*NGAJI PARENTING RAMADHAN HARI KE-18*
🗓️ Ahad, 09 April 2023
⏰ 05.30-07.00 WIB
*"RAHASIA KOMUNIKASI BAHASA CINTA UNTUK KELUARGA*
bersama: *Bapak Aris Ahmad Jaya* (Mr. Sugesti Indonesia, Founder ABCo Grup, Trainer Parenting Nasional)
https://www.youtube.com/watch?v=5iDM-A5URNw
_Bismillahirrahmanirrahim_
*Orang bahagia dimulai dari bagaimana dia berkomunikasi* dan orang bermasalah juga dimulai dari bagian. *Komunikasi ini adalah sesuatu yang penting namun jarang dipelajari secara khusus,* baik itu ilmu komunikasi suami dengan istri atau ayah dengan anak atau ibu dengan anak atau komunikasi kita dengan sesama.
Sejak kecil kita diajarkan untuk berbicara, diajarkan bagaimana bertutur kata, namun kadang² kita belum belajar tentang bagaimana untuk bisa dimengerti.
Bersama *Kampung Magfirah, Bapak Aris Ahmad Jaya* membersamai dan belajar bersama tentang *"RAHASIA KOMUNIKASI BAHASA CINTA UNTUK KELUARGA”.*
Ternyata komunikasi itu bukan sekedar bagaimana kita mampu berbicara, mampu berkata-kata, mampu menyusun kata², mampu mengucap. Ternyata yang lebih penting dari *komunikasi adalah bagaimana kita mampu mengerti, bagaimana kita mau untuk memahami sebelum kita ingin dipahami. Bagaimana kita bisa diterima dan diizinkan.*
Apalah artinya kita berbicara banyak, namun orang kita ajak komunikasi ternyata menolak atau tidak mengizinkan kita menjadi bagian dari proses komunikasi itu sendiri,
*4 TIPE KOMUNIKASI KELUARGA*
*#1. Kuburan*
Sepi banget, nggak ada kata, nggak ada canda, nggak ada tawa. Benar² rumah ini tidak ada kehidupan. Ini sering terjadi di rumah tangga Indonesia. Jadi, *adanya seolah tidak ada.* Ayah tidak menyapa anak, bahkan ibu kadang² dengan suami juga tidak ada obrolan kecuali hal² yang biasa saja.
*#2. Pasar*
Ramenya luar biasa, masing² sibuk, ada yang nelpon temennya, ada yang buat Tik Tok, ada yang ngobrol dengan seberang sana tetapi keramaian yang ada di rumah itu *tidak saling bersama dan membersamai.* Masing² aja. *Serumah tapi tak sejiwa.* Sebagaimana di pasar, semuanya hadir namun masing² sesuai dengan kebutuhannya saja. Jadi anak sekali waktu berbicara dengan ayahnya atau ibu berbicara dengan anaknya sesuai dengan kebutuhan saja.
*#3. Ring Tinju*
Yang ada *hanyalah konflik, saling menyalahkan antar penghuni rumah,* hujatan, cacian, makian. Tentu tipe ini adalah salah satu tipe yang sangat amat dihindari.
*#4. Orkestra*
Harmoni, benar² menciptakan sebuah nada yang indah. Masing² punya tugas, saling melengkapi. Tentu kita menginginkan tipe orkestra ini karena *terorganisir dengan baik,* ada komunikasi antara ayah, bunda anak, kemudian antar saudara dan semuanya berada dalam kondisi yang nyaman, *saling melengkapi, tidak ada yang paling penting, semuanya penting.*
*PERBEDAAN GAYA KOMUNIKASI SUAMI DAN ISTRI* 👳♂️🧕
*#1. Perasaan vs Logika*
*WANITA, memakai perasaan*
Inginnya diperhatikan, dimengerti suami
Ketika keberadaannya dianggap ada, dilibatkan dalam hal² berkomunikasi, diceritakan peristiwa yang terjadi dengan suaminya ini sesuatu banget bagi para bunda. Semakin jengkel kalau suami pulang lebih fokus pada handphone atau buku, koran majalah yang dibaca.
Ketika sedang punya masalah, inginnya suami mendekat, membelai sambil berkata lembut. Pun para istri suka sekali jika dilibatkan untuk terlibat dalam permasalahan yang dihadapi para suami.
*LAKI², memakai logika*
Cenderung *fokus pada diri dan kebutuhan dirinya* kadang “abai” terhadap sekitar dan ini yang kadang² membuat istri sedih bahkan menangis manakala tidak diperhatikan suaminya atau menganggap masalah yang dihadapi istri adalah hal sepele, bahkan meminta untuk santai/tidak perlu dipikirkan. Istri menganggap suami tidak punya perasaan.
