "Saminain, artinya dua gibas gemuk.” Dalam lafazh Abu ‘Awanah dalam kitab Shahihnya dengan lafazh, “Tsaminain, artinya gibas yang istimewa (berharga)." (HR. Bukhari, no. 5565; Muslim, no. 1966)


عن جابربن عبدالله رضي اللَّه عنه قال :

نَحَرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ الْبَدَنَةَ عَنْ سَبْعَةٍ ، وَالْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ .

Dari riwayat Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma berkata:

“Kami berkurban bersama Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- pada tahun perjanjian Hudaibiyah dengan badanah (unta gemuk) untuk tujuh orang, dan sapi juga untuk tujuh orang.” (HR. Muslim)


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1- Adapun hewan yang dibolehkan untuk kurban adalah dari jenis Al-An'am saja, yaitu unta, sapi dan kambing. Selain dari 3 jenis hewan di atas maka kurban tidak boleh dan tidak sah. Kemudian hewan yang dibolehkan untuk kurban harus cukup umur.

2- Sebagaimana kita ketahui bahwa kewan kurban hanya ada tiga jenis yang disebut dengan “bahimatul an’am” yaitu unta, sapi dan kambing. Selain tiga hewan ini, tidak sah kurban yang dikurbankan. Muncul pertanyaan bagaimana apabila ingin berqurban dengan kerbau? terlebih di beberapa daerah di Indonesia jumlah kerbau cukup banyak

Jawabannya: boleh dan sah berkurban dengan kerbau karena kerbau sejenis dan mirip dengan sapi

3- Bahimatul an’am adalah unta, sapi dan kambing. Beberapa ulama menyamakan antara sapi dan kerbau.Al-Fayumi berkata,


الجاموس : نوع من البقر

“Di antara jenis sapi adalah kerbau.” [Al-Mihbah Al-Munir 1/108]

4- Bahkan ada klaim ijma; bahwa kerbau itu sebagaimana hukum sapi yaitu termasuk bahimatul an’am. Ibnu Mundzir berkata,

و أجمعوا على أن حكم الجواميس حكم البقر


“Para ulama bersepakat bahwa hukum kerbau sebagaimana hukum sapi.” [Al-Ijma’ hal. 52]

Syaikh Muhammad bins Shalih Al-‘Utsaimin juga menjelaskan demikian, beliau berkata:

الجاموس نوع من البقر، والله عز وجل ذكر في القرآن المعروف عند العرب الذين يُحرّمون ما يريدون، ويبيحون ما يريدون، والجاموس ليس معروفًا عند العرب.


“Kerbau merupakan jenis sapi. Allah menyebutkan dalam Al-Quran hewan-hewan yang telah dikenal oleh bangsa Arab yang mereka diharamkan dan mereka diperbolehkan. Kerbau memang tidak dikenal oleh bangsa Arab.” [Liqa’ Babil Maftuh 200/27]

5- Secara ilmu taksonomi kerbau dan sapi juga berdekatan yaitu sama-sama berasal dari subfamilia yang subfamilia Bovinae, hanya berbeda genus saja. Kerbau dan sapi memiliki hukum yang sama, kerbau juga bisa untuk tujuh orang sebagaimana sapi.


Tema hadist yang berkaitan dengan al quran :

- Hewan yang boleh untuk dijadikan qurban adalah binatang ternak yaitu unta, sapi, kerbau, domba serta  kambing. Dalilnya adalah firman Allah :

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكاً لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الأَنْعَامِ


“Dan bagi setiap umat, Kami berikan tuntunan berqurban agar kalian mengingat nama Allah atas rezki yang dilimpahkan kepada kalian berupa hewan-hewan ternak .” (Qs. al-Hajj: 34).

Saturday, 17 May 2025

Keistimewaan Air Zam-Zam

 ONE DAY ONE HADITS

Jum'at, 16 Mei 2025 / 18 Dzulqo'dah 1446


عن جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:

مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ

 Jabir bin Abdullah melaporkan, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Air Zam-zam berkhasiat sesuai dengan niat peminumnya. (HR. Ibn Majah, hadits shahih. Lihat Irwa-ul Ghalil, al Albani, 1/218.)


Pelajaran yang terdapat di dalam hadits: 

1- Air Zam-Zam bukanlah air yang asing bagi kaum Muslimin. Air ini mempunyai keutamaan yang sangat banyak. Rasulullah telah menjelaskan kegunaan air tersebut. Beliau bersabda,”Sebaik-baik air yang ada di muka bumi adalah Zam-Zam. Di dalamnya terdapat makanan yang mengenyangkan dan penawar penyakit.(Bidayah wan-Nihayah, Ibnu Katsir, 2/244-245.)

