Saturday 22 June 2024

Tabayyun

 *🌾Bulir Ibrah dan Hikmah🌾*


Dinukil dan diselia dari "Tabayyun"


***


Siapa pun yang ingin melakukan amar ma'ruf nahi mungkar, maka harus tahu secara pasti apa batasan ma'ruf, apa batasan mungkar, serta apa saja yang masuk di dalamnya. Ini syarat paling mendasar. Bagaimana akan melakukan amar ma'ruf nahi mungkar jika tidak tahu apa itu ma'ruf, apa itu mungkar?


Kemudian, harus dipastikan bahwa orang yang menjadi target amar ma'ruf nahi mungkar adalah orang yang benar-benar meninggalkan yang ma'ruf atau melakukan kemungkaran. Ini harus dipastikan. Tidak bisa hanya berdasarkan persangkaan. Allah Ta'ala berfirman, _"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sebab, sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah kalian mengorek-ngorek kesalahan orang lain."_ (QS. Al-Hujurat: 12)


Untuk memastikan hal tersebut, harus tabayyun. Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah ketika akan menyuruh orang shalat tahiyatul masjid.


Ketika Rasulullah melihat seorang lelaki masuk masjid dan langsung duduk, beliau tidak langsung menyuruh dia shalat tahiyatul masjid. Akan tetapi, beliau tabayyun dulu dengan bertanya: "Apakah Engkau sudah shalat?" Lelaki itu menjawab, "Belum." Setelah jelas dan pasti keadaan orang itu, baru Rasulullah perintah, "Berdiri dan shalatlah dua raka'at!" (lih. HR. Bukhari no. 930 dan Muslim no. 875).


Kenapa Rasulullah tabayyun? Sebab, bisa saja orang itu sudah shalat, tapi Rasul tidak melihatnya. Artinya, Rasulullah masih menyimpan prasangka baik kepada orang tersebut. Tidak serta merta menyuruh hanya berdasarkan apa yang beliau lihat.


Tabayyun penting dilakukan siapa saja yang ingin amar ma'ruf, apalagi nahi mungkar. Agar niat baik dan semangat bisa tepat sasaran dan membuahkan sesuatu yang maslahat.

__________


Bacaan: Syarh Riyadhush Shalihin, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin, Madar Al-Wathan, 1439 H., cet. ke-16, jilid ke-2, hal. 402-407


⁣***

No comments:

Post a Comment

Irregular Verbs (Kata Kerja Tidak Beraturan)

Begin – began – begun (dimulai) Break – broke – broken (membawa) Become – became – become (menjadi) Buy – bought – bought (membeli) Bring – ...