Friday, 17 December 2021

Sex Edu Untuk Anak-Anak


Kegiatan rutin Jumat malam pada kesempatan 17 Desember 2021 ini bertema Pendidikan Seks untuk Generasi. Narasumber adalah Bunda Erna yang memang sudah sangat intens membahas dan meneliti permasalahan pendidikan seks bagi anak-anak.

Kegiatan ini diawali sebuah kutipan yang disampaikan oleh Pak Aris Ahmad Jaya "Ketika kita pura-pura lupa, pura-pura buta, pura-pura tuli atas kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi di sekitar kita, maka kita akan terkaget-kaget bahwa bisa jadi kejadian itu menimpa orang-orang terdekat kita". Kutipan tersebut tentu saja menjadi warning bagi kita semua akan pentingnya pendidikan seks bagi anak.

Seringkali kita merasa tabu dan saru ketika akan membicarakan tentang seks di hadapan anak. Hal tersebut justru bisa menjadi bumerang bagi kita di masa yang akan datang. Kita tidak mempersiapkan anak kita untuk masa akil balighnya. Mereka sudh dewasa secara fisik tetapi secara emosinya mereka belum dewasa. Hal inilah yang menjadi salah satu sebab beragam peristiwa miris yang terjadi pada saat ini.

Kadang orangtua lupa mengajarkan mereka berempati kepada dirinya sendiri

Ketika buah hati sudah masuk puber, kakak-adik berbeda jenis kelamin, masih disatukan dalam kamar yang sama. Terkadang kita ajarkan mereka bertanggung jawab pada lingkungan, namun terkadang kita lupa menyadarkan bahwa suatu hari merekalah yang harus bertanggung jawab.

- Orangtua harus memahamkan aqil baligh kepada buah hati

- Perlu ada sinergi yang baik (pihak sekolah melalui pelajaran agama atau karakter yg memuat kurikulum untuk menjelaskan pubertas itu sendiri.

- Keluarga harus difasilitasi (oleh pihak sekolah maupun Lembaga atau pemerintah) dengan memberikan pembelajaran yang benar-benar bisa dipahami dan diterima terkait bagaimana menyiapkan anak-anak menuju aqil baligh.

- Orangtua perlu memiliki ketegasan bagaimana buah hatinya melakukan interaksi khalwat (berdua-duaan) dan menyampaikan hal-hal terkait tanggung jawab anak

Salah satu contoh adalah tentang haid, bagi anak perempuan kita.

Katakan kepada mereka,

"Nak...ketika engkau haid, dimana darahmu sudah keluar, itu berarti kamu sudah bertanggung jawab atas apa yang engkau lakukan. Tinta malaikat Roqib dan Atid sudah berjalan untukmu.

Jadi ketika engkau bohong, atau misalnya tidak melakukan shalat… ketika engkau meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim (jika ini adalah keluarga muslim), berarti perbuatanmu sudah ditulis baik itu perbuatan baik atau pun buruk, itu artinya kamu sudah masuk yang dinamakan aqil baligh."


Kegiatan malam ini diharapkan dapat membuka mindset kita bahwa pendidikan seks bagi anak adalah satu ilmu yang sangat penting kita urgent sekali kita sebelum nanti akan kejadian di lingkungan terdekat kita. ketiga pembelajaran baik oleh orang tua, pihak sekolah maupun pemerintah semestinya harus ada lembaga yang membahas tentang hal tersebut.


Anggapan tabu dan saru tentang pendidikan seks ini memang luar biasa. Pertanyaan yang arahnya itu tentang sex edu ternyata luar biasa mendapat protes. Bunda Erna mencontohkan satu soal yang sederhana dan simpel, yakni bagian mana yang tidak boleh disentuh atau diraba oleh orang lain? Pilihan-pilhan yang disediakan adalah kaki dada sama kepala. Pertanyaan tersebut dianggap tidak pantas untuk ditanyakan.


Ada beberapa sebab pendidikan seks itu dianggap sebagai hal yang tabu untuk dipelajari dan disampaikan:

1) Masyarakat masih menganggap masalah pendidikan seks itu tidak penting. Ilmu tentang hal tersebut akan dikuasai anak dengan sendirinya, kita nggak perlu menyampaikan. Pendidikan seks pada anak dianggap sebagai sebuah ilmu yang cukup sepele, nggak penting. Lebih penting belajar tentang akademik yang lain.

2) Yang kedua orang tua abai. Apa karena kesibukan, apa karena tidak berani atau apa karena tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. Mulainya dari mana dan nanti bagaimana. Seperti apa belum siap dengan pertanyaan-pertanyaan kritis anak yang cukup sederhana tapi cukup dalam. Pengertian antara seks dengan aktivitas seksual itu beda. Seks adalah jenis kelamin atau gender. Sedangkan aktivitas seksual bisa kita mencium, berpelukan, merangkul.