2- Demikianlah keberkahan dan keistimewaan yang Allah Ta’ala berikan kepada air zamzam. Kita jumpai sebagai ilmuwan yang berusaha meneliti kandungan (komposisi) air zamzam untuk dapat lebih menyibak rahasia di balik keistimewaan-keistimewaan tersebut, terutama yang berkaitan dengan kesehatan. Hal ini tentu sangat layak didukung, apalagi ketika penelitian tersebut dilakukan dengan valid sehingga hasilnya pun dapat dipertanggungjawabkan.

3- Sejumlah ulama besar dan lainnya telah meminum air zamzam untuk tujuan (maksud) yang berbeda-beda. Seperti ilmu yang bermanfaat, menghapal hadits, bagusnya tulisan, sembuh dari sebagian penyakit, mengetahui suatu kegemaran semisal memanah, penangkal dahaga pada hari kiamat, atau manfaat-manfaat agama dan duniawi lainnya. Maka tercapailah apa yang mereka niatkan dan yang mereka maksudkan, sebagaimana yang dinukil dari sebagian mereka.  Dan kita berharap tercapainya tujuan di akhirat, seperti orang yang meminumnya sebagai penangkal dahaga pada hari kiamat.

4- Ibnul ‘Arabi rahimahullah berkata tentang manfaat air zamzam,

وهذا موجود فيه إلى يوم القيامة لمن صحت نيته، وسلمت طويته، ولم يكن به مكذبا، ولا يشربه مجربا، فإن الله مع المتوكلين، وهو يفضح المجربين


“Manfaat ini didapatkan sampai hari kiamat bagi mereka yang benar niatnya, hati nuraninya lurus, tidak berdusta dengannya, dan tidak meminumnya karena coba-coba. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertawakkal dan membuka aib orang yang hanya coba-coba.”

5- Demikian penjelasan singkat tentang air Zam-Zam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitahukan kepada kita dan membenarkan khasiat dan keutamaan air yang tak pernah kering tersebut, meskipun setiap hari diambil oleh banyak manusia. Dengan mengetahui secara sepintas air Zam-Zam ini, maka hendaknya dapat meningkatkan dan memperkuat sandaran dan ketergantungan kita kepada Allah. Dia-lah yang Maha Penguasa mengatur segala yang Ia kehendaki.

Wallahu a’lam.


Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur'an:

- Dalam Al-Qur’an istilah air zamzam memang tidak disebutkan secara eksplisit. Namun, terdapat ayat yang bersinggungan erat dengan peristiwa kemunculan air zamzam, yakni kisah Siti hajar dan nabi Ismail yang dipindahkan oleh nabi Ibrahim ke sebuah gurun pasir yang sekarang dikenal sebagai kota Mekah. Kisah ini tertuang dalam surah Ibrahim [14] ayat 37 yang berbunyi:


رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ 


“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”Ibrahim [14] ayat 37

Kesholihan Ayah


“Keshalihan seorang ayah itu akan memberi pengaruh kepada anak-anaknya.” (Abdullah bin Abdurrahim)


Kutipan ini didasarkan pada, “Adapun rumah yang hampir roboh itu adalah milik dua orang anak yatim… Ayah mereka berdua adalah orang yang shalih. Maka Rabbmu berkehendak agar keduanya sampai dewasa…” (al-Kahfi: 82). Ibnu Abbas ra (Tafsir Ibnu Katsir) berkata, “Orang shalih, anak keturunannya akan dijaga. Keberkahan ibadahnya mencakup anak-anaknya di dunia dan akhirat.”


Hidayah memang tidak bisa diberikan. Seperti kisah Nabi Nuh & Luth as di dalam Al Quran. Ibnu Abbas ra melanjutkan pesan di atas, “…namun tetap, Allah memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki.” Para ayah, tetaplah bersemangat. Termasuk berdoa, tabi’in Sa’id bin Al-Musayyib berkata, “Wahai anakku, sungguh aku akan menambah shalatku ini karenamu (agar menjadi shalih).”


Sumber: #QuoteOfTheDay 



Thursday, 15 May 2025

Meninggalkan Keragu- raguan

 ONE DAY ONE HADITS

Kamis, 15 Mei 2025 / 17 Dzulqo'dah 1446


عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ عَلِي بْنِ أبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ .

[رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح


Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah  dan kesayangannya dia berkata : Saya menghafal dari Rasulullah SAW (sabdanya): Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.

(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shoheh)


Pelajaran yang terdapat di dalam hadits


1. Meninggalkan syubhat dan mengambil yang halal akan melahirkan sikap wara’.

2. Keluar dari ikhtilaf ulama lebih utama karena hal tersebut lebih terhindar dari perbuatan syubhat, khususnya jika diantara pendapat mereka tidak ada yang dapat dikuatkan.

