Pada Selasa, 15 Oktober 2024 PGRI Purbalingga mengadakan webinar yang dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB. Webinar ini diadakan sebagai salah satu kegiatan dalam rangka mengisi dan menyambut Hari Guru Nasional tahun 2024.
Webinar ini mengambil tema "Guru Transformatif sebagai Agen Perubahan Karakter Bangsa" dengan pembicara utama Bapak Dr.Nur Khoiri, M.T, M.Pd. Dalam sambutan Kepala Dinas Pendidikan Purbalingga yang diwakili oleh Ketua PGRI Kabupaten Purbalingga, Bapak Joko Sumarno, M.Pd menyatakan bahwa dalam dunia pendidikan perubahan adalah sebuah keniscayaan.
Guru sebagai anggota PGRI hendaknya menjadi pribadi yang berperan untuk mengubah diri, mengubah orang lain dan lingkungan. Guru harus senantiasa menyesuaikan dengan perubahan yang ada (adaptif), selalu belajar dan mengikuti perkembangan terbaru. PGRI menjadi sarana untuk mengembangkan karier dan menguatkan solidaritas tetapi juga dituntut untuk kreatif, profesional dan kompeten.
Komunitas Belajar (Kombel ) dan Guru Penggerak menjadi cara untuk guru mengembangkan dan meningkatkan kreativitas, keprofesionalan dan kompetensi guru.
Pada kegiatan inti webinar disampaikan oleh Dr. Nur Khoiri, S.Pd, M.T, M.Pd
Tujuan inti dari kegiatan webinar ini adalah terjadinya perubahan paradigma dan cara berpikir guru terhadap perubahan yang terjadi pada dunia pendidikan. Paradigma baru dalam dunia pendidikan adalah perubahan mendasar dalam cara kita memandang, memahami, dan melaksanakan proses belajar mengajar. Perubahan ini didorong oleh berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi, globalisasi, dan tuntutan dunia kerja yang semakin kompleks. abad milenial ini menuntut segala sesuatu berjalan cepat mudah dan efisien.
Dunia pendidikan
Dunia siswa kita hari ini (Siapapun adalah guru dan di manapun adalah tempat belajar).
Bumi ini terus berubah maka perlu adaptif.
Tidak tergantung waktu, jarak, geografi dan bahasa.
Dunia global, dengan platform teknologi komunikasi dan informasi.
guru yang hebat adalah guru yang mau berubah dan beradaptasi. Jika guru tidak beradaptasi maka guru akan ditinggalkan. Anak tidak membutuhkan museum 9pendidikan yang berorientasi pada masa lalu) tapi anak membutuhkan lukisan masa depan (pendidikan yang berorientasi pada masa yang akan datang).
Ciri-ciri paradigma baru dalam pendidikan:
- Berpusat pada siswa: Pembelajaran lebih fokus pada kebutuhan dan minat siswa, serta mendorong mereka untuk aktif dalam proses belajar.
- Pembelajaran aktif: Siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga terlibat dalam kegiatan yang merangsang pemikiran kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah.
- Pemanfaatan teknologi: Teknologi digunakan sebagai alat untuk memperkaya pembelajaran, meningkatkan akses, dan memfasilitasi kolaborasi.
- Pembelajaran sepanjang hayat: Pendidikan tidak hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi berlangsung sepanjang hayat dan melibatkan berbagai sumber belajar.
- Keterampilan abad 21: Pendidikan lebih menekankan pada pengembangan keterampilan abad 21, seperti komunikasi (communicative), kolaborasi (collaboration), berpikir kritis (critical thinking), kreativitas (creativity), karakter (characters) dan kewarganegaraan/kemasyarakatan (citizenship)
Contoh Perubahan Paradigma:
- Peran guru: Dari pengajar yang otoriter menjadi fasilitator pembelajaran.
- Metode pembelajaran: Dari ceramah menjadi diskusi, proyek, dan pembelajaran berbasis masalah.
- Penilaian: Dari penilaian berbasis hafalan menjadi penilaian autentik yang mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi.
- Ruang kelas: Dari ruang kelas tradisional menjadi ruang belajar yang fleksibel dan kolaboratif.
Ada 3 pilihan implementasi kurikulum secara mandiri yaitu :
mandiri belajar
mandiri berubah
mandiri berbagi
Kerja keras guru adalah memberikan muatan karakteristik pada kurikulum. Yang dilakukan adalah:
1. Pengembangan soft skills dan karakter
2. Fokus pada materi esensial
3. Pembelajar yang fleksibel
Pendidikan karakter meliputi:
1. Integritas 6. Keberanian
2. Kejujuran 7. Kepedulian
3. Keberimbangan 8. Disiplin diri
4. Kegigihan 9. Tanggungjawab
5. Saling menghargai 10. Cinta tanah air
Guru sebagai agen perubahan (agent of change) mengubah paradigma guru masa lalu dan guru transpormatif
Guru masa lalu Versus Guru Transformasi
1. Mencari jawaban 1. Membiarkan anak mencari jawaban
2. Memberi jawaban 2. Memberi pertanyaan
3. Memahami materi pelajaran 3. Memahami keuniukan anak
4. Meminta anak menghafal 4. Meminta ank berkreasi
5. Berkomunikasi langsung 5. Menggunakan media sosial
6. Memahami literasi buku 6. Memahami literasi digital
7. Mendorong anak berkompetisi 7. Mendorong anak berkolaborasi
Tantangan dalam Menerapkan Paradigma Baru:
- Perubahan mindset: Guru dan tenaga kependidikan perlu mengubah cara berpikir dan bekerja.
- Infrastruktur: Tidak semua sekolah memiliki fasilitas dan teknologi yang memadai.
- Kurikulum: Kurikulum yang ada mungkin belum sepenuhnya mendukung pembelajaran aktif.
Paradigma baru dalam pendidikan adalah suatu keniscayaan. Dengan terus beradaptasi dan berinovasi, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih relevan, efektif, dan mampu menghasilkan generasi yang siap menghadapi masa depan.
No comments:
Post a Comment