Lutung Kasarung
Once upon a time, there was a king named Prabu Tapa Agung who had led a kingdom in West Java for a long time. He was getting old and therefore wanted to choose a successor. But unfortunately, he had no son. He thought of choosing one of his daughters, Purbararang and Purbasari. But it wasn’t an easy choice. They were both very pretty and smart. The only difference was their temperament. Purbararang was rude and dishonest, while Purbasari was kind and caring. With those considerations, Prabu Tapa Agung finally chose Purbasari to be his successor.
P.T.A. :
Purbararang and Purbasari my daughters, do you know why I called you here?
Purbararang &Purbasari : No daddy, what's up?
P.T.A. : Every
creature would die later on, as well as the father's, now I'm sick
and I was not able to lead this
kingdom again.
Purbararang :
Why daddy called me?
P.T.A. :
I'll choose one of you to be the queen.
Purbararang :
oh ... father definitely wanted to say that I will be queen?
Purbasari :
But the father was too hasty.
Purbararang :
What do you mean Purbasari. Of course not, this is the right decision, and I'm
the one who would be queen.
P.T.A. :
Hey Purbararang, Purbasari fact I chose to be a queen.
Purbasari :
Why should I the father?
Purbararang : What?
no? “It’s
supposed to be me, Father. I’m the eldest daughter!”Not Purbasari!
Purbasari :
Yes it's true father.
P.T.A. :
(Smiled) “Purbararang,
to be a queen takes more than age. There are many other qualities that one must
possess,”
Purbararang :
“What does Purbasari have that
I don’t?” No. It's not fair.
PTA
: “You’ll
find out when Purbasari has replaced me”
After the discussion, Purbararang went back to
her room. She met her future husband, Indrajaya.
Indrajaya. :“Is there something wrong?”
Purbararang : “I’m upset! Father chose Purbasari
as his successor and not me! I have to do something!”
Indrajaya :”Don’t
worry! I have an idea! (Whispering)
Purbararang
: That’s a good idea! (smiling)
Driven mad by her anger, she came to a witch
and asked her to send rash all over Purbasari’s body. Before going to bed, Purbasari
started to feel itch all over her body. She tried applying powder to her body,
but it’s no use. Instead, the itching grew even worse. She didn’t want to
scratch it, but she just couldn’t help it. In the next morning, there were
scratch mark all over Purbasari’s body.
Purbararang : “What happened to you?” (pretending
to be concerned).
Purbasari
: “I don’t know, sis. Last night, my body suddenly felt very itchy. I
scratched and scratched, and this is what happened,”
Purbararang : (Shook her head) “You must have
done something really awful. You’ve been punished by the gods!”
PTA
: “What have you done, Purbasari?”
Purbasari : (shook her head). “I didn’t do anything
that would upset the gods, Father
PTA :
“Then how can you explain what happened
to your body?” “If you don’t confess, I’ll banish you to the woods.”
Purbasari
: (took a deep breath). “Like I said before, I didn’t do anything wrong.
And I’d rather be thrown into the woods than to confess to a deed I didn’t
commit.”
After a short discussion with his advisor,
Prabu Tapa Agung ordered Purbasari to be moved to the woods. Purbasari was very
sad, but she couldn’t do anything to defy her father’s order. She was
accompanied to the woods by a messenger. He built a simple hut for Purbasari.
After the messenger left, suddenly a black monkey came to Purbasari’s hut. He
carried a bunch of bananas. Although she was living by herself in the woods, Purbasari
never lacked of supplies. Everyday, there were always animals bringing her
fruits and fish to eat.
A long time had passed since Purbasari was banished to the woods, but her body still itched. At some places, her skin was even ulcerating. One night, on a full moon, the monkey took Purbasari to a valley. There is a pond with hot spring water.
A long time had passed since Purbasari was banished to the woods, but her body still itched. At some places, her skin was even ulcerating. One night, on a full moon, the monkey took Purbasari to a valley. There is a pond with hot spring water.