3. Jika keraguan bertentangan dengan keyakinan maka keyakinan yang diambil.

4. Sebuah perkara harus jelas berdasarkan keyakinan dan ketenangan. Tidak ada harganya keraguan dan kebimbangan.

5. Berhati-hati dari sikap meremehkan terhadap urusan agama dan masalah bid’ah.

6. Siapa yang membiasakan perkara syubhat maka dia akan berani melakukan perbuatan yang haram.


Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Meninggalkan keragu-raguan 

قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِي اللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرَكُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ قَالُوا إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا تُرِيدُونَ أَنْ تَصُدُّونَا عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ آبَاؤُنَا فَأْتُونَا بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ


Berkata rasul-rasul mereka: "Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)mu sampai masa yang ditentukan?" Mereka berkata: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu menghendaki untuk menghalang-halangi (membelokkan) kami dari apa yang selalu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami, bukti yang nyata".

[Surat Ibrahim :10]


2- Mukmin yang benar meniggalkan sifat keragu-raguan

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ


Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.

[Surat Al-Hujurat :15].

Wednesday, 14 May 2025

Induk Daripada Penyakit Hati

 ONE DAY ONE HADITS

Rabu, 14 Mei 2025 / 16 Dzulqo'dah 1446

عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ في - بُطُونَكُمْ وَفُرُوجَكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْأَهْوَاءِ 


Dari abu Barzata Al Aslamy berkata, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam :

“Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kalian adalah syahwat menyimpang pada nafsu perut dan kemaluan kalian, serta hawa nafsu yang menyesatkan” (HR. Ahmad dan yang lainnya. Dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani di shahih At-Targhib 52).


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Sesungguhnya di antara yang rasulullah takutkan atas umatnya yang perlu untuk diwaspadai adalah syahwat menyimpang pada nafsu perut dan kemaluan, serta hawa nafsu yang menyesatkan.

2- Pada kalimat “syahwat menyimpang pada nafsu perut dan kemaluan kalian” menunjukkan kepada fitnah syahwat (kedudukan, jabatan, harta, popularitas, wanita dan yang lainnya).

3- Sedangkan pada kalimat “hawa nafsu yang menyesatkan” menunjukkan kepada fitnah syubhat (pemikiran rancu, aliran menyimpang, keyakinan sesat, dan yang lainnya).

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an:

1- Ibnu Qayyim menjelaskan kedua macam penyakit tersebut adalah induk penyakit hati, 

جِمَاع أمراض القلب هى أمراض الشبهات والشهوات


“Induk yang mengumpulkan seluruh penyakit hati itu ada dua syubhat dan syahwat” (Ighatsatul Lahfan).

Allah Ta’ala melarang kita mengikuti orang yang mengekor hawa nafsu lagi lalai,

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا


Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” (Al-Kahfi: 28).

Tuesday, 13 May 2025

Taste of Food and Drink

 Taste of Food and Drink (Rasa Makanan dan Minuman). Berbagai rasa pada makanan dan minuman dalam bahasa Inggris disajikan berikut ini.

1. Sweet: manis 

2. Sour: asam 

3. Bitter: pahit 

4. Salty: asin

5. Delicious: lezat

6. Meaty/savory: gurih 

7. Cool: dingin 

8. Hot: panas 

9. Spicy: pedas 

10. Bland: hambar 

Tiga Golongan yang Diancam Siksa Berat pada Hari Kiamat

 ONE DAY ONE HADITS

Selasa, 13 Mei 2025 / 15 Dzulqo'dah 1446


عن أبي ذار رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ


Dari Abu Zar radhiyallah anhu berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:

“Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, Penguasa yang suka berdusta dan fakir miskin yang takabur.” (HR. Muslim)


Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

1- Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, Penguasa yang suka berdusta dan fakir miskin yang takabur.

2- Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak berbicara dengan mereka besuk dihari kiamat. Artinya tidak berbicara perkataan yang bermanfaat, menggembirakan dan ridho kepada mereka. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak berkata kepada ahli neraka dineraka.

3- Tidak melihat mereka. Artinya tidak melihat secara khusus dan berpaling dari mereka, tidak melihat mereka dengan penglihatan yang penuh kelembutan dan kasih sayang.

4- Tidak membersihkan mereka.artinya, tidak membersihkan dari dosa dan kotoran serta tidak memuji akan kebaikan mereka.

5- Bagi mereka siksa yang amat pedih, artinya celaka dan kerugian yang besar di waktu itu.

6- Hadist diatas memberikan peringatan, ancaman atas begitu besarnya dosa mereka, yaitu: -orang tua yang berzina, penguasa (raja, presiden) yang suka berdusta dan fakir miskin yang sombong.


Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur'an:

- Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak berbicara kepada mereka (ahli neraka) besuk dihari kiamat.

قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلا تُكَلِّمُونِ 

Allah berfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan Aku. [Al- Mukminun: 108]

Sunday, 11 May 2025

Kosakata tentang Feeling

Happy ( senang/bahagia) x Sad (sedih)

Healthy (sehat) x sick/ill (sakit)

Afraid (takut) x brave (berani)

Convious (bingung)

Anxious (penasaran)

Curious (ingin tahu)

Worried (khawatir)

Angry (marah)

Hungry (lapar)

Thirsty ( haus)

Sleepy (mengantuk)


Saturday, 10 May 2025

Wali Allah Versus Wali Syetan

 ONE DAY ONE HADITS

Sabtu, 10 Mei 2025 / 12 Dzulqo'dah 1446


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ- رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ : » إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِن اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَُّّه « رواه البخاري


“Dari Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘ Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: ‘barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka sungguh! Aku telah mengumumkan perang terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri dengan beribadah) kepada-Ku dengan sesuatu, yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya, dan senantiasalah hamba-Ku (konsisten) bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya; bila Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang digunakannya untuk mendengar, dan penglihatannya yang digunakannya untuk melihat dan tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakannya untuk berjalan; jika dia meminta kepada-Ku niscaya Aku akan memberikannya, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku niscaya Aku akan melindunginya”. (H.R.al-Bukhâriy)


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang menjadi wali Allah Ta’ala (kekasih Allah Ta’ala) yang benar, yaitu orang yang selalu menetapi ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

2- Wali Allah adalah orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengamalkan ketaatan, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan memperbanyak amal-amal sunnah, maka Allah membalasnya dengan penjagaan dan pertolongan-Nya.

3- Perbedaan antara wali Allah dan wali Setan (musuh Allah Ta’ala) adalah bahwa wali Allah Ta’ala selalu mengerjakan amal shaleh yang mendekatkan diri kepada-Nya, sedangkan wali Setan selalu melakukan perbuatan maksiat dan meninggalkan amal shaleh. 

4- Maka jika ada seorang yang mengaku sebagai wali padahal dia tidak memahami dan mengamalkan amal-amal shaleh yang bersumber dari petunjuk al-Qur-an dan sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ketahuilah dia itu adalah wali setan dan bukan wali Allah Ta’ala.

5- Derajat/tingkat kewalian manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat keimanan dan ketakwaan mereka kepada-Nya

6- Tingkat/derajat kewaliaan ada dua,

a- Derajat as-Sabiqun al-Muqarrabun (orang-orang yang sangat dekat kepada Allah Ta’ala dan selalu bersegera/berlomba dalam kebaikan). Inilah tingkatan yang teringgi, yaitu orang-orang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan amal-amal shaleh yang wajib dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang haram, serta berupaya keras melakukan amal-amal sunnah yang dianjurkan dalam Islam dan meninggalkan perkara-perkara yang makruh (dibenci).

b- Derajat al-Muqtashidun Ashabul yamin (Golongan kanan yang bersikap sederhana dalam beramal), yaitu orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan menunaikan dan menyempurnakan amal-amal shaleh yang wajib serta menjauhi perbuatan-perbuatan yang haram.

7- Wali Allah Ta’ala akan selalu mendapatkan bimbingan dan penjagaan Allah Ta’ala dalam pendengaran, penglihatan dan seluruh perbuatan anggota badannya agar mereka selalu berada di atas keridhaan-Nya dan jauh dari segala keburukan.

8- Demikian pula dia memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah Ta’ala, yang menjadikannya jika memohon maka Allah Ta’ala akan mengabulkan permohonannya dan jika meminta perlindungan maka Allah Ta’ala akan memberikan perlindungan kepadanya, sehingga dia akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya karena kemuliaannya di sisi Allah Ta’ala. 

9- Jadi, setiap orang yang menempuh selain jalan yang sudah disyari’atkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, maka dia tidak akan mencapai wilâyatullâh (kewalian yang dianugerahkan oleh Allah) dan mahabbah-Nya. · Setiap Muslim sangat menginginkan agar doanya dikabulkan, amalannya diterima, permintaannya diberi serta mendapatkan perlindungan dari-Nya. Hal ini semua adalah tuntutan yang amat berharga dan anugerah yang agung yang tidak akan dapat dicapai kecuali oleh orang yang menempuh jalan menuju wilâyatullâh, yaitu melaksanakan ibadah-ibadah yang diwajibkan-Nya plus ibadah-ibadah sunnah seoptimal mungkin diiringi dengan niat yang tulus (an-Niyyah al-Khâlishah), mengikuti Nabi serta berjalan diatas manhajnya (al-Mutâba’ah). 


Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

1- Setiap orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah adalah wali Allah Ta’ala. 


أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ. الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ. لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ، لا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ، ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Ketauhilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa (kepada Allah). Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar” (QS Yuunus: 62-64).


