Suasana Ramadan sepuluh hari terakhir semakin syahdu. Penuhi hari dengan harapan dan doa. Semoga puasa yang dilakukan sepanjang waktu terlewati diterima Allah SWT dan mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Di tengah kesahduan menikmati hari-hari terakhir bulan Ramadan, tidak dipungkiri persiapan menyambut lebaran idul Fitri tidak bisa dihindari.
Meskipun suasana lebaran idul Fitri kali ini masih suasana dibatasi, itu tidak menghilangkan kebiasaan mempersiapkan berbagai macam makanan kesukaan dan menjadi ciri khas lebaran.
Seperti kegiatan saya pagi ini. Saya mendapat tugas untuk menggiling beras menjadi tepung. Tentu saja bukan menggiling sendiri. Tapi lewat jasa tempat penggilingan tepung. Saya hanya mengantarkan beras untuk digiling.
Sudah beberapa tahun berjalan seperti itu. Tugas saya bagian menggiling tepung. Mengapa tidak beli tepung jadi saja? Kata ibuku rasanya beda. Rasanya lebih segar dan enak di masakan.Tidak apek. Dan warnanya pun terang daripada ketika menggunakan tepung yang sudah jadi.
Kalau soal rasa masakan Ibu memang tidak pernah kalah dengan masakan lain. Sudah pas di lidah. Mungkin itu salah satu resep rahasia, menggunakan tepung segar yang baru digiling.
Mengantri beberapa orang ketika datang jam setengah tujuh di tempat penggilingan tepung. Wah sudah ramai. Padahal hari masih pagi. Tapi tidak heran juga. Di saat jelang lebaran memang tempat penggilingan tepung semakin ramai. Kata pemiliknya bisa naik antara 50-60 persen. Wah besar juga kenaikannya.
Tempat penggilingan tepung ini memang sudah melegenda di daerah Bobotsari dan sekitarnya. Sudah ada sejak saya SMA atau malah jauh sebelum itu. Hasil selipan yang halus dan bersih, tidak bau menjadi penyebabnya. Meskipun ada beberapa tempat penggilingan tepung baru, tempat ini tetap ramai.
Dengan harga 2000 rupiah per kilo beras sekarang, tentu menjadi pilihan. Harga yang sangat yang terjangkau.Waktu dalam proses penggilingan beras menjadi tepung tentu menjadi alasan. Sudah jarang yang mau menumbuk beras sendiri menjadi tepung. Selain waktunya lama hasilnya juga tidak maksimal.
Biasanya masuk musim lebaran seperti ini, tepung banyak digunakan untuk adonan membuat keripik/peyek kacang, peyek kedelai, peyek kacang ijo dan juga bermacam-macam kue. Bagaimana pun kondisi dan situasi, tradisi membuat makanan lebaran tetap ada. Meskipun banyak saudara dan kerabat tidak pulang, makanan tersebut ada seperti tidak ingin menghilangkan suasana lebaran sebagaimana biasanya.
Maka tidak heran, tempat-tempat penggilingan seperti terus ramai meskipun kondisi pandemi belum lagi hilang. Semoga tetap bergembira dalam lebaran meskipun tak bersua secara langsung dengan saudara, silaturahmi tetap terjaga. Memanfaatkan makanan yang ada untuk berbagi dengan tetangga terdekat saja. Selamat menyambut lebaran Idul Fitri 1442 H. Tetap jalani dan syukuri apa pun situasi yang ada.
Indahnya tradisi yg terpelihara, tak lekang oleh zaman. Semiga kita nikmati saat2 terakhir ramadan tahun ini.
ReplyDeleteAlhamdulillah masih menjaga tradisi baik, Ambu. Aamiin.
ReplyDeleteMasih menjaga tradisi, disaat kebanyakkan orang lebih memilih ke toserba untuk membeli tepung
ReplyDeleteTerimakasih sudah berbagi cerita
Ya masih banyak yang menggunakan jasa giling tepung untuk membuat berbagai sajian lebaran.
DeleteLebaran sebentar lagi...
ReplyDeleteYa antara sedih dan gembira bercampur Bu.
DeletePersiapan lebaran yang menyenangkan nih. Bikin jajan lebaran.
ReplyDeleteBetul Pak, suasana tetap gembira dengan membuat sajian bersama keluarga yang ada.
ReplyDelete