Tema Kamis Menulis bulan Maret ini adalah berkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila. Kita lihat sekilas profil Pelajar Pancasila berikut ini.
“Pancasila tak kurang dan tak lebih menunjukkan sifat keluhuran serta kehalusan budi bangsa kita, menggambarkan dengan singkat, namun jelas, apa yang hidup di dalam jiwa bangsa kita. Pancasila menjelaskan serta menegaskan corak warna atau watak rakyat kita sebagai bangsa: bangsa yang beradab, bangsa yang berkebudayaan, bangsa yang menginsyafi keluhuran dan kehalusan hidup manusia, serta sanggup menyesuaikan hidup kebangsaannya dengan dasar peri kemanusiaan yang universal, meliputi seluruh alam kemanusiaan ciptaan Tuhan” (Ki Hajar Dewantara).
Tujuan dari pencanangan profil pelajar Pancasila adalah supaya anak-anak menemukan Pancasila sebagai ajaran yang hidup dalam lingkungan pendidikan mereka. Bahwa Pancasila adalah kebaikan yang terasa yang tidak hanya menjadi hafalan semata, namun tertanam kuat dalam jiwa dan sanubari mereka.
Profil Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Eda dan berakhlak mulia.
2. Mandiri;
3. Bergotong royong;
4. Berkebinekaan global
5. Bernalar kritis, dan
6. Kreatif
Pada kesempatan #Kamis menulis kali adalah mengambil tema "Mandiri" yang merupakan profil Pelajar Pancasila yang kedua.
A. Pengertian
Mandiri menurut istilah dalam KBBI merupakan kata sifat atau adjektif artinya adalah a dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain.
Sedangkan kemandirian/ke·man·di·ri·an/ n hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
Maka kemandirian anak adalah kemampuan anak untuk bisa melakukan berbagai kegiatan, mengatur dan memilih serta memutuskan dengan percaya diri dan bertanggung jawab.
Sifat ini sangat diharapkan dapat ditumbuhkan pada anak. namun bukan sesuatu yang sim salabim semuanya bisa terwujud. Alih-alih menyayangi anak malah kadang justru sedang melatih anak untuk tidak mandiri.
B. Faktor Kemandirian Anak
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sifat mandiri anak. Sebagai bagian dari lingkungan, tentu sifat anak tidak bisa lepas dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Semuanya saling terkait untuk membentuk kemandirian anak dalam kehidupannya.
Apa saja faktor yang mempengaruhi kemandirian anak? Berikut di antaranya:
1. Perilaku sehari-hari orang tua, guru, lingkungan dan media.
2. Pembiasaan yang dilakukan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
3. Pengalaman anak dalam menentukan pilihan dan bertanggung jawab terhadap pilihannya tersebut.
C. Pentingnya Kemandirian pada Anak
Sifat mandiri mutlak diperlukan diajarkan kepada anak baik lewat pembiasaan maupun keteladanan orang-orang di sekitarnya, terutama lingkungan keluarga sebagai sekolah pertama bagi anak. Mengapa demikian?
1. Mempersiapkan anak untuk bertanggungjawab terhadap kehidupannya sendiri.
2. Melatih anak untuk belajar menentukan pilihannya sendiri.
3. Kemandirian anak tidak terbentuk dengan sendirinya, sehingga orang tua perlu melatih.
D. Manfaat Kemandirian Anak
Ada beberapa manfaat dan umpan balik positif jika sifat mandiri sudah terbentuk pada anak. Manfaat tersebut tentu saja bukan hal yang instan terjadi. Manfaat yang akan diperoleh antara lain:
1. Menumbuhkan rasa percaya diri.
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab.
3. Mengembangkan daya tahan fisik dan mental
4. Menumbuhkan kreativitas.
5. Tanggap dalam berpikir dan bertindak.
E. Cara Menumbuhkan Kemandirian pada Anak
Semua manfaat yang disebutkan pada poin di atas tentu saja menjadi dambaan setiap orang tua dan guru. Namun hal tersebut perlu kerjasama seluruh komponen untuk bisa mewaujudaknnya. Berikut beberapa usaha yang dapat dilakukan orangtua untuk menumbuhkan sifat mandiri pada anak:
1. Sebagai Teladan: Orang tua mencontohkan perilaku mandiri di rumah.
2. Sebagai Pembimbing: Mengarahkan anak dalam berperilaku mandiri
3. Sebagai Pelatih: Melatih kemandirian melalui pembiasaan, seperti memberikan kesempatan untuk memilih, bertanggung jawab atas pilihannya dan melakukannya sendiri.
4. Sebagai Pemberi Penghargaan: Memberikan pujian dan motivasi atas kemandirian yang dilakukan anak.
Dalam buku Menumbuhkan Kemandirian pada anak diuraikan secara rinci langkah-langkah yang bisa diambil oleh orang tua dalam menumbuhkan sifat mandiri anak tersebut dari usia bayi hingga remaja. Berikut uraian secara lengkapnya.