2- Keutamaan ibadah nawafil (sunnah)

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ 

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.[Fathir : 32]


3- Allah mencela orang-orang yang mengaku-ngaku dirinya suci


أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشاءُ وَلا يُظْلَمُونَ فَتِيلاً 

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun.[An Nisa:49]


4- Allah melarang memuji diri sendiri dan merasa besar diri serta membanggakan amal sendiri.


فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ

maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci.(An-Najm: 32).

Friday, 9 May 2025

Cabang-cabang Iman

 ONE DAY ONE HADITS

Jum'at, 9 Mei 2025 / 11 Dzulqo'dah 1446


عن أبي هريرة رضي الله عنه ايضا،عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: ((الإيمانُ بِضْعٌ وَسَبعُونَ أَوْ بِضعٌ وسِتُونَ شُعْبَةً: فَأفْضَلُهَا قَولُ: لا إلهَ إلا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إمَاطَةُ الأذَى عَنِ الطَّريقِ، والحياءُ شُعبَةٌ مِنَ الإيمان)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. 


Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Iman itu ada tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih - lebihnya ialah antara tiga sampai sembilan - cabangnya. Maka yang terutama sekali ialah ucapan La ilaha illallah, sedang yang terendah sekali ialah melemparkan apa-apa yang berbahaya dari jalan. Perasaan malu - berbuat keburukan - adalah salah satu cabang dari keimanan." (Muttafaq 'alaih)


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:


1- Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah perkataan di lisan, keyakinan dalam hati, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.

2- Disebutkan dalam hadits di atas bahwa cabang iman yang tertinggi ialah kalimat ‘laa ilaha illalah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah). Kalimat tersebut adalah pokok Islam dan Iman. Kalimat tersebut merupakan rukun pertama dari Islam dan yang bisa membuat seseorang masuk Islam.

3- Sedangkan cabang iman yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, yang dimaksud di sini adalah menyingkirkan setiap gangguan apa pun. 

4- Sedangkan meletakkan gangguan di jalanan termasuk sesuatu yang terlarang. Semisal memarkir mobil di  jalan secara permanen dan mengganggu kendaraan yang lalu lalang, ini termasuk meletakkan gangguan di jalan. Mengalirkan air sehingga mengganggu orang lain di jalan, ini pun termasuk yang terlarang. Begitu pula meletakkan batu sehingga mengganggu di jalan, ini pun terlarang. 

5- Jika seseorang menyingkirkan gangguan-gangguan tadi dari jalanan, itu menunjukkan keimanannya.

6- Malu pun termasuk cabang iman. Seseorang yang memiliki sifat malu, maka dirinya akan semakin mempesona dengan akhlaknya yang mulia tersebut. 

Malu ada dua macam sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Sholih Al Fauzan:

1- Malu yang terpuji: Malu yang bisa mengantarkan pada kebaikan dan mencegah dari kejelekan.

2- Malu yang tercela: Malu yang menghalangi seseorang dari berbuat baik, dari menuntut ilmu dan malu bertanya dalam perkara yang dibingungkan.

7- Cabang iman sebenarnya amatlah banyak, sebagaimana disebutkan ada 60 atau 70 sekian cabang. 


Tema yang berkaitan dengan Al-Quran:


- Mukmin yang sempurna


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ


Sesungguhnya orang-orang yang sebenar-benarnya beriman hanyalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan RasulNya, kemudian mereka (terus percaya dengan) tidak ragu-ragu lagi, serta mereka berjuang dengan harta benda dan jiwa mereka pada jalan Allah; mereka itulah orang-orang yang benar (pengakuan imannya).

[Surat Al-Hujurat 15]

Thursday, 8 May 2025

Menjaga Kebugaran dengan Gerakan Sederhana

Kesehatan bagi kita adalah harta yang termahal. Banyak hal yang menjadi tertunda bahkan hilang ketika kita sakit. Menjadi sehat adalah dambaan kita semua. Tapi tanpa membiasakan untuk berperilaku hidup sehat maka hal tersebut menjadi impian dan harapan yang sia-sia. 

Orang sering beralasan menghindari kegiatan olahraga karena tidak memiliki waktu, sibuk bekerja, tidak sempat dan beragam alasan yang lain. 

Padahal banyak gerakan sederhana yang dapat dilakukan tanpa membutuhkan waktu yang lama dan tempat yang luas. 

Berikut beberapa video gerakan sederhana yang dapat kita praktekkan sehari-hari untuk menjaga kebugaran kita semua. Selamat mencoba. Salam sehat. 

https://www.instagram.com/reel/DJHKi71pzvd/?igsh=ZjFkYzMzMDQzZg==

https://www.instagram.com/reel/DIyKLToSuB5/?igsh=ZjFkYzMzMDQzZg==

Belajar Public Speaking

Sumber: Dreamtime.com


Apa itu public speaking? Public Speaking adalah Public speaking adalah seni dan praktik berbicara di depan umum dengan tujuan untuk menyampaikan informasi, menghibur, membujuk, atau menginspirasi audiens. Ini melibatkan kemampuan untuk menyampaikan pesan secara efektif dan menarik melalui komunikasi verbal dan nonverbal.