3) Yang ketiga adalah sekolah kurang memperhatikan hal ini. Dari sekian jumlah sekolah yang ada di Indonesia hanya sekian persen (presentasinya sangat kecil ) mereka yang peduli. Mereka yang peduli yang kemudian sampai membuat kurikulum tersendiri.

4)Yang keempat minimnya peran lembaga agama. Padahal semuanya sudah dicontohkan melalui tindakan dan perilaku Rosulullah SAW. Bagaimana mendidik anak usia anak-anak, remaja hingga dewasa. Sayangnya kadang kurang disampaikan.

5) Anak sudah terlanjur nanti sexually active tapi kita belum menyiapkan anak-anak untuk menuju pendidikan tentang pubertas.

Maka jangan heran ketika kita nanti panen kasus akibat dari kondisi di atas. Beberapa kasus yang terjadi di masa pandemi ini anak-anak sekali belajar dengan menggunakan Gadget mereka dengan cepat mereka dengan media teknologi yang ada di rumahnya yang memudahkan mereka bisa sangat mudah mengakses internet.


Sejatinya pendidikan seks dan seksualitas di usia ini meliputi beberapa aspek.

Dan ke semua aspek kelak akan menghantarkan anak SIAP MENUJU fase AQIL BALIGH. Ini semua bagian dari proses. 

Kemandirian anak tidak serta merta terbangun, manakala tidak dibiasakan sejak dini. Termasuk kesiapan anak menghadapi berbagai perubahan baik fisik, psikis maupun yg lain termasuk tanggungjawab.

Jika boleh dicacah lagi dari awal dan basic, menjadi seperti ini :

✅ Ajarkan anak untuk mengetahui identitas dirinya (Laki-laki atau Perempuan)

✅ Pastikan anak Aware dengan tubuhnya dan mengetahui nama-nama bagian anggota tubuh, terutama organ Vital

✅ Berikan istilah yg umum (secara medis/agama) untuk organ Vital, mis. Laki-laki : Penis, Perempuan : Vagina, atau Kemaluan. (Hindari menggunakan bahasa Ibu / daerah, karena berpotensi anak menjadi bingung dan rentan terjadi pelecehan seksual).

✅ Minimalisir penggunaan celana dalam berkarakter/ada gambar-gambar lucu, sehingga membuat orang yg melihat menjadi "gemas/greget" ingin mencubit/colek daerah sekitar pantat. (Hal ini banyak kasus yg kami dapat, sehingga anak merasa tubuhnya boleh dicolak colek org lain)

✅ Pastikan anak di usia 3 tahun sudah LULUS Toilet Training, sehingga setelah BAK/BAB ia mampu membersihkan sendiri. 

karena ini akn berpengaruh pada letak berharganya bagian tubuh terutama organ vital.

 Terlebih jika sering bergonta ganti orang yg membersihkan (ex. Mbak, Bibi, Teteh, Nenek/Mbah, budge, Om, dll).

Anak akan beranggapan bahwa siapa saja boleh memegang daerah sekitar kemaluan, karena ada keperluan membantu membersihkan. Ini fatal! usahakan tidak bergonta ganti orang. 

Jadi, umur 3 tahun pastikan sudah selesai masa toilet training.

Usahakan di usia ini juga sudah lepas pampers. Banyak sekali ortu yg "ga mau ribet" dan msh saja dipakaikan pampers. Mirisnya, sampai pagi belum dilepas juga. Pdhl sudah penuh 🤦🏻‍♀️Ini efeknya panjang..

✅ Menanamkan rasa malu sejak dini. Ketika beraktivitas di dalam kamar mandi, pastikan pintu tertutup dan menerapkan ada ketika di kamar mandi. 

Setelah beraktivitas di kamar mandi, badan sudah tertutup dg baju/minimal sudah terbalut dengan handuk baru boleh keluar menuju kamar/ruang ganti.

✅ Jika berada di luar, dan ada keperluan ke Toilet. Cari toilet yg sesuai dengan jenis kelamin masing2. Mencegah anak ambigu dengan identitas dirinya 😇

✅ Di usia ini, anak Sudah harus diajarkan tentang 3 jenis sentuhan (baik, membingungkan dan buruk). Pastikan anak bukan sekedar tahu, tapi juga simulasi/praktek untuk melawan jika ada perlakuan tidak baik terhadap dirinya.