*Suami berbicara dengan logikanya, sedangkan istri berbicara dengan perasaannya.*
Jika masing² mempertahankan ego bisa terjadi percekcokan keluarga. Yang satu tidak merasa bersalah, yang satu merasa tidak diperhatikan.
*#2. Salah dalam Memahami*
Para suami kadang² berusaha untuk mencoba seolah-olah menjadi solusi, memahami. Padahal ternyata permasalahan sebagian besar istri justru dengan pasangannya/suami mereka. Ini yang kadang² tidak dipahami oleh para suami. Misal ketika para suami memberikan surprise berupa pakaian yang bagus, mahal, memilih warna² nge-jreng namun sesuai dengan selera suami dan tanpa komunikasi terlebih dahulu dengan istrinya sehingga terkesan istri kurang menghargai dan tidak mau berterima kasih.
Makanya para suami kadang² malas memberikan suprise bagi istri mereka terlebih terkait dengan baju ataupun sesuatu yang lebih keren (misalnya: perhiasan).
Contoh lain yang kadang² salah dalam memahami adalah terkait keuangan keluarga.
Bagi para suami menganggap wajar jika menanyakan kondisi keuangan kepada istrinya, namun bagi para istri seolah para suami tidak mempercayainya.
*Hal² ini sering terjadi karena kedua belah pihak berbeda sudut pandangnya.*
Kadang² laki² juga fokusnya beda saat dimintai pendapat oleh wanita.
*#3. Wanita itu Multitasking*
Wanita bisa mengerjakan beberapa tugas dalam satu waktu secara bersamaan. Sedangkan *laki² singletasking. Instruksinya harus satu per satu dan jelas (tidak bisa borongan).*
*#4. Berbicara*
Sebuah studi di Amerika Serikat mengatakan: *wanita bisa mengucapkan sekitar 20.000 kata per hari, sementara laki² hanya sekitar 7.000 kata per hari.* Karenanya ketika menjawab pesan, *laki2 cukup menjawab singkat, bahkan sangat singkat. Akhirnya istrinya tambah senewen, penasaran.*
Ini yang harus dipahami oleh wanita, para istri agar tidak mudah baper (bawa perasaan).
*KOMUNIKASI EMPATI SUAMI DAN ISTRI*
*#1. Mau Mengerti sebelum Ingin Dimengerti*
Kemampuan untuk mengerti sebelum ingin dimengerti itu luar biasa bagi suami atau istri.
*#2. Mau Mendengarkan sebelum Ingin Didengarkan*
Ilmu yang harus dipelajari pertama oleh para ayah, para suami adalah ilmu mendengarkan karena seorang wanita ataupun istri senang sekali ketika sedang bercerita didengarkan. Mendengar beda dengan mendengarkan.
Kalau *mendengar, bisa jadi kita sambil lalu, sambil main HP, namun mendengarkan itu hadir jiwa raga, utuh dan penuh. Letakkan HP, fokus dan memahami apa yang diutarakan.*
Ini juga berlaku bagi para wanita, para istri.
*#3. Pilih Waktu, Tempat dan Suasana yang Tepat*
Kadang² kemampuan memilih waktu yang tepat, tempat yang tepat, suasana yang tepat itu juga *kunci dari komunikasi.* Meskipun yang ingin diutarakan adalah sesuatu yang mendesak, namun perlu perhatikan pilihan waktu, tempat dan suasana yang tepat dan jangan sampai didengar oleh pihak lain yang tidak berkepentingan.
*#4. Seringlah Gunakan Kata Ajaib: “Terima kasih, Maaf, Apa yang bisa Saya Bantu”*
Ternyata ungkapan terima kasih suami kepada istri itu cukup langka di Indonesia. Meskipun suami makannya nambah, namun jarang mengungkapkan terima kasih: “Makash ya bu, masakannya enak. Keren banget.”
*Kadang² para ayah lebih banyak menjadi ayah bisu.* Jarang mengucapkan terima kasih kepada pasangan, *padahal 2 kata yang mampu mengubah dunia adalah “Terima kasih.”*
Begitupun dengan istri kepada suami, anak kepada ayah dan ibunya, orang tua kepada buah hati mereka dan mengawali dengan kata “Maaf”, ternyata itu luar biasa.
*Jauhi kritikan dan celaan.* Kadang² suami berbicara tanpa berpikir sehingga membuat istri tersakiti. Dan ini membekas di hati dan jiwa istri. Misal: "jangan terlalu boros!.” Istri tiba² terdiam dan merasa tersakiti.