Untuk menguasai ilmu public speaking, ada beberapa hal yang diperlukan:

 1. Penguasaan Materi: Memahami dan menguasai topik yang akan dibawakan adalah fondasi utama. Ini termasuk melakukan riset yang mendalam, menyusun materi secara logis, dan memiliki pemahaman yang kuat tentang poin-poin utama yang ingin disampaikan.

 2. Latihan dan Persiapan: Latihan berulang kali sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan kelancaran dalam menyampaikan materi. Persiapan meliputi pembuatan catatan atau outline, berlatih di depan cermin atau teman, dan mengantisipasi pertanyaan dari audiens.

 3. Teknik Vokal: Mengembangkan teknik vokal yang baik meliputi artikulasi yang jelas, intonasi yang bervariasi untuk menjaga perhatian audiens, volume suara yang sesuai dengan ukuran ruangan, dan kecepatan bicara yang tepat.

 4. Bahasa Tubuh: Komunikasi nonverbal memegang peranan penting. Postur tubuh yang tegak dan terbuka, kontak mata dengan audiens, gestur yang alami dan mendukung pesan verbal, serta ekspresi wajah yang sesuai dengan materi akan meningkatkan efektivitas penyampaian.

 6. Pengenalan Audiens: Memahami siapa audiens Anda (latar belakang, minat, tingkat pengetahuan) akan membantu Anda menyesuaikan gaya bahasa, contoh, dan pendekatan penyampaian agar lebih relevan dan menarik bagi mereka.

 7. Kepercayaan Diri: Rasa percaya diri sangat penting untuk mengatasi rasa gugup dan menyampaikan pesan dengan meyakinkan. Kepercayaan diri dapat dibangun melalui persiapan yang matang dan pengalaman berbicara di depan umum.

8. Kemampuan Berinteraksi: Mampu berinteraksi dengan audiens, seperti mengajukan pertanyaan, merespons umpan balik, atau menggunakan humor (jika sesuai), dapat membuat presentasi lebih hidup dan menarik.

 9. Penggunaan Alat Bantu Visual: Jika relevan, penggunaan alat bantu visual seperti slide presentasi dapat membantu memperjelas pesan dan menjaga perhatian audiens. Namun, penggunaannya harus efektif dan tidak mengalihkan perhatian dari pembicara.

 10. Kemampuan Mengatasi Kegugupan: Mengembangkan strategi untuk mengatasi rasa gugup, seperti teknik pernapasan dalam, visualisasi positif, atau fokus pada pesan yang ingin disampaikan, akan membantu Anda tampil lebih tenang dan terkontrol.

 11. Evaluasi dan Pembelajaran: Setelah setiap kesempatan berbicara, penting untuk melakukan evaluasi diri atau menerima umpan balik dari orang lain untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Proses pembelajaran yang berkelanjutan akan membantu Anda menjadi public speaker yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Menguasai public speaking adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu dan latihan yang konsisten. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan-keterampilan di atas, Anda dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk berbicara di depan umum secara efektif dan percaya diri.

Berikut salah satu materi yang penulis ambil dari Instagram. 

Selamat mempraktekkan. Semoga bermanfaat. 

Manusia yang Paling Baik: Yang Baik Akhlaknya


Alkisah.  Seseorang datang menemui Nabi Muhammad (Rasulullah) SAW, lalu bertanya, “Wahai Rasulullah!  Manusia seperti apakah yang paling baik?”  Rasulullah SAW  pun menjawab, “Manusia yang paling baik akhlaknya.” (H.R. Ahmad).

Rosulullah saw sangat menekankan pentingnya  akhlak yang baik.  “Kebajikan itu ialah akhlak yang baik.” (H.R.  Muslim).

Di akhirat, akhlak baik seseorang dapat memperberat timbangan amalnya, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW ini, “Tidak ada yang lebih berat dalam mizan (timbangan amal di akhirat) kecuali akhlak yang baik.” (H.R. Abu Dawud).

Orang yang berakhlak baik,  pahalanya setaraf dengan orang yang selalu berpuasa sunah dan salat sunah setiap hari, "Sesungguhnya orang yang berakhlak baik akan mencapai derajat orang yang gemar berpuasa (sunah) dan salat (sunah).”  (H.R. Abu Dawud dari Abu Darda).

