Gambar : Dokumen Lagerunal
Halo sahabat Lagerunal. Kita bertemu kembali dengan #Kamis menulis untuk edisi Kamis, 17 Juni 2021. Setelah beberapa waktu vakum alhamdulillah kembali muncul. Saya sangat gembira karena saya termasuk penulis yang mesti dilecut dulu untuk menulis. Kesempatan ini biasanya menjadi terpacu untuk kembali aktif menulis. Meskipun tidak sepenuhnya berhenti tetapi kesempatan #Kamis menulis salah satu tips untuk terus menulis secara konsisten.
Pada kesempatan Kamis ini temanya unik dan seru. Kita mencoba mengangkat tema #Foto Bercerita. Maksudnya adalah kita menuliskan sesuatu berdasarkan foto atau gambar yang diberikan. Ingin tahu gambar apa yang disajikan pada tema yang baru dimulai ini? Ini dia!
Gambar :Dokumen Lagerunal
Melihat gambar tersebut mengingatkan beberapa hasil lomba melukis yang sempat muncul dari siswa SD dalam sebuah perlombaan. Luar biasa kemampuan mengungkapkan ide-ide dalam sebuah lukian yang mampu mewakili apa ayang ingin disampaikan. Yang menarik adalah gambar tersebut tentang perpustakaan keliling. Barangkali lomba melukis terkait dengan literasi yang saat ini sedang giat digalakkan.
Gambar tersebut juga mengingatkan saya tentang perpustakaan keliling yang beberapa tahun ke belakang sempat aktif berkunjung ke madarasah sebagai salah satu kegiatan kerjasama dengan perpustakaan Kabupaten. Betapa antusiasme anak sangat terlihat pada saat jadwal perpustakaan keliling itu hadir. Seperti ditunggu-tunggu. Karena memang waktunya hanya sehari dengan waktu yang terbatas. Namun sayangnya kegiatan tersebut akhirnya harus mengalah dulu karena kondisi dan masa pandemi.
Kegembiraan siswa dari kelas 7 sampai 9 jelas terlihat. Petugas perpustakaan pun kelihatannya gembira di tengah kerepotannya melayani peminjaman buku anak. Seperti gambar di atas, tergambarkan pada langit biru yang cerah dan senyum dan wajah gembira anak-anak saat menikmati buku-buku bacaan dari perpustakaan keliling tersebut. Imajinasi dari bacaan yang dibaca pun turut menjadi salah satu hal positif dari kegiatan membaca.
Siswa akan meminjam buku, dicatat dan kemudian secara otomatis akan mencari tempat yang nyaman untuk menikmati membaca. Ada yang duduk di bawah pohon, di teras depan kelas, ada juga yang asyik membaca di dalam kelas. Siswa menyebar dengan situasi membaca buku atau mengobrol tentang isi buku yang sedang mereka baca. Mereka memang diberikan kebebasan waktu sekitar 2 jam untuk menikmati layanan perpustakaan keliling tersebut pada hari yang sudah ditentukan. Hingga waktu 2 jam tersebut tidak terasa habis sudah.
Seperti itulah kehadiran perpustakaan keliling ditunggu. Sampai saya tak habis pikir ketika muncul bahwa tingkat literasi membaca dari PISA kita berada di urutan bawah, rasanya tidak percaya. Sangat bertentangan dengan situasi dan kondisi yang saya lihat di lapangan. Siswa-siswa antusias datang ke perpustakaan dan membaca. Termasuk pada saat perpustakaan keliling datang.
Bahkan tugas memberikan resensi dan resume dari buku bacaan pun dilakukan dengan baik oleh siswa-siswa sebagai tindak lanjut dari kegiatan membaca di perpustakaan keliling tersebut. Ini menjadi kegiatan pendukung dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sehingga tidak hanya membaca tetapi siswa juga secara tidak langsung diajarkan untuk menyampaikan ide dan imajinasinya lewat tulisan berupa resume buku maupun resensinya.
Sayang semua kegiatan ini harus ditunda keberlangsungannya. Masa pandemi ini memang akhirnya meniadakan kegiatan hadirnya perpustakaan keliling ke sekolah-sekolah. Kegiatan ini mungkin tidak harus berhenti sama sekali. Kondisi pandemi covid 19 barangkali bisa menjadi salah satu ide bagi siswa untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya saat harus belajar pada situasi yang berbeda. Bisa juga dalam bentuk lukisan yang terkait dengan pandemi covid 19. Seperti yang diharapkan dari awal adalah pengkondisian anak untuk memahami situasi dan kondisi belajar masa pandemi. Salah satunya lewat lukisan dan tulisan.
Semoga pandemi ini cepat berlalu. Jikalau ada varian baru semoga kita diberikan kekuatan dan kesehatan dan juga ketangguhan fisik dan mental dalam menghadapi semua kondisi ini. Tetap semangat. Salam sehat selalu. Salam literasi.
Jadi iri, mau dikunjungi juga sama perpustakaan kelilingnya. Pasti anak2 di sekolah Ambu sama antusiasnya untuk membaca buku2nya..
ReplyDeleteInsyaallah Ambu, anak-anak selalu semangat dengan buku. semoga pandemi berlalu sehingga perpusda kembali mengaktifkan perpustakaan kelilingnya.
DeleteAh, bener. Minat membaca orang Indonesia itu belum tentu rendah. Sebab, tidak semua daerah bisa terjangkau dengan buku. Apalagi mau belanja buku, akan mikir-mikir dulu, mungkin seribu kali. Oleh karenanya, mobil perpustakaan keliling bisa menjadi solusi untuk meningkatkan minat literasi masyarakat.
ReplyDeleteMereka memiliki kriteria sendiri, mudah-mudahan perpustakaan keliling bisa menjadi solusi.
DeleteYa minat baca juga tergantung bukunya...ada atau tidak. Coba setiap kelas dipenuhi buku bagus dan menarik.....jelas siswa menjadi senang.....Semangat terus berliterasi pokoknya. Salam literasi Bu
ReplyDeleteBetul banyak faktor yang menyebabkan minat membaca, di antaranya ketersediaan buku dan jenis buku.
Deletedengan Perpustakaan keliling InsyaAllah minat baca tambah meningkat
ReplyDeleteAamiin Pak. Sayangnya harus terhenti karena kondisi pandemi.
ReplyDeleteApakah survey PISA dihitung berdasarkan rata-rata?
ReplyDeleteHmmm... entahlah,
Ayo tugas kita untuk selalu menyebarkan virus literasi sampai ke pelosok negeri!!!
Nah itu yang menjadi pertanyaan. Tapi kita ambil sisi positifnya untuk meningkatkan literasi Indonesia.
DeleteSemoga melahirkan generasi yang gemar membaca secara tuntas. Bukan gemar melihat gambar atau gemar membaca judulnya saja.
ReplyDeleteSemoga Pak. Tapi diawali dari suka gambar dulu jadi termotivasi ingin tahu isinya lebih jauh.
ReplyDeleteSalah satu penyebab minat baca rendah karena memang kurangnya ketersediaan buku. Apa yang mau dibaca jika bukunya tidak ada.
ReplyDeletePesantren kami juga dulu sering dikunjungi mobil puling milik perpusda, Bu. Seru sekali melihat anak-anak yang membaca dengan antusias. Semoga pandemi segera berakhir dan kita semua diberikan kesehatan ☺
Betul ketersediaan buku menjadi satu masalah. Perpustakaan keliling menjadi solusi sebelum pandemi.
ReplyDelete