*5 BAHASA CINTA* 💖
Masalah suami, istri dan juga anak In syaa Allah bisa diselesaikan dengan bahasa cinta.
Kalau di dalam diri suami, istri dan anak kita itu ada sebuah tangki, maka *sesungguhnya tangki cinta mereka harusnya terisi penuh dengan bahasa cinta, bahasa kasih, bahasa sayang.*
*#1. Apresiasi*
Bahasa cinta bahasa keluarga yang semestinya setiap orang harus memahami ternyata adalah *kemampuan untuk mengapresiasi, mengungkapkan kata² penghargaan.* “Tangkap basah kebaikan, tempa besi selagi panas.”
Kita perlu memiliki kemampuan untuk mengapresiasi secara cepat atas momentum yang sedemikian pas. *Lihat kembali Rice Experiment Conscious oleh Dr. Masaru Emoto* yaitu percobaan tentang aplikasi dari kata² positif dan negatif menggunakan nasi.
*Label Positif:* “Kamu pintar, kamu cerdas, kamu rajin. Ayah senang deh kamu penyabar. Kamu orangnya dermawan, mudah berbagi,” ini nempel dan akan membentuk citra diri seseorang)
*Label Negatif:* “Kamu bandel, malas, susah diatur, lelet, nakal, pembohong. Ayah tidak suka dengan pembohong”, ini juga akan membentuk citra diri yang buruk dan bisa memunculkan luka pengasuhan bagi kanak².
*Bisa jadi tujuan orang tua baik, tapi caranya salah. Hati² dengan label negatif!*
*Anak wanita: butuh diperhatikan & butuh didengarkan*
Contoh kata² apreasi ketika anak wanita membantu menyiapkan makanan di dapur: _“Masyaa Allah, keren banget. Dimana kamu belajar?”_
*Anak laki2: butuh dipercaya & butuh diakui*
Contoh kata² apresiasi ketika anak laki² minta izin main sepeda: _“Ya nak, tapi hati² ya. Ibu percaya, kamu bisa menjaga diri."_
*Pengingat untuk para istri, jangan suka melihat-lihat 👀 isi HP suami tanpa izin suami Anda karena mereka bisa merasa kurang dipercaya.*
*KATA-KATA POSITIF*
*1. Ungkapkan: TERIMA KASIH*
"Terima kasih ya dek"
"Terima kasih ya kak"
*2. Sebutkan APA YANG MEMBUAT ANDA SUKA*
"Terima kasih ya kak sudah jaga adek”
“Terima kasih ya dek sudah tutup pagar”
“Terima kasih ya bu sudah masak hari ini."
*3. Berikan ALASAN MENGAPA LAYAK DIAPRESIASI & DOAKANLAH*
“Terima kasih ya, nak. Kamu sudah membereskan mainan yang sudah kamu pakai”
“Mama suka deh, kamu orangnya rapi dan bertanggung jawab. Suatu hari nanti kamu jadi orang hebat”
“Ayah, makasih ya. Ayah orangnya romantis, suka jemput mama, suka nungguin mama. Terima kasih ya. Insya Allah suatu hari nanti kita juga bareng² ke surga.
*Ini adalah sebuah kalimat sugesti yang masuk ke pikiran bawah sadar.*
*#2. Waktu Berkualitas (momentum)*
Mengapa Anda suka pulang kampung? mengapa mau macet²an?
Survei kami: karena ada kenangan, keindahan yang ingin coba ditularkan orang tua kepada buah hati tercinta. Karena *adanya momentum² yang menjadi histori/sejarah bersama.*
*3 TIPE ORANG TUA DALAM MEMBERSAMAI BUAH HATI SECARA WAKTU*
*1. Nyasar*
Orang tua tidak punya kesempatan, tidak punya waktu, *tidak ada kebersamaan sehingga tidak punya sejarah untuk dikenang.* Bahkan ketika orang tuanya wafat, anak bisa jadi malah tidak bisa menangis.
*2. Bayar*
Orang tua memberikan kesempatan dan fasilitas terbaik. Anak berkecukupan secara materi, namun kebutuhan psikologis dan spiritualnya seringkali diabaikan oleh orang tua mereka, *kehilangan kelekatan emosional.* Ini tipe orang tua _outsourcing._
*3. Sadar*
Orang tua yang menyadari sepenuhnya bahwa momentum, kebersamaan yang menjadikan anak ini mengenang, merindukan mereka. Orang tua ini dirindukan karena ada cinta. Mengapa ada cinta? karena ada kebersamaan. Mengapa ada kebersamaan? karena *ada pengorbanan waktu disebabkan adanya agenda keluarga yang dirasakan dan dilalui bersama.*
✅ *SELF CHEK: ANDA TIPE MANA?*
*"SEBANYAK APAPUN UANG YANG KITA PUNYA, TIDAK BISA MENGEMBALIKAN WAKTU"*
Maka di Ramadhan ini buat momentum, sempatkan waktu tarawih bersama.