Purbasari :
What am I supposed to do? (sighed).
Lutung :
“The water of this pond will heal your skin (suddenly spoke)
Purbasari (surprised)
”You can talk? Who are you?
Lutung :
“You’ll find out, in time,
She then walked to the pond. She bathed there.
After a few hours, Purbasari walked out of the pond. She was shocked to see her
face reflected on the clear pond water. Her face was beautiful again, with
smooth and clean skin. Purbasari observed her entire body. There were no traces
of any skin ailments.
Purbasari :
“I’m cured! I’m cured!” (shouted in joy). Thank you, God! Thank you monkey!
Lutung :
“Don’t mention it.”
The news of Purbasari’s condition quickly spread to the kingdom, irritating Purbararang. She then accompanied by Indrajaya go to the woods to see Purbasari. Purbasari asked if she would be allowed to go home.
Purbararang : Purbasari? Have you recovered?
Purbasari :
yes sister. Now I can be the queen.
Purbararang :
What? No! There are two requirements to be a queen, the first is we see who has
more longer hair?
Purbasari :
Look at my hair longer.
Purbararang :
“Fine, so your hair is longer
than mine.” But there is one more condition you must fulfill, do you have a
future husband who is handsomer than mine?” While you do not have a fiancĂ©.
Purbasari
: (felt miserable). She didn’t
have a future husband yet. He is my fiancé. (She pulled the black monkey beside her)
Lutung :
I am engaged Purbasari
Indrajaya :
hahaha .... a monkey.
Purbararang :
hahahahahahha .....
Purbararang and Indrajaya burst out, but their
laughter didn’t last long. The monkey meditates and suddenly transformed into a
very handsome young man, a lot more handsome than Indrajaya
Indrajaya :
“Who are you?” (surprised)
Lutung :
“I’m a prince from a kingdom far away. I was cursed to be a monkey because of a
mistake I committed. I could regain my true form only if there’s a girl who
would be willing to be my wife,” said the young man.
Finally, Purbararang gave up. She accepted Purbasari as the queen, and also confessed everything she had done.
Finally, Purbararang gave up. She accepted Purbasari as the queen, and also confessed everything she had done.
Purbararang :
“Please forgive me. Please don’t punish me.
Purbasari :
(smiled). “I forgive you, sis” Let’s go home to the palace!
Soon after, Purbasari become the queen. Beside
her was the handsome prince, the former monkey known as Lutung Kasarung.
Berikut saya coba terjemahkan untuk membuat anak lebih memahami isi dari drama di atas.
Lutung Kasarung
Pada zaman dahulu, terdapatlah seorang raja
bernama Prabu Tapa Agung, yang memimpin sebuah kerajaan di Jawa Baratut selama
waktu yang lama. Beliau semakin tua dan karenanya beliau ingin memilih
pengganti dirinya. Sayangnya beliau tidak mempunyai anak laki-laki. Dia
berpikir untuk memilih salah satu dari kedua putrinya, Purbararang dan
Purbasari. Tetapi itu bukanlah sebuah pilihan yang mudah. Mereka sama-sama
cantik dan pintar. Perbedaanya hanya pada sikap mereka. Purbararang kasar dan suka
bohong sedangkan Purbasari baik hati dan peduli pada orang lain. Dengan
berbagai pertimbangan akhirnya Prabu Tapa Agung memilih Purbasari sebagai
penggantinya.
P.T.A. :
Purbararang and Purbasari anakku, apakah kalian tahu mengapa kalian disuruh
menghadap?
Purbararang &Purbasari : Tidak Ayahanda. Ada apakah
Ayahanda?
P.T.A. : Setiap
orang pasti akan mati, demikian juga dengan Ayah. Sekarang Ayah sedang sakit
dan sudah tidak sanggup memimpin kerajaan ini lagi.
Purbararang : Mengapa Ayahanda memanggilku?
