Thursday 24 June 2021

Satu Alasan Klasik Penghambat Menulis : Sibuk

Sumber gambar : dokumen lagerunal

Siang ini mendapat kiriman buku SOS dari Prof. Much. Khoiri yang sudah dipesan beberapa hari yang lalu setelah mengikuti webinar "Merawat Semangat Literasi Setiap Hari". Pertanyaan yang saya ajukan pada kesempatan itu memang banyak sekali terkait dengan isi buku ini. Saya menjadikannya salah satu referensi untuk mengatasi salah satu hambatan saya menulis. Kerepotan menulis di antara berbagai kegiatan seperti yang saya uraikan dalam tulisan sebelumnya.

Kebetulan hari ini adalah kegiatan #Kamis Menulis dengan tema "Satu". Sampai siang tadi belum ada ide mau menulis apa. Mencoba membaca buku yang baru saja terkirim muncullah ide dari kutipan kalimat isi di dalamnya. 

"Jangan atasnamakan kesibukan untuk tidak menulis, karena menulis itu panggilan yang sama wajibnya dengan membaca." Kalimat ini langsung menohok ketika membaca karena pas mengena sesuai dengan  keluhan sibuk saya terhadap proses menulis yang menyebabkan motivasi menulis turun.

Sumber gambar: dokumen pribadi

Menulis adalah menuangkan ide dalam berbagai bentuk tulisan. Sebagian besar orang beranggapan menulis adalah sebuah bakat namun sebagian yang lain meyakini menulis adalah sebuah ketrampilan. Bila sering dilatih maka akan bisa menguasainya dan terampil. Nah menurut Anda kemeampuan menulis Anda itu bakat atau ketrampilan?

Tetapi proses menulis memang tidak mudah. Termasuk saya. Saya sering mengalami kesulitan dapat mengatur waktu menulis di berbagai kegiatan yang ada. Baik kegiatan sebagai ibu rumah tangga dengan beragam kegiatan domestiknya, sebagai guru dengan pembelajaran daringnya dan sebagai anggota masyarakat dengan kegiatan sosialnya. Ketidakmampuan mengatur waktu ini menyebabkan saya merasa sibuk. Mungkin sebenarnya tidak ya? Nah inilah yang akhirnya menyurutkan semangat menulis. 

Seringkali kita akhirnya menyalahkan dan mengkambinghitamkan kegiatan kita sehari-hari sebagai penghambat untuk menulis. Berbagai aktivitas kita baik di rumah, di sekolah, di masyarakat dan berbagai tempat lainnya menjadi dalih bagi kita untuk membenarkan diri tidak menulis. Itulah alasan klasik yang seringkali kita gunakan: sibuk.

Apakah tidak mungkin menulis di antara beragam kesibukan? Menurut Prof. Much. Khoiri dalam bukunya SOS (Sapa Ora Sibuk): Menulis dalam Kesibukan, sebuah kesibukan mengandung kekuatan, kendala, ancaman dan sekaligus peluang untuk aksi menulis. Sementara kita biasanya memaknai kesibukan sebagai ancaman dan kendala bagi kita sehingga muncullah dalih dan alasan sibuk untuk menghindari aksi menulis. 

Ditambahkan pula oleh Beliau bahwa melihat kesibukan sebagai kekuatan dan peluang atau sebagai sebagai kendala dan ancaman itu tergantung pada sikap. Jika sikapnya positif, maka kesibukan akan meniadakan kendala dan ancaman sehingga semua energi akan mengarah ke kekuatan dan peluang. 

Aksi menulis kita sangat tergantung pada penyikapan kita terhadap kesibukan. Semakin positif sikap kita, semakin besar peluang hadirnya aksi menulis. Puncaknya, dalam kesibukan pun, kita akan bisa menikmati kegiatan menulis. Wah senangnya bisa sampai kondisi seperti ini ya?

Dalam buku SOS ini diuraikan juga ada 17 langkah yang terkait bagaimana bisa menulis dalam kesibukan. Saya baru menulisaknnya dan belum sempat membacanya. Mak saya sarikan saja ketujuh belas strategi tersebut: 

1. Tetapkan niat menulis.

2. Rajinlah membaca

3. Gunakan alat perekam gagasan.

4. Kobarkan inspirasi menulis.

5. Tentukan waktu utamanya.

6. Untuk Pemula : Menulis bebas

7. Menulis dalam hati

8. Menulis di waktu utama

9. Manfaatkan waktu luang

10. Menulis yang dialami

11. Menulis yang dirasakan

12. Menulis selaras minat dan pekerjaan

13. Menulis dengan riang

14. Menulis yang banyak

15. Read better, write faster

16. Buatlah motto yang dahsyat

17. Menulis dengan doa

Ingin tahu lebih mendalam tentang strategi tersebut? Silahkan miliki bukunya he he. Karena saya belum sempat membaca secara mendalam strategi-strategi tersebut. Maklum baru sempat membuka buku ini sore hari. Selamat menulis. Salam literasi.

8 comments:

  1. Wah keren nih, rasanya sinkron dgn keadaanku sekarang. Terimakasih bun pencerahannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. He he ini pemantik semangat juga untuk saya pribadi.

      Delete
  2. Terimakasih bunda sudah memaparkan point penting dalam buku SOS. Keep writing and share ya bun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Bu, mudah-mudahan bisa lanjut ditulisan berikutnya.

      Delete
  3. Semangat terus tuk menulis kawan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih dukungannya. Semoga tetap bisa menulis di antara banyak kegiatan. Praktek strategi Mr Emcho.

      Delete
  4. Sopo ora sibuk..tentu semua sibuk..jadikan kesibukan kita sebagai tantangan untuk tetap berkarya.. Terimksih bund share ilmunya . Tetap semngat menulus di tengah kesibukan..

    ReplyDelete

Joker

Oleh: Suyati  Kurasakan perihnya dia tertawa  Tertawa ketika terluka  Oleh perih duka yang tiada tara  Ditutupi dengan bahagia di muka  Luka...