PUN pula,  orang berakhlak baik juga akan dicintai oleh  Rasulullah SAW dan di akhirat kelak ia berada dekat dengan beliau, “Orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempatnya denganku pada hari kiamat adalah yang paling bagus akhlaknya.”(HR at-Tirmidzi).

ORANG  berakhlak baik,  pahalanya juga akan terus meningkat, sedangkan akhlak yang buruk akan makin membuat seseorang tercela. *_“Akhlak yang baik akan mengembangkan pahala pelakunya, sedangkan akhlak yang buruk akan membuat pelakunya tercela.”_* (H.R. Ahmad). 

AKHLAK yang baik  mengandung faedah, di  antaranya:

a) Dapat  menarik simpati orang lain, “Sesungguhnya kalian tidak bisa menarik hati manusia dengan harta kalian. Akan tetapi, kalian bisa menarik hati mereka dengan wajah berseri dan akhlak yang mulia.”  (H.R. al-Hakim).

b) Termasuk bagian dari kesempurnaan iman, “Manusia yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (H.R. Abu Ya’la).

c) Dapat menyelamatkan manusia dari kesengsaraan di dunia. 

“Empat hal yang jika semuanya ada padamu maka hal-hal duniawi yang hilang dari dirimu tidak akan pernah menyengsarakanmu : menjaga amanah, bicara jujur, akhlak yang baik, dan makanan yang halal.” (H.R. al-Hakim).

Dosa Orang Tua kepada Anak

Ternyata bukan anak saja yang bisa durhaka kepada orang tua, tetapi orang tua bisa saja berbuat dosa kepada anak jika melakukan tindakan-tindakan jahat yang melukai anak. Seperti layaknya manusia biasa pada umumnya yang tak lepas dari dosa.


Rasulullah SAW bersabda pada hadits tentang orang tua yang menelantarkan anaknya, “Seseorang dikatakan telah cukup berbuat dosa bilamana menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya,” 

(H.R. Abu Daud dan Nasa’i).


Jadi, orang tua tidak boleh memperlakukan anak seenaknya, begitu juga sebaliknya. Menjadi orang tua adalah petualangan seumur hidup. Segala kebutuhan anak adalah kewajiban orang tua. Seperti kebutuhan pendidikan, makanan, hingga kasih sayang harus diberikan karena sudah menjadi kewajiban.

Lantas, apa saja dosa orang tua terhadap anak yang memengaruhi tumbuh kembang secara fisik dan kejiwaan? 

1.  Suka mencaci-maki

Marah adalah salah satu emosi dasar manusia dan seringkali tida bisa dihindarkan. Namun, sebagai manusia yang memiliki akal diberi kemampuan untuk mengontrol hawa nafsu.

Seseorang yang mudah tersulut kemarahan dapat merusak hubungan kesehatan fisik dalam jangka panjang. Jika orang tua sedang emosi, maka jauhkan diri dari anak. Jangan jadikan anak korban akibat pelampiasan emosi yang tidak terkontrol. Kurang dari lima detik berkata kasar, namun efeknya bisa seumur hidup.

2.  Menghina anak

Menghina anak di depan orang banyak juga merupakan dosa orang tua terhadap buah hatinya. Mungkin, niat orang tua berniat agar anak kapok melakukan kesalahan, tapi itu hal yang keliru. Sebab, anak akan merasa minder dan menahan malu.

Anak bisa saat itu tidak menangis di depan orang tua, tapi ia sudah mati rasa. Akhirnya menjadi hati kecil, lalu orang tua susah membina anak untuk menjadi anak sholeh atau sholehah karena hatinya sudah hancur terlebih dahulu.

“Itulah yang namanya durhaka orang tua kepada anak"

Untuk para orang tua, kalau ada sebuah perilaku yang tidak bisa kita terima, kita bisa memberi nasihat tidak di depan orang lain.

Ada perbedaan tipis antara nasihat dan Fadhihah.

Nasihat adalah : mengingatkan dengan cara yang baik.

Fadhihah adalah : membukakan aibnya di hadapan orang.

3.  Membandingkan anak dengan orang lain

Di dalam lubuk hati para orang tua, mungkin sudah tahu bahwa membandingkan anak dengan orang lain akan menimbulkan perasaan tidak nyaman. Dengan membandingkannya, anak akan kecil hati.

Selain itu, anak bisa jadi benci dengan orang tersebut, sehingga akan selalu berlawanan. Situasi akan semakin gawat saat anak dibandingkan dengan saudara kandungnya sendiri.

“Di mana ketemu kalau diajak main enggak mau karena orang tua selalu membandingkan, apalagi kalau anak punya adik-adik yang lain,”.

4.  Mendoakan yang buruk

Dosa orang tua terhadap anak lainnya yaitu mendoakan yang buruk. Saat sakit hati, lebih baik diam untuk menahan diri dari mendoakan yang buruk.