*#3. Sentuhan (pelukan)*
Negeri kita ini adalah negeri yang anak²nya kurang sentuhan ayah. Berapa banyak ayah yang saat ini jarang sekali memeluk anaknya, mengusap kepala, menepuk pundak anaknya. *Ternyata pelukan sentuhan itu luar biasa dan anak merasakan bonding dengan orang tuanya.*
Pernahkah ayah atau bunda ketika pulang dari luar kota ataupun dari tempat bekerja mendapati anaknya sudah tidur? Sebenarnya semestinya sang ayah atau sang ibu juga setelah cuci tangan, bersih² masuk ke kamar anak dan langsung berkata kepada anak yang dalam kondisi tidur itu: _“Nak... Alhamdulillah ayah sudah pulang, ibu sudah pulang. Terima kasih ya doanya. Alhamdulillah ayah hari ini dimudahkan oleh Allah.”_
*Mulailah hari ini untuk membersamai, saling memaafkan dan memeluk anak anda, tidak perlu menunggu Idul Fitri-->* lihatlah keajaiban cinta atas izin Allah SWT.
*Karena anak adalah pemberat timbangan kebaikan di akhirat, maka pastikan mereka memiliki kenangan bersama Anda.*
Sebab doa anak adalah: "Robbi firli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani soghiro (“Ya allah ampunilah segala dosa dosaku dan dosa kedua orang tua ku dan sayangilah mereka (kedua orang tuaku) sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil”), maka kita coba *lakukan yang terbaik agar apa yang kita lakukan pun menjadi bagian dari terkabulnya doa anak kita.*
*#4. Pelayanan*
Sesederhana membukakan pintu, membuatkan teh manis untuk anak Anda, suami atau istri Anda. *Orang tua melayani anak ternyata adalah bagian dari cara anak menerima dan mengizinkan kita.*
*#5. Hadiah*
Hadiah juga keren walaupun tidak harus sering² dan *hadiah itu adalah sesuatu yang menjadi luar biasa bagi anak kita manakala kita berikan tanpa harus menunggu anak kita berprestasi atau ulang tahun.* Tapi *manfaatkanlah momentum kebersamaan dengan ananda, ketika anak Anda butuh.* Bukan terkait harga hadiahnya, namun pada momentumnya. Itu yang menjadikan *anak sebagai bagian dari history orang tuanya.*
*SESI TANYA JAWAB*
*#1. Bagaimana memperbaiki hubungan antara orang tua dengan anak?*
1. Tidak salah ketika *orang tua meminta maaf kepada anak atas hal² kurang nyaman yang pernah terjadi.* Kemampuan kita untuk mengakui diri dan kita mengawali dengan permintaan maaf kepada pasangan itu akan membuka pikiran sadarnya untuk menerima kita.
2. *Perbaiki diri, evaluasi diri dan kenali bahasa cinta anak² kita.* Cek mana yang paling dominan. *Berikan sesuai porsinya.*
3. Berikan *apresiasi atas hal² baik yang dilakukannya* karena ini adalah sesuatu yang akan *menjadi kekuatan² berikutnya.*
Contoh anak pulang sekolah lalu ngobrol akrab dengan adik²nya, ibu bisa berkata: _“Terima kasih ya nak kalian akrab. Ibu suka banget.”_
4. *Sebelum tidur, lapor kepada yang Menciptakan Anak kita*
_“Ya Allah.. sesungguhnya hamba memaafkan semua kesalahan anak hamba. Hamba ridho, ya Allah. Hamba ridho dengan anak hamba yang bernama ......... (sebutkan nama anak)... ridhoi anakku, ya Allah, ridhoi anakku, karena keridhoanku. Berikan yang terbaik ya Allah. Aaamiiin._
*Lakukan ini setiap hari, setiap waktu.*
5. *Libatkan anak Anda dalam ide², gagasan keluarga, bareng² diajak diskusi dan biarkan mereka memberikan usulan².* Karena kadang² yang terjadi adalah orang tua itu memiliki otorisasi.
