SEBUAH RENUNGAN
🌻Mengapa jika untuk bekerja dari pagi hingga sore kita sanggup,
Tapi untuk duduk di majelis ilmu beberapa menit saja kita merasa berat.
🌻Mengapa jika untuk mendaki gunung tinggi dan berjalan berkilo-kilo kita kuat,
Tapi untuk berjalan ke masjid kita merasa lemah.
🌻Mengapa jika untuk mengenakan hijab syar'i saat keluar rumah kita enggan dan beralasan gerah.
Tapi untuk membuka aurat saat berjemur di pantai seharian kita mampu lakukan.
🌻Mengapa jika untuk menonton film atau main sosial media seharian kita mampu,
Tapi untuk membaca Al Qur'an 30 menit kita tak sanggup.
🌻Mengapa jika untuk foya-foya menghabiskan dana berkali-kali kita mampu,
Tapi untuk sedekah seminggu sekali saja kita merasa berat.
🌻Sungguh begitu banyak kekuatan dan kemampuan selalu kita usahakan jika untuk urusan kesenangan dunia, Namun entah mengapa tiba-tiba menjadi lemah dan malas ketika untuk urusan akhirat.
Itu semua karena sesungguhnya yang lemah hati kita bukan fisik kita.
🌻Berkata Syumaith (Rahimahulloh) :
إن اللّٰه ﷻ جعل قوّة المؤمن في قلبه، ولم يجعلها في أعضائه؛ ألا ترَون أنّ الشيخ يكون ضعيفًا يصوم الهواجر، ويقوم الليل، والشابّ يعجز عن ذلك؟!
Sesungguhnya Allah Ta'ala menjadikan kekuatan seorang mukmin ada pada hatinya, tidak di anggota tubuhnya yg lain,
🌻Tidakkah engkau menyaksikan seorang syaikh tua yg lemah fisik tetapi kuat puasa disiang hari yg terik dan shalat malam sementara para pemuda tidak mampu melakukan itu semua. (Al-Hilyah karya Abi Nu'aim.10/124).
🌻Sebab itu saudaraku, berusahalah untuk menjauhi dosa dan perbanyaklah berdoa memohon kemudahan dan kekuatan dalam ketaatan kepada Allah.
🌻Sebab seorang hamba di haramkan taufiq untuk melakukan ketaatan karena sebab dosa-dosa yang dilakukannya,
🌻Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
إِذَا ثَقِلَ الظَهْرُ بِالْأَوْزَارِ، مُنِعَ الْقَلْبُ مِنَ السِّيَرِ إِلَى اللهِ وَالْجَوَارِحُ مِنَ النُّهُوْضِ فِي طَاعَتِهِ
“Jika punggung telah berat memikul dosa-dosa, maka hati akan terhalangi untuk berjalan menuju Allah serta anggota badan juga akan terhalangi untuk bangkit melaksanakan ketaatan pada-Nya.” (Bada’iut Tafsir, 3/332).
No comments:
Post a Comment