Rasulullah SAW melarang orang tua mendoakan anaknya buruk. Apabila Allah kabulkan, maka bisa menyesal. Penyesalan datang di akhir.

5.  Suka membongkar aib anak di hadapan orang lain

Ini adalah dosa yang seringkali terjadi di masyarakat. Hal ini biasanya terjadi saat para ibu-ibu berkumpul. Supaya terasa asik, terlontarlah obrolan dengan perkataan yang sesungguhnya itu aib, seperti orang tua membongkar aib anak di hadapan orang lain. 

Seperti manusia pada umumnya, anak memiliki perasaan dan akal untuk memproses lawakan yang benaran lucu atau mengolok-olok. Ada banyak bahan obrolan lain untuk membesarkan hati anak, jangan mengumbar aibnya yang masih dapat diperbaiki.

6.  Cinta dengan syarat

Cinta orang tua kepada anak harus tulus, bukan cinta dengan syarat. Cinta dengan syarat akan menanamkan kepada anak bahwa dirinya harus memenuhi syarat ideal untuk disayang oleh orang tuanya. Seolah-olah, cinta yang orang tua tunjukkan kepadanya tidaklah ikhlas. 

Mungkin anak hanya diam karena ia belum mampu menyampaikan perasaannya. Meskipun begitu, orang tua harus bisa peka karena anak menyampaikan perasaan dari tindakan dan perilakunya. 

Begitu dia melihat seorang yang memberikan perhatian dan kasih sayang, biarpun orang itu bukan keluarganya, ia akan ke sana. Hal ini terjadi karena ia seperti kehilangan rasa sayang di rumahnya sendiri.

7.  Menyampaikan informasi yang salah

Menyampaikan informasi yang salah juga termasuk dosa orang tua terhadap anak. Anak itu adalah peniru ulung dan seperti sponge. Orang tua mesti memilah informasi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap anak.

Contohnya yaitu informasi bahwa laki-laki tidak boleh menangis atau saat anak menangis, orang tua seketika menyentak dengan ucapan ‘jangan cengeng!’

Padahal, siapapun bisa menangis saat merasa sedih, terharu, dan emosi lainnya. 

Penelitian dari Harvard Medical School menyatakan menangis sebagai mekanisme untuk melepaskan stress dan rasa sakit emosional. Menangis juga menguatkan ikatan batin antara keluarga.

Penelitian menemukan bahwa saat perasaan sulit terlalu disimpan di dalam diri, akan berdampak buruk bagi kesehatan. Tubuh akan terasa kurang tangguh, penyakit kardiovaskular, hipertensi, hingga kesehatan mental yang menurun, seperti stres, depresi, dan kecemasan.

“Laki-laki tidak boleh nangis, siapa yang bilang? Bapak-bapak nangis kan? Berarti boleh laki-laki nangis. Biarin dia nangis. Itu mengakibatkan sakit jiwa karena setiap mau nangis ia tahan. Itu akibat informasi (pengetahuan) yang salah. Akhirnya ia tahan-tahan, jadi beban, lama-lama sakit jiwa. Jadi ini jangan dianggap sepele,”

8.  Memberikan ancaman

Biasanya, anak yang tidak nurut akan memberikan ancaman. Dari sisi psikologi sampai jiwa, anak mampu menguasai tujuh bahasa di masa emas usia 2-7 tahun. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan yang luar biasa.

9. Selalu melarang tanpa sebab

Hindari mematikan nalar kritis anak saat bertanya. Saat orang tua melarang, cobalah untuk menjelaskan sebab dan akibatnya. Dengan demikian, anak jadi belajar konsekuensi.

“Kalau anda mau larang tolong jelaskan sebabnya. Contohnya enggak boleh nonton TV sampai malam karena nanti mengganggu matamu,” tuturnya.

10. Menghancurkan perasaan atau kepercayaan diri anak

Berhati-hatilah ketika berkata. Rasulullah shallallahu alaihi wa salam dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari bersabda bahwa, keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (Hadist riwayat Bukhari)


Mengatakan kalimat buruk kepada anak dapat menyebabkan kepercayaan dirinya runtuh. Efeknya pun bisa bertahan hingga ia dewasa. Ia merasa tidak dicintai, tidak mengetahui harga dirinya, minder, hingga menarik diri dari lingkungan sosial.

Itulah sederet dosa orang tua terhadap anak yang bisa menimbulkan efek berkepanjangan. 

Semoga, kutipan ini bermanfaat dan sebagai orang tua bisa meninggalkan sikap-sikap negatif, dan mencintai anak dengan tulus.

Kisah Kalajengking dengan Lalat

 #CahayaDhuha KALAJENGKING MASUK KE DALAM BAJUNYA NAMUN IA MALAH SIBUK MENGUSIR LALAT DI BAJU TEMANNYA Ini penggalan kalimat yang menggambar...