Pada dasarnya setiap anak pun ingin membahagiakan orang tuanya dengan caranya, kadang² bukan dengan cara kita.
*#2. Bagaimana membuat anak cepat hafal al Quran*
Ternyata yang kadang² yang kurang dilakukan oleh para ustad atau para guru atau orang tua itu adalah *STRONG WHY-nya*... mengapa harus menghafal al Quran. Kenapanya ini yang belum dikuatkan.
*Yang perlu dilakukan:*
1. *Belajar dari sejarah orang² hebat yang mampu menghafal al Quran.* Belajar tentang *keutamaan² yang diperoleh* ketika seseorang itu belajar al Quran dan mengamalkan al Quran.
2. *Pertemukan anak dengan bukti² nyata, bukti² hebat atas orang² hebat yang hafal al Quran,* In syaa Allah motivasinya akan jauh lebih kuat.
*3 Tipe Anak Ketika Menghafal al Quran*
*1. Paksa rela*
Dipaksa oleh orang tua untuk menghafal dan memang benar² hafal tapi *karena keterpaksaan,* maka ketika dia keluar dari pesantren hafalannya hilang semua. *Artinya adalah bukan karena ketulusan.*
*2. Lingkungan yang baik yang mendukung untuk mampu menghafal al Quran*
Anak² berada di antara orang² yang menghafal al Quran, tentu ayah ibunya juga harus menunjukkan walaupun hafalannya beda dengan sang anak. Ketika anak kita sedang tidur diputarkan murottal al Quran (1 juz untuk durasi 1 bulan).
Misalnya bulan ini juz 1, bulan berikutnya juz 2, terus secara berulang-ulang. *Seseorang ketika sedang tidur berada di gelombang alfa, hafalan itu bekerja, dan itu luar biasa.*
3. *Sering² anak diikutkan atau dihadirkan pada momentum² dimana para ahli Quran, orang² yang cinta Quran, orang² yang senang dan bahagia dibersamai al Quran.* Ajak anak² kita silaturahim ke sebuah lingkungan atau sebuah keluarga pencetak al Quran. Biarkan dia berkomunikasi atau minta nasehat kepada orang² hebat penghafal al Quran.
*Di Kampung Magfirah ada program MABIT.*
Di situ yang membaca al Quran keren banget, juga tadabbur al Quran.
4. *Makanan anak kita harus halal, tidak tercampur yang haram, riba maupun subhat.* Karena pada dasarnya al Quran adalah baik dan akan berada di tempat yang baik.
*#3. Bagaimana jika anak dan orang tua LDR (hubungan jarak jauh)*
1. *Manfaatkan teknologi yang ada saat ini.* Sekedar WA bertanya: _“Assalamu’alaikum nak. Selamat kuliah ya... semoga Allah memudahkan, melancarkan.”_
2.*Hadirkan sahabat atau teman di momentum pengajian keluarga dan minta kepadanya untuk memberi nasihat kepada kita dan anak² kita.* Bisa lewat video call atau zoom bisa yang gratis.
*Benar² harus menciptakan momentum* karena doa anak kita, “sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil”, maka *tidak ada alasan karena jauh posisinya jauh, letaknya jauh kemudian melegalkan tidak ada komunikasi.*
*KEKUATAN FREKUENSI DAN VIBRASI*
1. Ketika bangun dari tidur, setelah kita berdoa kepada Allah *pikirkan apa yang Anda inginkan terjadi pada hari itu.*
2. *Visualisasikan apa yang Anda inginkan termasuk untuk anak² Anda*
3. *Pasrahkan kepada Allah Azza wa Jalla*
4. *Jangan di-CANCEL/ragu*
Contoh doa:
_Ya Allah..._
_Yang hamba harapkan untuk rizki hamba adalah jualan hamba laku, bertemu dengan orang² yang tepat, mereka puas, untung dan hamba bisa bersedekah. Aaamiiin._
_Ya Allah..._
_Yang hamba harapkan hari ini adalah anak hamba, mereka sehat, tilawah al Quran, shalat berjamaah bergaul dengan teman² yang baik, mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Yang hamba harapkan adalah mereka dekat dengan-Mu, dekat dengan orang² yang sholeh. Aaamiiin._
_Ya Allah..._
_Yang hamba harapkan hari ini adalah pasangan hamba dimudahkan perjalanannya menuju ke kantor, hubungan baik dengan teman², mitranya, prestasinya bagus, beliau berkontribusi baik, sehat dan selamat pulang ke rumah dalam kondisi bahagia, membawa rezeki halal. Aaamiiin._
Repost dari Resume: Bunda Lili Marliyuana-Abco Terapy