Menjelang Ramadhan biasanya kaum muslimin menerima broadcast hadis bermaaf-maafan melalui sosial media. Banyak yang menyebarkannya kepada keluarga, kerabat dan sahabat melalui media sosial seperti WA, Instagram, Facebook dan lainnya.
Bagaimana status hadis tersebut dalam pandangan ilmu syariat? Berikut penjelasan Ustaz Farid Nu'man Hasan, dai lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia.
Inilah redaksi hadis yang sering disebarkan (broadcast) tersebut:
"Ketika Rasulullah berkhutbah pada suatu Salat Jumat (dalam bulan Sya'ban), beliau mengatakan Aamin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasulullah mengatakan amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasulullah berkata Aamin sampai tiga kali. Ketika selesai salat Jumat para sahabat bertanya kepada Rasulullah, kemudian menjelaskan: "Ketika aku sedang berkhotbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasulullah amin-kan doaku ini", jawab Rasulullah. Doa Malaikat Jibril adalah "Yaa Allah tolong abaikan puasa umat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut: Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada); Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami isteri; Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya. Maka Rasulullah pun amin sebanyak 3 kali." (Hadis shahih diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ahmad, dan Al Baihaqi dari sahabat Abu Hurairah RA)
Penjelasan:
Hadis seperti itu tidak ada. Yang ada adalah hadis yang agak mirip redaksi awalnya, tapi isinya sangat berbeda. Berikut hadisnya yang sahih.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan:
أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam naik mimbar lalu beliau mengucapkan, "Amin, Amin, Amin." Para sahabat bertanya, 'Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?' Kemudian, beliau bersabda: "Baru saja Jibril berkata kepadaku, 'Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan,' maka kukatakan, "Amin". Kemudian, Jibril berkata lagi, 'Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua),' maka aku berkata, "Amin." Kemudian, Jibril berkata lagi, 'Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu,' maka kukatakan, "Amin".
Hadis ini diriwayatkan oleh:
1. Imam Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, No. 646. 2. Imam Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya No. 1888.
3. Imam Al Bazzar dalam Musnadnya No. 8116.
4. Imam Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 8767.
Statusnya:
- Shahih, menurut Imam Ibnu Khuzaimah
- Jayyid (bagus), menurut Syaikh Muhammad Mushthafa Al A’zhami dalam tahqiqnya terhadap Sunan Ibni Khuzaimah
- Hasan shahih, menurut Syaikh Al Albani dalam Shahih Adabil Mufrad No. 646.
Inilah yang sahih. Namun demikian, bermaaf-maafan adalah perbuatan baik yang mutlak dan boleh dilakukan kapan pun. Baik bulan lalu, saat ini, atau besok baik sebelum Ramadhan, saat Ramadhan, atau setelah Ramadhan. Meminta maaf bukan berarti harus punya salah dulu dengan manusia, sebagaimana istighfar kepada Allah tidak harus setelah membuat dosa dahulu. Ini adalah perbuatan baik dan bagus yang menunjukkan kerendahatian. Hanya saja jangan sampai aktivitas ini dianggap sebagai bagian dari paket syariat dalam menghadapi Bulan Ramadhan, itu tidaklah demikian. Wallahu A'lam
No comments:
Post a Comment