Ajarkan anak untuk berani menolak, berteriak, melawan atau lari dan melapor ke orang lain. Tak selamanya kita mampu mendekap anak kita terus selama 24jam. Ada saatnya mereka berlepas dari diri kita, apakah ketika mereka sekolah, main di luar rumah, dll.

✅ Memisahkan tempat tidur anak ketika umur 7 tahun. Ingat ayah bunda, anak-anak tidak selamanya kecil. Mereka terus tumbuh dan berkembang, di dalam tubuhnya ada zat kimia aktif bernama hormon yg terus bekerja dan membuat suatu "kenyamanan" tertentu.  Apalagi jika anak sengaja/tdk sengaja melihat "aktivitas" ortu di dalam kamar. Nauzubillah.. Jadi usahakan dipisah ya..🙏😊

✅ sudah mulai aware dengan tanggungjawab, apakah tugas2 sekolah, mengaji terlebih SHOLAT (bagi kaum muslim). Hal ini akan memudahkan jika kelak ia masuk usia baligh, orang tua tidak akan bekerja esktra untuk mereminder kewajiban terutama sholat karena sudah terbiasa.

✅ Ajak anak terlibat dengan aktivitas/pekerjaan ringan/keterampilan (life skill) di rumah. Mis, fun cooking untuk anak Perempuan, meronce, berkreasi dengan bahan yg ada di rumah, dll. Sedangkan untuk anak Laki-laki, bisa dengan melibatkan mereka mencuci kendaraan, perbaiki sepeda, genteng, pintu rusak, dll (intinya masih menjaga Fitrah feminin dan maskulin pd anak)

✅ Sering mengobrol/bercerita dg anak (komunikasi terbuka). Selain membangun bonding, hal Ini juga bertujuan ketika kelak anak mengalami mimpi badan/menstruasi Pertama kali, maka tak segan ia bercerita kepada orang tuanya. 

Mengingat komunikasi yang kerap terbangun antara orang tua dengan anak sengaja selama ini yakni banyak yang terbatas pada Instruksi, pertanyaan atau larangan. 

Sehingga membuat anak merasa tidak nyaman ketika bicara dg ortunya. Jadi, jangan salahkan jika mereka lebih terbuka dan nyaman dengan orang lain/pihak lain (gadget). Termasuk ketika mereka harus curhat tentang pengalaman mimpi basah/menstruasi. Tidak sedikit anak yg akhirnya googling sendiri dengan "cara" mereka.

✅ Kontrol penggunaan Gadget anak, terutama apa yg dilihat/tonton anak. Minimalisir tontonan yg tampak terbuka auratnya, termasuk dari game, film, dll. Karena hal ini bersengaruh pada perilaku seksual mereka kelak, termasuk kata2 dan lifestyle.

✅ Membangun kebiasaan anak untuk minta Izin, ketika masuk ke rumah/ruang/kamar orang lain/orang tua (Qs. an Nur : 58)

✅ Kunci semua dengan nilai spiritual. Bahwasanya semua ini adalah titipan Allah SWT, termasuk tubuh. Untuk itu perlu dijaga dan dirawat kebersihannya serta terus belajar untuk bertanggung jawab atas diri. Bismillah, anak-anak semakin bersyukur dan mampu menjaga dirinya dimana pun dan kapan pun. 

Apakah kita sebagai orang tua sudah peduli dan menjelaskan seperti itu kepada anak kita? Sebuah pertanyaan yang menjadi tamparan untuk kita orang tua agar kita mampu mempersiapkan anak sadar akan bagian tubuh dan emosinya sehingga siap menghadapi masa akil balighnya. Selamat belajar Ayah Bunda. Semoga kita menjadi orang tua yang mampu menyiapkan generasi yang matang secara fisik dan emosionalnya. Semoga bermanfaat.

6 comments:

  1. Terimkasih sharing ilmunya Bunda...betul sekali kadang kita nerasa risih membicrakan hal2 yang berbau sek pd anak. Smg dg mmbaca tulisan ini bnyak oara orang tua pham betapa pentingnya pembaharan sex sehak dini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah semoga lebih banyak yang mendapatkan ilmu pendidikan seks sejak dini.

      Delete
  2. Pendidikan sex penting untuk anak. Dalam rangka menyiapkan masa baliqhnya. Artikel bermanfaat, Bu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Pak. Sedang belajar untuk mempersiapkan putri tercinta agar sadar dengan dirinya sejak dini.

      Delete
  3. Terima kasih ilmunya, bagus sekali ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah semoga bermanfaat. Saya juga banyak belajar.

      Delete

Parenting Bulan Desember 2024 Musabangga

Kegiatan parenting bulan Desember 2024 dilaksanakan bersamaan dengan pembagian hasil belajar siswa atau rapor.  Kegiatan ini dilaksanakan pa...