Tuesday, 31 May 2022

Menjadi Guru Yang Terus Bertumbuh dan Bergerak Bersama Perubahan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2022 yang jatuh setiap tanggal 2 Mei bertepatan dengan 1 Syawal 1443 H. Ya bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1443 H. Pada tahun 2022 ini mengusung tema "Pimpin Pemulihan Bergerak untuk Merdeka Belajar". Tentu tema ini berkaitan erat dengan kondisi pembelajaran di masa pandemi covid 19.

Logo Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2022

Sebagai seorang muslim sekaligus sebagai seorang guru, saya berkeyakinan bahwa peringatan Hari Pendidikan Nasional ini bertepatan tanggal 1 Syawal 1443 H bukan tanpa makna. Dan bukan juga sebuah kebetulan. Ada banyak makna terkandung di dalamnya. 

Syawal berasal dari bahasa Arab, syawaal, yang berarti dibesarkan. Syawal juga berarti 'naik atau meninggi." Kedudukan kaum muslimin meninggi derajatnya setelah melewati puasa Ramadan. Dalam bahasa Indonesia kita memaknai arti tersebut dengan peningkatan. Bahwa di bulan Syawal kita lebih meningkatkan ibadah dan amalan lainnya sebagai tanda hasil dari proses latihan yang berhasil selama Ramadan. 

Demikian maka keterkaitan dengan bertepatannya peringatan Hari Pendidikan Nasional di bulan Syawal menjadi sebuah tanda bahwa pendidikan di Indonesia harus meningkat dari masa-masa sebelumnya. Proses pelatihan yang berupa pandemi covid 19, hendaknya bukan menjadi penurun semangat untuk pendidikan Indonesia tetapi menjadi kawah candradimuka bagi dunia pendidikan baik itu untuk guru, siswa, orang tua dan seluruh pihak yang terkait dengan pendidikan. 

Pandemi covid 19 telah mengajarkan banyak hal di satu sisi. Meskipun tidak dapat kita pungkiri bahwa pandemi tersebut juga banyak memakan korban dan melumpuhkan berbagai sektor kehidupan. Tapi dari sanalah kita banyak belajar. Salah satunya adalah di bidang pendidikan. Kesulitan dan kendala yang kita hadapi dalam melaksanakan pembelajaran lewat daring/online membuat kita kreatif dan berinovasi untuk menggunakan berbagai media yang menarik untuk anak dalam kegiatan dan proses belajar. 

Penggunaan perangkat teknologi dan informasi yang dulu terbatas dan jarang kita memanfaatkannya kini justru menjadi media utama dalam penyampaian kegiatan pembelajaran. Penggunaan gawai yang sebelumnya banyak dilarang dalam pembelajaran di kelas, kini malah harus menggunakannya untuk kegiatan belajar. Literasi digital menjadi hal yang mutlak dikuasai oleh guru pada masa saat ini.

Selain itu pandemi juga sudah membuat pembelajaran tidak hanya terjadi di ruang kelas atau gedung yang bernama sekolah. Pembelajaran bisa erjadi di mana pun tanpa batas ruang dan waktu. Guru bisa mengikuti berbagai pelatihan dan webinar-webinar yang terkait dengan peningkatan kemampuan digital maupun tentang pembelajaran yang bertebaran di internet secara gratis. Guru semakin terampil dalam penggunaan berbagai aplikasi yang terkait dengan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar-mengajar.



Kini kasus covid 19 sudah semakin melandai. Pelonggaran pemakaian masker yang sudah diumumkan tentu menjadi kabar gembira untuk kita semuanya. Hampir dua tahun lebih kita berjuang untuk bertahan dalam perjuangan melawan covid 19. Korban tidak mungkin terhitung baik jiwa, tenaga, pikiran maupun harta. Ketika masa pandemi ini berlalu, apakah semuanya akan berganti kepada kondisi awal? Teknologi akan kembali ke sebelum berlaku pembelajaran daring/online? Gawai akan kembali dilarang untuk digunakan dalam ruang kelas?

Pada saat ini sudah ditetapkan berlakunya Kurikulum prototype atau yang kini lebih dikenal dengan istilah Kurikulum Merdeka. Di dalamnya kurikulum ini menetapkan beberapa perubahan penting di antaranya adalah tentang penguatan profil Pancasila dalam proses pembelajaran. Selain itu mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasif (TIK) menjadi pelajaran wajib untuk tingkat SMP/MTs. Hal tersebut membuktikan bahwa kita harus tetap melanjutkan apa yang positif dari masa pandemi covid 19, terutama terkait dengan penggunaan media digital dan teknologi.

Perubahan adalah hal yang pasti terjadi. Itu tidak mungkin dapat dihindari. Guru menjadi tonggak pertama yang harus menyesuaikan perubahan tersebut. Guru harus terus tumbuh dan bergerak. Meskipun kegiatan ramadan sudah lewat bukan berarti ibadah yang biasa dilakukan di bulan Ramadan ditinggalkan. Bukan berarti hal-hal yang buruk boleh dilakukan kembali. Tetapi yang baik harus dilanjutkan dan yang buruk tetap ditinggalkan. Ini harus terus berlanjut pada bulan-bulan berikutnya. Di awali dari bulan Syawal. 

Demikian pula dengan dengan kebaikan-kebaikan dan pelajaran selama masa pandemi. Hal-hal yang baik diteruskan dan ditingkatkan sementara hal-hal yang buruk akibat dari pandemi harus ditinggalkan. Siapkan guru untuk terus bergerak dan bertumbuh setelah pandemi ini berlalu? Kurikulum Merdeka Belajar menjadi salah satu jawaban untuk menunjukkan hasil dari pembelajaran di masa pandemi. Selamat bertumbuh dan bergerak untuk Merdeka Belajar.


Ditulis oleh Suyati, S.Pd
(Guru Bahasa Inggris MTs Negeri 1 Purbalingga)
Alamat Jalan Sokawera no. 1 Karanganyar, Kabupaten Purbalingga 53354 Jawa Tengah



Blog pribadi: https://suyatibinyo.blogspot.com/
Facebook : /Suyatibinyo/
Instagram: Suyatibinyo

No comments:

Post a Comment

Parenting Bulan Desember 2024 Musabangga

Kegiatan parenting bulan Desember 2024 dilaksanakan bersamaan dengan pembagian hasil belajar siswa atau rapor.  Kegiatan ini dilaksanakan pa...