P.T.A. : Aku akan memilih salah satu dari kalian
menjadi ratu.
Purbararang : oh ... Ayahanda pasti ingin mengatakan bahwa saya akan menjadi
ratu?
Purbasari :
Tetapi Ayahanda terlalu terburu-buru.
Purbararang : Apa maksudmu Purbasari? Tentu saja
tidak. Ini sebuah keputusan yang benar dan sayalah yang akan menjadi ratunya.
P.T.A. : Hey Purbararang bukan engkau, Purbasarilah
yang Ayah pilih sebagai ratu.
Purbasari : Mengapa harus saya Ayahanda?
Purbararang : Apa? Tidak!! Seharusnya saya ratunya, Saya anak tertua! Bukan Purbasari!
Purbasari : Ya itu benar, Ayahanda.
P.T.A. : (tersenyum)
“Purbararang, untuk menjadi
ratu membutuhkan lebih dari syarat umur. Ada banyak persyaratan lain yang harus
dimiliki.
Purbararang : “Apa
yang dimiliki Purbasari yang tidak ada pada saya, Ayahanda? Ini tidak adil!
PTA : “Kamu
akan tahu setelah Purbasari menggantikan Ayahanda”
Setelah
pertemuan tersebut, Purbararang kembali ke keputrennya. Dia menemui calon
suaminya, Indrajaya.
Indrajaya. :“Adakah sesuatu yang tidak beres?”
Purbararang
: “Saya marah! Ayahanda memilih Purbasari sebagai penggantinya dan bukan aku! Aku
harus melakukan sesuatu!
Indrajaya
:”Jangan khawatir! Aku punya ide!
(berbisik)
Purbararang : Itu
ide yang sangat bagus! (Tersenyum)
Dikuasai oleh kemarahannya,
Purbararang menemui seorang tukang sihir dan meminta tukang sihir tersebut
mengirimkan ruam (bintik-bintik merah) pada tubuh Purbasari. Menjelang tidur, Purbasari mulai
merasakan gatal pada seluruh tubuhnya. Purbasari mencoba membubuhkan bedak di
tubuhnya tetapi tidak ada gunanya. Malah rasa gatalnya semakin menjadi. Dia
tidak ingin menggaruk tetapi dia tidak tahan. Di pagi harinya ada banyak
goresan di seluruh tubuh Purbasari.
Purbararang
: “Apa yang terjadi denganmu Purbasari?” (Pura-pura perhatian).
Purbasari : “Saya tidak tahu, Kak. Tadi malam
tiba-tiba badanku merasa sangat gatal. Saya garuk terus. Dan inilah yang
terjadi.
Purbararang
: (Menggelengkan kepala) “Adinda pasti sudah melakukan sesuatu yang sanga buruk.
Kamu pasti sedang dihukum Tuhan!
PTA : “Apa yang telah engkau lakukan
wahai Purbasari?”
Purbasari : (menggelengkan kepala). “Saya tidak
melakukan apapun yang membuat marah para Dewa, Ayahanda.
PTA : “ Lalu bagaimana engkau
bisa jelaskan apa yang terjadi dengan tubuhmu, Purbasari? Kalau engkau tidak
mengakui, ayahanda akan mengusirmu ke dalam hutan.
Purbasari : (Menghela napas panjang). “Seperi yang
saya katakana sebelumnya Ayahanda, saya tidak melakukan sesuatu yang salah. Dan
ananda lebih suka dibuang ke hutan daripada harus mengakui perbuatan yang tidak
saya lakukan.”
Setelah melalui diskusi yang
singkat dengan para penasehatnya, Prabu Tapa Agung memerintahkan Purbasari untuk
dipindah ke hutan. Purbasari sangat sedih tetapi dia tidak dapat berbuat
sesuatu untuk menentang perintah ayahandanya. Dia ditemani oleh seorang
kurir/pengawal. Pengawal itu membuatkan sebuah gubuk sederhana untuk Purbasari.
