Berkaitan dengan merebaknya pandemi pada tahun 2020, membuat perubahan kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar dan mengajar yang semula dilakukan dengan tatap muka dan bertemu langsung antara guru dan siswa, akhirnya tidak dapat dilakukan lagi. Pembelajaran dilakukan dengan daring atau online. Guru pun mengajar dari rumah (Work from Home/WFH).
Tentu hal ini berpengaruh pula terhadap proses penilaian kegiatan dan prestasi siswa. Jika sebelumnya pada saat pembelajaran tatap muka guru dapat melakukan pengamatan terhadap nilai sikap anak maka pada pembelajaran dari rumah (BDR) ini lebih sulit dilakukan.
Salah satu yang harus berubah pula tentu terkait dengan penilaian kegiatan belajar siswa. Penilaian pun dilakukan dengan menggunakan HP lewat google form untuk penilaian ulangan harian. Sementara untuk kegiatan penilaian semester atau ujian sekolah menggunakan CBT (Computer Based Test).
CBT (Computer Based Test) adalah proses pembelajaran dan penilaian dengan menggunakan komputer. MTsN 1 Purbalingga mencoba menggunakn ini sebagai bentuk penyesuaian terhadap perkembangan teknologi sekaligus sebagai bentuk usaha pencegahan merebaknya pandemi covid 19.
Karena termasuk hal baru tentu diperlukan penyesuaian dan sosialisasi terhadap penggunaan CBT ini pada guru maupun siswa. Ada beberapa keuntungan penggunaan CBT ini dalam penilaian belajar siswa.
Kelebihan CBT antara lain:
1. Mendorong penyesuaian diri dengan perkembangan teknologi
Baik guru maupun siswa sama-sama harus berubah karena keadaan pandemi ini. Salah satunya adalah jenis penggunaan komputer dalam penilaian siswa ini.
2. Hemat biaya dan anggaran
Penggunaan kertas pada penilaian menggunakan kertas atau paper based test (PBT) tentu hal yang tidak bisa dihindari. Pasti diperlukan banyak sekali kertas untuk penggandaan soal. Belum lagi terkait dengan pengawasan yang ekstra jika berbasis kertas. Nah semua pasti membutuhkan biaya dan anggaran yang tidak sedikit. Hal tersebut dapat teratasi dengan penggunaan CBT ini.
3. Hemat waktu
Baik penyelenggara mapun peserta tes tidak perlu menunggu lama untuk dapat mengerjakan soal yang ada dalam CBT. Jika menggunakan tes berbasis kertas membutuhkan waktu lebih lama untuk persiapan alat tulis dan pencetakan soal maka di tes berbasis kertas ini tidak akan ditemukan hal-hal demikian. Sehingga waktu yang digunakan relatif lebih singkat baik untuk persiapan maupun pelaksanaan penilaiannya.
4. Hasil tes lebih akurat
Karena penilaian dan pengkoreksian dilakukan juga oleh komputer maka dapat dihindari faktor kesalahan manusia (human error). Hasil penilaian siswa pun dapat segera diketahui lebih cepat.
5. Memudahkan peserta atau siswa
Siswa tinggal datang ke ruangan tes sesuai dengan kartu tes. Mereka tidak perlu mempersiapkan alat tulis dan papn untuk mengerjakan soal. Hal ini akan memudahkan siswa karena faktor kehilangan alat tulis atatu terlupa.
6. Ramah lingkungan
Karena menggunakan penilian berbasisi komputer maka akan semakin sedikit jumlah kertas yang digunakan. Hal ini tentu berpengaruh terhadap penggunaan kertas dalam penilaian. Penggunaan kertas yang semakin sedikit akan pula mempengaruhi banyakanya bahan kertas yang digunakan yaitu pohon-pohon. Maka penggunaan CBT tentu sejalan dengan tujuan pelestaraian alam dan lingkungan.
Adapun kekurangan yang terkait penggunaan CBT ini antara lain:
1. Siswa harus bisa mengoperasikan komputer. Dibatasinya siswa dalam kegiatan pembelajaran tatap muka mempengaruhi kegitan siswa terhadap komputer. Mereka terbiasa menggunakan HP tetapi akan mengalami sedikit kesulitan jika menggunakn komputer. Mungkin karena asing dan tidak paham dengan bagian-bagian komputer.
2. Pada siswa yang tidak terbiasa dengan komputer akan lebih lama dalam mengerjakan soal karena terkait dengan teknis menjawab soal.
3. Diperlukan tenaga listrik yang stabil dan persiapan antisipasi apabila terjadi mati listrik.
4. Jaringan internet harus kuat dan stabil agar siswa dapat mengerjakan dengan lancar. Kendala internet akan menjadi salah satu faktor ketidaksuksesan anak dalam mengikuti penilaian CBT ini. Jika tidak lancar dan gagal dalam proses penilaian siswa cenderung lebih cepat merasa takut dan akhirnya konsentrasi materi untuk kegiatan penilain menjadi buyar.
Keren
ReplyDelete