Melatih kemandirian anak usia 0 - 1 tahun
1. Memberi kesempatan anak bergerak bebas dan tidak selalu digendong dengan tetap memerhatikan keselamatan anak
2. Menyediakan ruang untuk anak bergerak dengan bebas
3. Menyediakan peralatan yang memudahkan anak untuk bisa melakukan sendiri
4. Melatih anak untuk bisa makan dan minum sendiri.
5. Memberikan kesempatan memilih apa yang disukai anak selama tidak membahayakan, misalnya memilih makanan, minuman, mainan.
6. Memberikan pujian atas pilihan anak.
Melatih kemandirian anak usia 1-3 tahun:
1. Memberikan kesempatan anak untuk melakukan kegiatan merawat diri sendiri dengan pengawasan, misalnya mandi, menggosok gigi, memakai baju sendiri, mencuci tangan
2. Menghormati dan memberikan kesempatan anak untuk menentukan pilihannya sendiri misalnya memilih baju, makanan dan mainan
3. Membuat aturan bersama di rumah, seperti merapikan barang- barang setelah dipakai
4. Memberikan kesempatan pada anak untuk bermain dengan tetap diawasi
5. Memberikan pujian atas usaha anak
Melatih kemandirian anak usia 3-6 tahun:
1. Memberikan kesempatan anak untuk melakukan kegiatan merawat diri sendiri dengan pengawasan.
2. Menghormati dan memberikan kesempatan anak untuk menentukan pilihannya sendiri selama tidak membahayakan
3. Memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada anak untuk membantu orang tua.
4. Menjelaskan pentingnya aturan dan memotivasi anak untuk menyepakati aturan di luar rumah.
5. Memberikan pujian atas usaha anak.
Melatih kemandirian anak usia 6-12 tahun:
1. Memberikan kesempatan anak untuk melakukan kegiatan merawat diri sendiri
2. Menghormati apapun pilihan anak selama tidak membahayakan.
3. Mengajak anak berdiskusi tentang alasannya memilih sesuatu.
4. Membuat aturan bersama di rumah, seperti berbagi tugas membersihkan rumah.
5. Mendiskusikan dengan anak aturan- aturan yang ada di luar rumah dan mengapa aturan itu harus ditaati.
6. Memberikan kepercayaan kepada anak misalnya anak dapat mengerjakan tugas sekolah sendiri, memilih teman bermain, membuat jadwal belajar.
7. Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan anak.
Melatih kemandirian anak usia 12-18 tahun:
1. Membuat jadwal bersama dan mengingatkan anak untuk mematuhinya.
2. Mendampingi anak untuk memerhatikan penampilan dirinya misalnya dalam cara berpakaian.
3. Berdiskusi dengan anak tentang teman-teman dan kegiatannya di luar rumah.
4. Mendampingi anak dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
5. Mendiskusikan dengan anak aturan-aturan yang ada di luar rumah dan mengapa aturan itu harus ditaati.
6. Berdiskusi dengan anak tentang cita-citanya, rencana masa depannya, teman-teman dan kegiatannya di luar rumah.
7. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan anak dalam menjalankan tanggung jawabnya.
8. Berdiskusi dengan anak tentang kemampuan keluarga dalam mendukung cita-cita anak dan bagaimana mengatasi kendala yang dihadapi.
9. Berdiskusi dengan anak tentang keuntungan dan kerugian dari suatu keputusan yang diambil.
10. Mendiskusikan alternatif pilihan beserta akibatnya.
11. Mendorong anak untuk aktif di kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi.
12. Membimbing anak untuk membuat catatan keuangan sederhana.
13.Mengajak anak untuk mengevaluasi kepercayaan yang diberikan dan memberikan pujian atas usahanya.
Demikian beberapa usaha yang dilakukan oleh orang tua dari tahap ke tahap perkembangan anak. Memang pembiasaan dan pembentukan sifat mandiri anak harus disesuaikan dengan usia dan perkembangan fisik dan psikis anak sehingga apa yang diharapkan dari anak tidak terlampau tinggi karena usia yang berbeda. Usia berapakah putra-putri Anda?
Sumber referensi:
Kemdikbud (2017). Seri Pendidikan Orang Tua: Menumbuhkan Kemandirian pada Anak. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Daniel Zuchron. (2021). Tunas Bangsa. Direktorat Sekolah Dasar Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas dan Dikmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Lengkap sekali informasinya. makasih Bu yati
ReplyDeleteSama-sama Pak. Semoga bermanfaat.
DeleteSetuju...mengajari anak hidup mandiri,krn mengajari sejak dini bangus sekali, ceritanya sangat mengispirasi kita, mantap
ReplyDeleteTerima kasih Emak atas apresiasinya.
DeletePanduan melatih kemandirian dari usia nol hingga 18 tahun. Komplit. Terima ksih, Bu.
ReplyDeleteSama-sama Bu Ros. Semoga bermanfaat.
Delete