Setelah pengawal pergi, tiba-tiba datanglah seekor monyet hitam menemui Purbasari.
Dia membawakan Purbasari pisang. Meskipun Purbasari hidup sendirian di hutan, Purbasari
tidak pernah kekurangan makanan. Setiap hari selalu ada binatang yang
membawakan buah dan ikan.
Waktu sudah berlalu beberapa
lama sejak Purbasari dibuang ke hutan. Tetapi tubuhnya masih gatal-gatal. Di
beberapa bagian kulinya bahkan mulai membusuk. Pada suatu malam bulan purnama,
monyet membawa Purbasari ke sebuah lembah. Ada sebuah danau dengan air panas.
Purbasari
: Apa yang harus aku lakukan? (menghela
napas).
Lutung : “Air di danau ini akan mengobati sakit
kulitmu.” (tiba-tiba berbicara)
Purbasari
: (surprised) Kamu bisa berbicara?
Siapakah engkau sebenarnya?
Lutung :
“Engkau akan tahu suatu saat nanti.”
Purbasari kemudian berjalan
menuju danau. Dia mandi di sana. Setelah beberapa jam, Purbasari berjalan
keluar dari danau. Dia terkejut melihat wajahnya di air yang jernih. Wajahnya
cantik kembali dengan kulit yang lembut dan bersih. Purbasari mengamati seluruh
tubuhnya. Tidak ada sedikitpun bekas penyakit kulitnya.
Purbasari
: “Saya sembuh! Saya sembuh! (berteriak kegirangan). Terima kasih ya Allah!
Terima kasih lutung!
Lutung : “Sama-sama.”
Kabar kondisi Purbasari cepat
tersebar ke karajaan, menggelisahkan Purbararang. Purbararang, dengan ditemani Indrajaya
pergi ke hutan untuk menemui Purbasari. Purbasari bertanya apakah dia diizinkan
pulang.
Purbararang :
Purbasari? Apakah kamu sudah sembuh?
Purbasari :
Ya Kakak. Sekarang saya bisa menjadi ratu.
Purbararang : Apa? Tidak! Ada
dua persyaratan yang harus kemu penuhi dulu untuk menjadi ratu. Yang pertama,
siapa yang memiliki rambut lebih panjang.
Purbasari :
Baiklah lihat rambut panjangku.
Purbararang : “Baiklah rambutmu lebih panjang daripada
rambutku. Tetapi masih ada satu syarat lagi yang harus kamu penuhi, yaitu siapa
yang memiliki calaon suami yang lebih tampan.
Purbasari
: (merasa sedih, dia belum
memiliki calon suami). Dia tunangan saya, Kak (menarik lutung di sampingnya)
Lutung :
Saya tunangan Purbasari
Indrajaya :
hahaha .... seekor monyet!
Purbararang : hahahahahahha .....
Purbararang
and Indrajaya tertawa terbahak. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Monyet itu
bermeditasi dan tiba-tiba berubah menjadi seorang laki-laki yang sangat tampan,
jaun melebihi ketampanan Indrajaya.
Indrajaya
: “Siapakah engkau?” (terkejut)
Lutung
: Saya adalah pangeran
dari kerajaan nun jauh di sana. Saya dikutuk menjadi monyet karena kesalahan
yang saya lakukan. Saya akanmendapatkan kembali wujud saya semula hanya jika
ada seorang gadis yang mau menjadi istriku.
Akhirnya
Purbararang menyerah. Dia menerima Purbasari sebagai ratu dan mengakui semua
yang telah dia lakukan
Purbararang
: “Tolong maafkan aku, Adinda.
Tolong jangan hukum Kakak.”
Purbasari
: (tersenyum). “Aku memaafkan
Kakak.” Ayo kita pulang ke istana!
Segera
sesudahnya Purbasari menjadi ratu. Disampingnya ada pangeran tampan yang semula
adalah seekor monyet yang dikenal sebagai Lutung Kasarung.
No comments:
Post a Comment