Dua tulisan ini muncul di wag. Terus terang sebagai orang tua saya tahu bahwa nilai akademik bukan satu-satunya indikator untuk menghantarkan buah hati menuju ke kesuksesan hidup. Tapi seringkali pertanyaan orang sekitar masih berkutat di hal yang sama. "Anak kamu rangking berapa?"
Tulisan ini barangkali saya gunakan untuk meneguhkan langkah, yang memang dari awal saya perlakukan kepada putri kami. Tapi tetap saja masih terpikir kalau tidak bisa matematika nanti mau jadi apa? Kalau nilai akademiknya biasa saja, bisa bersaing ke tingkat berikutnya tidak? Besok kuliahnya mau apa kalau nilainya jemblok? Beragam pikiran yang terfokus pada nilai akademik mulai menggoda untuk hadir dan mempengaruhi paradigma baru yang tengah dibangun:Anak menikmati keindahan masa belajar sesuai tahap dan kemampuan. Menikmati belajar bukan belajar untuk mengejar target nilai.
Silahkan semoga tulisan berikut ini bermanfaat bagi kita para orang tua terutama terkait rapor yang sudah diterimakan hari ini atau Senin depan. Selamat berproses.
Ranking Bukan Indikator Keberhasilan
Akhir bulan Desember adalah penerimaan raport buat para putra-putri kita. Saya ikut bahagia di hari yang ceria ini buat anda semua. Ijinkanlah saya memberi sudut pandang yang mungkin bermanfaat untuk kita semua.
1. BERHENTILAH anda memamerkan ranking puta-putri anda!
Yang TERPENTING dari Pendidikan itu BUKAN ranking. Hakekat dari pendidikan itu adalah menjadikan anak anda:
• mencintai aktivitas membaca untuk mencari pengetahuan
• Bisa berpikir logis
• Tahu nilai-nilai benar & salah
• Mampu mengembangkan bakatnya, dan
• Punya semangat juang untuk mewujudkan apa yang dia inginkan secara disiplin & konsisten.
2. BERHENTILAH anda menjadikan ranking putra-putri sebagai kunci dari keberhasilan !
Ketika kita menjadikan ranking sebagai bukti keberhasilan pada anak kita, dampak terbesar adalah pada titik itulah kita berfokus. Kenyataannya TIDAK !!
• Saat anak anda mencintai membaca maka mereka menguasai banyak pengetahuan, tidak peduli apakah mereka punya ranking baik atau buruk.
• Saat anak anda bisa bepikir logis maka mereka akan mampu membangun visi dan impian mereka. Visi dan impian mereka itu tidak bisa dinilai per semester atau per semester untuk diperbandingkan antara anak satu dengan anak lainnya.
• Saat anak anda tahu mana nilai yang benar dan mana yang salah maka mereka akan punya integritas
• Saat mereka mengenal bakat mereka yang sesungguhnya maka mereka akan mampu menghasilkan karya dan dedikasi yang terbaik
• Saat anak anda punya semangat juang maka itulah kunci sejatinya kesuksesan hidup.
Dan ini semua tidak bisa diranking. Jika anda fokus pada ranking maka anda akan kehilangan nilai-nilai yang hakiki dalam pendidikan. Kalau anda harus kompromi dengan sistem pendidikan sekolah maka “kompromi” anda adalah, usahakan anak anda SELALU naik kelas dan bergairah menjalani aktivitas sekolahnya. Maknai nilai raport anak anda HANYA sebagai SALAH SATU indikator untuk tahu mana titik lemahnya, mana titik unggul dan progress kerjanya sehingga anda bisa tahu di titik mana anda harus membantu anak anda. Sementara sisanya bantulah anak anda untuk cinta membaca, mampu berhitung secara logis, menemukan bakat/kelebihannya, mengajarkan kejujuran dan punya semangat juang pantang menyerah. Proses pendidikan & pengajaran adalah proses seumur hidup, tidak adil bagi putra-putri anda hanya dinilai dari ranking yang diperolehnya semester ini atau semester yang lalu.
Rizki Nuansa Hadyan
Psikolog & Pemerhati Dunia Pendidikan.
KECEWA MELIHAT NILAI RAPOR - Ayah Bunda yang dirahmati Allah, keberhasilan pendidikan dalam Islam tidaklah dilihat dari hasil ujian atau angka-angka yang tertulis di rapor, tapi berhasil atau belum berhasilnya proses pendidikan sesungguhnya bisa kita lihat dari poin-poin berikut:
1⃣ Aqidah yang benar.
Sudahkah anak-anak kita tumbuh di atas aqidah yang benar, bebas dari pemahaman-pemahaman yang menyimpang dari Al Quran dan Sunnah?
2⃣ Ibadah yang shahihah.
Apakah ananda wudhunya sudah betul? Shalatnya sudah benar seperti yang diajarkan oleh Rasulullah?
3⃣ Akhlaqul kariimah & Adab Islamiyyah
Lahirnya akhlaq yang mulia adalah bentuk keberhasilan sebuah proses pendidikan. Apakah anak-anak kita sudah bisa menjaga sopan santun, jujur serta menjaga lisannya dari ucapan-ucapan kotor, memiliki empati kepada orang yang kurang mampu, mampu menahan emosi serta tidak suka usil menganggu orang lain? Kalau sudah maka Alhamdulillah, insya Allah dari sisi ini pendidikan Ananda sudah berhasil.
Apakah Ananda masih suka masuk rumah tanpa mengucapkan salam, makan dan minum pakai tangan kiri, ke WC langsung begitu saja tanpa membaca doa terlebih dahulu? Kalau belum, berarti masih ada PR terhadap pendidikan adab ananda.
💖Mudah-mudahan ayah bunda tidak kecewa kalau nilai-nilai ananda kali ini kurang baik, karena sebenarnya kalau poin-poin di atas sudah ada pada diri Ananda, insya Allah proses pendidikan Ananda sudah berjalan di atas rel yang benar.
📝Akhukum,
Wira Mandiri Bachrun
No comments:
Post a Comment