Menjaga Renjana Menulis

#Kamis menulis tiba kembali dengan tema Februari. Kali ini temanya adalah renjana. Apa itu renjana? Menjadi penasaran karena tidak pernah menemui apalagi menggunakan kata ini. Maka pergilah berpetualang ke PUEBI online. Diperoleh pengertian renjana adalah n. rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, berahi dan sebagainya).

Sementara menurut wikipedia, renjana (bahasa Inggris: passion) adalah perasaan antusiasme yang kuat atau dorongan hasrat terhadap seseorang atau sesuatu. Renjana dapat berkisar dari keinginan yang bersemangat atau kekaguman terhadap sebuah ide, tujuan, atau kegiatan; hingga menikmati sebuah minat atau kegiatan yang antusias; untuk daya tarik yang kuat, kegembiraan, atau emosi terhadap seseorang.

Maka berdasarkan dua pengertian tersebut maka renjana menulis adalah perasaan antusiasme yang kuat atau dorongan terhadap menulis sehingga muncul keinginan dan semangat dan akhirnya menikmati kegiatan menulis. 

Salah satu renjana yang saya miliki adalah menulis. Hal tersebut diawali dari menulis curahan hati berupa diary. Hingga saat ini masih tersimpan beberapa buku diary  dengan tulisan tangan yang beragam.  

Sampai akhirnya sekarang aktif menulis di blog pribadi. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar renjana menulis tetap ada pada diri kita terutama blogger. Berikut beberapa di antaranya:

1. Mulailah dari menulis apa saja.

Untuk menjaga renjana menulis hal yang perlu kita lakukan adalah menulis, menulis dan terus menulis. Apa yang perlu ditulis? Semuanya yang kita rasakan, yng kita lihat, yang kita alami atu yang kita impikan. Catat meski dalam bentuk sederhana dan banyak kesalahan. 

2. Mulai dari yang kecil.

Ketika kita menulis maka kita harus berkembang. Mulailah dari menulis 100 kata. Selanjutnya bisa ditambah menjadi 600, 700, dan seterusnya hingga 1000 kata. Hal tersebut tidak akan terasa jika kita konsisten dan disiplin menambah kata yang kita tulis. Yang penting adalah disiplin terhadap apa yang kita rencanakan.

3. Belajar dari penulis maestro.

Para penulis banyak yang berbagi ilmunya baik lewat tulisan di buku mereka atau dari sosial media. Kita bia menyerap ilmu dari mereka yang sudah menulis dengan gaya mereka sendiri. Sudah memiliki branding tersendiri. Dan tulisan mereka mereka jadi best seller. Pertama mungkin kita ATM gaya mereka untuk menemukan gaya tulisan kita sendiri.

4. Bergabung dengan komunitas menulis

Komunitas menulis menjadi hal yang penting bagi renjana menulis kita. Dengan berada di komunitas kita akan dapat saling berbagi dan juga saling belajar satu dengan yang lain. Dari sinilah salah satu masukan dan saran untuk tulisan yang kita buat. Kita bisa belajar memperbaiki tulisan yang kita bagikan kepada komunitas. 

5. Ciptakan habit menulis

Kita membuat kegiatan menulis menjadi rutinitas kita. Berbagai hal yang ada di sekitar kita kini tidak hanya kita obrolkan tetapi kita tulis. Bahkan obrolan kita dengan tetangga yang sepertinya biasa saja bisa menjadi ide tulisan manakala habit menulis sudah terbentuk. Wah ini super sekali.

6. Banyak membaca

Membaca tidak hanya dengan buku. Baca, baca, dan baca. Kemudian tuliskan. Membaca tidak hanya dengan buku tetapi dengan lingkungan, dengan masyarakat dan dengan situasi sekitar. Semakin banyak kita membaca maka semakin luas bahan tulisan kita. 

Demikian beberapa langkah untuk menjaga renjana menulis yang coba saya praktekkan. Semoga bermanfaat. Salam literasi.