TAHUN baru Hijriah diperingati setiap 1 Muharram. Dalam kalender Islam, Muharam menjadi bulan pertama yang menandai pergantian tahun. Sebelum Islam datang, orang-orang Arab tidak memiliki kalender khusus yang bisa digunakan bersama.
PERISTIWA hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi menjadi dasar penetapan Tahun Baru Hijriah atau 1 Muharram. Tahun Baru Hijriah diinisiasi oleh khalifah Umar bin Khattab.
ZAMAN dahulu masyarakat Arab memiliki kalender yang berbeda-beda dalam menentukan hitungan tahun. Saat Islam datang pun, masyarakat Arab belum memiliki kalender khusus.
MEREKA menetapkan suatu peristiwa dengan peristiwa -peristiwa penting. Seperti peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah menuju Madinah pada 28 Juni 623 M.
SECARA historis, hijrah merujuk pada peristiwa perpindahan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan akidah. Namun, secara esensial, hijrah tidak hanya sekadar perpindahan tempat, tetapi juga perubahan diri secara spiritual dan moral mengharap rahmat Allah, *_“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”_* (Q.S. Al-Baqarah: 218).
ARTINYA, hijrah bukan hanya tentang berpindah tempat, tetapi juga tentang memperbaiki diri dan berjuang untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, hijrah hati menjadi langkah penting untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari.
HIJRAH hati adalah perubahan dari kondisi hati yang buruk menuju kondisi yang lebih baik, mencakup meninggalkan dosa, menghindari maksiat, serta mengganti kebiasaan buruk dengan amalan yang dicintai Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda (yang artinya), *_.... Seorang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.”_* (H.R. Bukhari dan Muslim).
HIJRAH hati membutuhkan komitmen dan kesabaran, prosesnya tidak mudah. Sebab, seseorang harus melawan hawa nafsu, tekanan sosial, godaan setan, dan godaan dunia.
Untuk itu lebih lanjut kita terapkan ini
HIJRAH HATI, Pondasi Melaksanakan Hijrah Diri
_HIJRAH berarti meninggalkan, berpisah, menjauhkan dari, dan berpindah tempat. Hijrah hati adalah proses penyucian hati dari sifat-sifat negatif, seperti iri, dengki, sombong, dan tamak. Dengan hati yang bersih, seseorang dapat memiliki niat yang ikhlas dalam beribadah. Hijrah hati menjadi pondasi untuk melaksanakan hijrah diri secara konsisten._
🌺 SECARA historis, hijrah merujuk pada peristiwa perpindahan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan akidah dan menjalankan syariat agama. Secara esensial, hijrah tidak hanya berarti perpindahan fisik, tetapi juga perubahan hati dan niat menuju ketaatan kepada Allah sehingga menjdi pibadi yang lebih baik.
🌺 HIJRAH bisa dimaknai sebagai upaya memperbaiki diri ke kehidupan yang lebih baik. Hijrah dalam konteks luas, bisa diterapkan dalam segala keadaan.
🌺ORANG yang hijrah adalah orang yang berusaha memperbaiki diri dan berjuang untuk mendekatkan diri kepada Allah. *_“Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah. Mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”_* (Q.S. Al-Baqarah: 218).
🌺MAKA, hijrah hati menjadi langkah penting bagi setiap orang untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Hijrah hati adalah perubahan dari kondisi hati yang buruk menuju kondisi yang lebih baik.
🌺 HIJRAH hati mencakup meninggalkan dosa, menghindari maksiat, serta mengganti kebiasaan buruk dengan amalan yang dicintai Allah. *_”…dan seorang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.”_* (H.R. Bukhari dan Muslim).
.
🌺 ADAPUN langkah-langkah untuk menuju hijrah hati di antaranya seperti yang di bawah ini.
1️⃣ Memperbaiki Niat. *_“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya.”_* (H.R. Bukhari dan Muslim). Hijrah hati dimulai dengan niat yang tulus untuk berubah menjadi lebih baik demi menggapai rida Allah, bukan demi pujian manusia.
2️⃣ Meninggalkan dosa dan maksiat. Meninggalkan dosa adalah salah satu bentuk hijrah hati yang paling mendasar. *_“Dan bertobatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang beriman agar kalian beruntung.”_* (Q.S. An-Nur: 31). Tobat yang sungguh-sungguh menjadi pintu awal untuk menghapus dosa dan memperbaiki hubungan dengan Allah.
3️⃣ Memperbanyak amal kebaikan. Hijrah hati akan sempurna jika diiringi dengan memperbanyak amal kebaikan dan membantu sesama. *_“Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya akan melihat (balasan)nya."_* (Q.S. Al Zalzalah: 7).
Adapun manfaat hijrah hati adalah membuat seseorang lebih taat dalam beribadah dan merasa lebih dekat dengan Allah. Pun pula, menjadikan pribadi seseorang lebih baik, yaitu sabar, rendah hati, dan berakhlak mulia.
No comments:
Post a Comment